Sidang Jum’ah Rahimakumullah…
Rasulullah SAW bersabda bahwa ketika seseorang telah dibaringkan di dalam kubur dan para pengantar telah meninggalkannya, maka dua malaikat, yakni Munkar dan Nakir, segera mendatangi dan menanyakan tentang tiga hal pokok, yakni: siapa tuhannya, apa agamanya dan siapa nabinya. Hadits tersebut sebagaimana diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib:
فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ شَدِيدَا الاِنْتِهَارِ فَيَنْتهِرَانِهِ وَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولاَنِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ مَا دِينُكَ؟ مَنْ نَبِيُّكَ؟
Dalam beberapa riwayat dikatakan ketiga pertanyaan pokok tersebut diikuti dengan tiga pertanyaan berikutnya sehingga berjumlah enam pertanyaan sebagai berikut:
1. Man rabbuka? Siapa Tuhanmu?
2. Ma dinuka? Apa agamamu?
3. Man nabiyyuka? Siapa Nabimu?
4. Ma kitabuka? Apa kitabmu?
5. Aina qiblatuka? Di mana kiblatmu?
6. Man ikhwanuka? Siapa saudaramu?Sidang Jum’ah Rahimakumullah…
Keenam pertanyaan di atas tampak sepele untuk dijawab. Namun, sebenarnya tidak demikian sebab semua bergantung pada amal masing-masing semasa hidupnya. Ketika seseorang sudah dibaringkan di dalam kubur, ia sendirian tanpa seorang pun menemani; sementara malaikat menyapa dengan garang sambil menarik orang itu agar berposisi duduk. Kedua malaikat kemudian mengajukan keenam pertanyaan sebagaimana di atas. Mereka yang senantiasa melaksanakan shalat lima waktu, terlebih yang suka shalat berjamaah di masjid, sesungguhnya mereka telah memegang kunci sukses menjawab keenam pertanyaan itu.
Sidang Jum’ah Rahimakumullah…
Kalau kita camkan definsi shalat, yakni serangkaian kegiatan ibadah tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, maka kita dapati kata pertama yang wajib kita ucapkan dalam shalat adalah الله, yakni dalam takbiratul ihram: الله اكبر. Jika dalam sehari semalam kita melakukan shalat fardhu lima waktu, maka kita akan menyebut الله dalam takbiratul ihram sebanyak lima kali. Jika takibiratul ihram ditambah dengan takbir-takbir yang lain seperti takbir sebelum ruku’, sebelum sujud, dan sebagainya, maka dalam sehari semalam kita menyebut الله sebanyak 68 kali. Itu belum termasuk yang kita sebut dalam shalat-shalat sunnah. Singkatnya orang yang taat menjalankan perintah shalat akan sangat terbiasa mengucapkan الله.
Kaitannya dengan pertanyaan pertama di atas, seseorang yang semasa hidupnya senantiasa melaksanakan kewajiban shalat, kemudian di dalam kubur ditanya: من ربك (siapa Tuhanmu) maka dengan mudah ia dapat menjawab: الله ربي (Allah Tuhanku) karena ia terbiasa menyebut الله setidaknya 68 kali dalam sehari semalam. Bayangkan mereka yang malas shalat, apalagi tak pernah shalat sama sekali. Tentu mereka akan mengalami kesulitan menjawab pertanyaan ini.
Sidang Jum’ah Rahimakumullah…
Terhadap pertanyaan kedua, yakni ما دينك (apa agamamu) seseorang yang semasa hidupnya senantiasa melaksanakan kewajiban shalat, ketika di dalam kuburnya ditanya: ما دينك - apa agamamu – maka dengan mudah ia dapat menjawab:الاسلام ديني (Islam agamaku) karena dalam konteks sekarang hanya Islam satu-satunya agama yang memerintahkan melaksanakan shalat.
Agama-agama sebelumnya pada zamannya juga memerintahkan umatnya melaksanakan shalat bahkan dengan jumlah rakaat yang lebih banyak dari pada Islam. Agama-agama itu hingga sekarang masih ada, namun inti ajarannya tidak lagi menekankan iman tauhid dengan hanya menyembah Allah SWT sebagaimana Islam. Maka bisa dimengerti agama-agama itu tidak lagi menyerukan umatnya melakukan shalat. Shalat telah identik dengan Islam karena sekali lagi dalam konteks sekarang Islam satu-satunya agama yang memerintahkan shalat.

KAMU SEDANG MEMBACA
MATERI KHUTBAH JUM'AT PILIHAN
SpiritualeBuku ini disusun dengan tujuan untuk membantu para khatib dalam melaksanakan tugasnya menyampaikan khutbah Jum'at -- juga sebagai bahan ceramah keagamaan di berbagai kesempatan , yang dikumpulkan dari berbagai sumber baik buku, media cetak maupun In...