01

11 2 0
                                    

Seorang anak berusia 11 tahun menyandarkan dirinya ke tembok diujung kelas, tertunduk dia karena malu. Baru saja dirinya mendapatkan guncangan hebat karena perceraian yang direncanakan orang tuanya. Memang gadis malang itu tidak mengetahuinya langsung dari kedua orang tuanya tapi... Bukankah itu lebih menyakitkan? Lebih parahnya lagi yang mengetahuinya adalah musuh Greyla, otomatis anak itu yang bernama Sela langsung menyebarkannya.

Jam 06.45 WIB

Greyla baru datang dengan sejuta kebahagiaan karena papa membelikan novel baru karya Tere Liye yang sudah lama diinginkan Grey, dan mama memasakkan banyak sekali makanan, istimewanya itu semua makanan favorit Grey. Baru langkah pertama gadis berponi itu memasuki kelasnya, semua anak langsung menatapnya ada beberapa yang memperlihatkan ekspresi risau, dan yang lainnya melemparkan senyuman termanis mereka yang belum pernah dilihat sebelumnya oleh Grey.


Tumben?

Saat Grey menyimpan tas di rak yang sudah disediakan oleh pihak sekolah Salma tiba-tiba mendekat dengan suara parau dan ekspresi yang kecewa. "La apa bener..." suaranya seperti baru saja menangis, dan Grey sangat tidak suka jika Salma seperti itu.

"Ma lo gapapa? Ada apa?! Ceritain ke gue!" sentak Grey cemas, Salma tak percaya dengan reaksi Grey yang malah mengkhawatirkannya, kini Salma sudah tak tahan karena lagi-lagi Sela mempermainkan Salma dan Greyla lagi. Dari tatapan penuh kekhawatiran kepada Grey, seketika Salma mengalihkan perhatiannya kepada Sela yang sedang membaca komik doraemon favoritnya. "Sela tukang gossip!" teriak Salma terang-terangan sehingga semua mata tertuju kepada dirinya.

Sela langsung menautkan alisnya dan menatap benci Salma, "Apaan sih lo?!" suara Sela tak kalah tinggi, "Apa maksud lo nyebarin gossip kalo ortu Grey cerai?!" nadanya tak kalah tinggi.

Tunggu... Cerai?

Bahkan Grey tidak mengetahui hal ini... Ada apa sebenarnya?

"BOHONG!" Jerit Grey seketika, yang Grey tau Sela memang membencinya tapi ini adalah permasalahan anak kecil kan? Kenapa harus sampai menyangkut pautkan keluarganya?

Sekarang giliran Grey yang menjadi pusat perhatian, bodoamat -lah jika dia dibenci sekelas, lagi pula memang dia selalu dibenci.

"Apa yang buat lo ngomong kayak gitu?!" rahangnya mengeras, air mata pun mengalir tanpa syarat "L-lo punya bukti apa?! A-asal lo tau, urusan lo sama gue, kebencian lo biar buat gue, t-tapi ja-ngan li-ba-tin ke-lu-ar-ga gue!" nadanya tegas tapi suaranya parau, Salma tau bahwa kini sahabatnya itu sedang berada di titik terlemah. Sementara itu Sela semakin keras kepala, dia mengeluarkan ponsel dan diputarkannya sebuah voicenote...

'Apa bun... Ulang,' 'mama papa Grey bakal cerai, tadi mama nya Grey curhat sama bunda. Bunda harap kamu bisa care sama--'

Persetan dengan Sela! Betapa ambruknya kini diri Grey, dan entah kian bertambah berapa persen kebencian Grey pada Sela. Dan tiba-tiba Gerhan selaku KetuaKelas menarik pergelangan tangan Grey hingga dia tersungkur ke dekapannya. Semua mata benar-benar tercengang dengan aksi Gerhan, apalagi Grey saat ini dia berada di dekapan Gerhan. Jatungnya seketika berdebar lebih cepat daripada biasanya, aksi heroik nya membuat Grey kagum.

"Sela lo tuh masih SMP, jaga sikap dong! Itu privasi orang dan lo ga berhak nyebarin hal itu!" cecar Gerhan yang kini tengah menepuk ubun-ubun Grey dan berhasil membuat Grey tenang. Sela mati kutu di depan Gerhan, siapa yang tidak tau jika Sela memiliki rasa kepada lelaki berperawakan Tinggi dan bermata tajam itu. Masalah pun selesai.

•••

Dentum speaker mengisi kemeriahan graduation SMP Citra Nusa, Grey menari dengan  lincah diatas panggung. Lagu Worth It menemani setiap gerak yang dilakukannnya, dan saat musik berhenti kemeriahannya semakin bertambah. Sebelum pergi Grey memberikan salam, dan keluar dengan gerakan moondance ala MJ.

Di backstage telah berdiri seorang pria yang tersenyum bangga saat Grey menuruni tangga panggung, pria itu lantas memberikan sebotol minuman segar yang sedari tadi di pegang dan sengaja dibeli untuk Grey, hanya Grey...

"You so perfect," pujinya sambil mengedipkan sebelah mata, Grey hanya tersenyum malu serta menggeplak punggung pria itu. "Kamvret! Sakit bego!" ringisnya sambil mengelus punggung yang sebenarnya tidak sakit.

"Hahahaha, lo tuh emang yang paling bisa buat gue seneng.." ujar Grey dengan cengiran khasnya, Gerhan melihatnya hanya tersenyum. Karena Grey sudah sangat bangun dari keterpurukan perceraian orang tuanya, dan itu berkat Gerhan.

"Eh Han lo mau SMA kemana?" tanya Grey sambil mengipas kepalanya, "Gue ke pesantren," ujar Gerhan lemah, Grey yang mendengarnya malah tercengang tak percaya. "Wanjirr, demi apa lo?!" ujar Grey dengan tatapan penuh kekecewaan, "Demi cintaku padamu~" setelah menyanyikan penggalan lirik itu dia langsung berlari, dan Grey berlari untuk mengejar Gerhan.

"Ampun mbok ampun--" ujar Gerhan dan berhenti berlari, "--gue jujur nih SMA mau kemana tapi jangan dicubit terus," lanjut Gerhan yang mulai kesakitan dengan cubitan Grey. "Oke oke, dimana?" jawab Grey mengalah,

"Ardiresa Boarding School,"

A/n:

744 kata yeayyy🙌🙌 gimana part ini?? See you next chapter😍😍😁😁

CreepevelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang