Arka Reynand membolak-balikan lembar demi lembar kertas yang sedang dibacanya dengan penuh kosentrasi. Sekali-kali keningnya berkerut membaca bebarapa point yang dianggapnya terlalu berlebihan.
Sedangkan, gadis yang duduk dihadapannya hanya menunggu persetujuan yang telah dia rancang bersama pengacaranya agar laki-laki itu menandatangani perjanjian mereka. Kesepakatan yang akan merubah kehidupan mereka selama 1 tahun 3 bulan kemudian.
Arka berdeham pelan ketika ia membaca sesuatu yang tidak menguntungkan baginya “ Bisakah kau membaca halaman 3 point ke 4. Tidakkah itu hanya menguntungkan bagimu?” tanyanya langsung.
Anindiya Callista segera membaca point yang dimaksud oleh Arka “ Pihak pertama dan Pihak kedua tidak boleh memiliki hubungan spesial terhadap seseorang tanpa sepengetahuan dari masing-masing pihak.” Bacanya menggulang apa yang tertulis dikertas tersebut.
“ Aku lelaki normal. Profesiku juga dipenuhi dengan berbagai wanita cantik tidakkah ini terlalu berlebihan” protes Arka sambil memainkan penanya.
Call membuka kacamatanya dan menatap ke arah Arka “ Baiklah aku pertimbangkan, tapi kau tidak boleh sampe ketahuan oleh media. Karena, akan merusak segalanya” Call memperingatkan Arka.
Arka tersenyum tipis mendengarnya” Akan kuusahakan”.
“ Aku juga tidak menyukai point yang kau berikan” Call juga memprotes isi perjanjian yang diberikan Arka.
Arka menaikkan Alisnya penasaran “ Bagian mana yang kau maksud?”
Call mengambil kertas yang tak jauh dari surat perjanjian yang ditulisnya “ Selalu bersedia hadir bersama ketika pihak pertama menghadiri segala undangan acara atau premier film”.
“ Aku seorang aktor wajar aku membutuhkan pendamping disetiap acara yang mengundangku. Bukankah kita akan menikah tentu kau akan menjadi pasanganku disetiap saat” jelas Arka.
“ Bukan itu yang aku maksud, kau hanya perlu merubah kalimat selalu bersedia. Ingat aku seorang sutradara dan memiliki kesibukan lainnya juga” kata Call “ Bagaimana jika aku sedang berada di pedalaman hutan Indonesia untuk syuting. Kau ingin membunuhku? Bolak-balik dari hutan ke Jakarta hanya untuk itu.” Call tidak ingin menggalah.
Arka mencerna setiap penjelasan yang diberikan Call. Hal itu sangat masuk akal pikirnya.
“ Aku akan merubahnya” Arka menerima usulan Call.
“ Jadi, perjanjian yang aku berikan kau setujui semuanya?”’ Call bertanya dengan nada yang was-was. Takut Arka akan memprotes poin yang paling penting dalam hidupnya yaitu tidak boleh melakukan hal yang biasa dilakukan oleh pasangan suami istri ketika sudah menikah.
“ Aku setuju” jawab Arka tanpa pikir.
Call akhirnya bisa bernafas lega dan tersenyum “ Kau harus menandatanganinya sekarang dan aku juga akan menandatangani perjanjian milikmu juga”
Arka lalu melakukan apa yang diminta gadis itu. Ia sebenarnya malas membaca surat perjanjian yang diberikan gadis itu yang dianggapnya terlalu banyak. Bukankah ia hanya perlu setujui saja, toh ia dan Call hanya sebentar menikah. 1 tahun 3 bulan adalah waktu yang singkat menginggat pekerjaannya sebagai actor yang selalu penuh dengan berbagai macam kegiatan. Waktu itu akan terasa sebentar baginya.
Mereka berdua telah selesai menandatangani surat perjanjian masing-masing. Arka menatap mata Call dan sebaliknya Call juga melakukan hal yang sama.
“ Ingat pernikahan ini harus tanpa cinta” Arka membuka suaranya dengan tegas.
“ Dan perjanjian ini hanya diketahui oleh kita berdua dan pengacara kita. Jangan sampai ketahuan orang lain” sambung Call mengingatkan.
“ Deal” Arka mengulurkan tangannya ke arah Call menandakan persetujuannya.
Call meraihnya dan membalas uluran tangan Arka.“ Aku pergi dulu. Aku harus ke luar negeri untuk pemotretan. Segala urusan pernikahan kita telah aku perintahkan ke managerku untuk mengurusnya. Kau hanya perlu mengikutinya saja dan satu lagi hubungi aku ketika kau membutuhkanku” ujar Arka sambil memakai kacamata hitamnya.
“ Baiklah sampai jumpa 5 hari lagi ketika kau datang melamar ke orang tuaku” Call berdiri dari kursinya mempersilahkan Arka keluar dari ruangannya.
“ Oke. Sampai berjumpa lagi calon istriku” senyum tipis Arka mengembang diwajah tampannya.
Call hanya memandangi laki-laki itu hingga menghilang dari pintu dan segera duduk kembali memikirkan segala yang akan terjadi di masa yang akan datang. Call membutuhkan Arka untuk masa depannya dan Arka membutuhkan Call untuk Kariernya. Bukankah ini yang dinamakan hubungan yang saling menguntungkan.
Call hanya perlu mengikuti alur ceritanya dan bermain sesuai perannya.
:::Haiii.. ini cerita keduaku.
Semoga menyukainya yaa.
Jangan lupa vote and comment ya
Voting dr kalian akan membuatku semangat dalam menulis
Terimakasih..
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With Mr. Actor (The End)
ChickLit" Aku tidak pernah memikirkan kehidupan percintaanku seperti apa yang akan aku jalani dimasa mendatang. Sebelumnya, aku pernah memiliki kisah cinta jauh sebelum aku mengenalmu. Yah.. kamu selalu membahasnya dan mengungkit wanita-wanita itu. Aku mun...