"Bakar saja dia dengan bangunan tua itu, sayang. Kita tidak perlu repot-repot menyembunyikannya lagi, aku tidak ingin lebih repot dari ini."
"Kau menyuruhku membunuhnya? Jangan bercanda! Sebenci apapun aku kepada anak itu, dia tetap anakku."
Seorang wanita cantik dengan baju super seksi mendekati seorang pria yang sedang duduk dipinggir tempat tidur. Ia menatap pria tersebut dengan wajah memelas, mencoba merayu agar pria tersebut bersedia menarik kata-katanya untuk membakar gedung tua tempat dimana ia menyembunyikan seorang anak kecil.
Pria itu mendengus sinis, "Jika kau tidak bisa melakukannya, aku akan melakukannya dengan senang hati untukmu. Kau tahu, jika anak itu tumbuh besar dan mengetahui kebenarannya, bukan hanya kau dan si bodoh itu yang dalam masalah, tapi aku juga. Dan anak itu akan lebih menderita lagi."
"Ini pilihan yang sulit, sayang. Anak itu juga anakku, aku masih memiliki jiwa seorang ibu." Wanita tersebut berkata dengan gusar.
Suara ledakkan tawa menyahuti ucapannya. Pria yang berada disisinya tertawa dengan keras, terdengar seperti mengejek si wanita.
"Jangan bercanda, sayang." Kedua tangan besar pria tersebut menghimpit pipi si wanita disertai suara kekehan mengejek. "Anak itu sudah tak tertolong lagi, dia tidak bersuara dan tidak bergerak, bahkan ketika kau memaki dan memukulnya. Dia seperti monster kecil yang sedikit tangguh karena masih tetap hidup setelah kau menyiksanya."
"Pilihan kita hanya dua, membunuh atau dibunuh. Kau tahu sendiri bagaimana Kim Kyung Ho sangat mencintai anak itu, jika dia tahu bagaimana kita memperlakukan anaknya, dia akan membunuh kita tanpa berfikir panjang, ah tidak! Itu terdengar lebih baik. Jika itu Kyung Ho, dia akan menangkap kita, mempertontonkan kita dihadapan publik lengkap dengan segala kebusukan yang pernah kita lakukan, kemudian menarik kita kembali untuk disiksa hingga kita mati perlahan. Itu terdengar mengerikan!"
Mendengar pemaparan tersebut, si wanita mendadak merinding. Ia ketakutan dan menyesal. Ini salahnya karena memilih Kyung Ho sebagai targetnya, harusnya ia tahu ketika seseorang berurusan dengan laki-laki itu, tidak akan ada yang bisa lepas dengan mudah dari cengkramannya. Termasuk dirinya, ia benar-benar tak bisa melarikan diri jika ia tidak memilih kabur dengan cara yang ekstrim. Ia masih ingin hidup.
******
"Aku membebaskanmu, Kim Tae Hyun. Maafkan aku yang membuatmu menderita. Sekarang terbakarlah bersama seluruh rasa sakit yang kau bawa sejak kau lahir."
******
"SEBUAH KEBAKARAN HEBAT TERJADI DISALAH SATU BANGUNAN TUA MILIK PENGUSAHA PARK JAE SOO"
******
"Namamu adalah Nam Woo Hyun, sayang. Kami akan menjagamu dengan baik, kami akan membuatmu bahagia, kami tidak akan meninggalkanmu."
Tangan lembut milik seorang wanita berumur 30 tahun menggenggam jari mungil anak laki-lakinya. Genggaman tersebut semakin kuat, namun tidak menyakitkan. Perlahan dibawanya tangan itu ke bibirnya, kemdian diciumnya dengan lembut bersama dengan air mata yang menggenang dan senyum yang terukir cantik di wajahnya.
******
"Ap...pa... Eom...ma..." suaranya terdengar lirih dan pelan, namun mampu membuat dua orang dewasa yang menggenggam tangannya menangis bahagia.
"Ya Tuhan! Dia berbicara, dia memanggilku appa!"
"Uri baby sangat pintar, Eomma sangat bangga padamu."
Kebahagiaan itu terus berlanjut dan terus bertambah setiap harinya. Keluarga yang bahagia dan terlihat harmonis. Tuhan benar-benar memberkati keluarga tersebut.
******
"Tidak apa chagi, kau bisa melakukannya lain waktu. Appa yakin kau akan bisa berjalan dan berlari nanti. Jangan terlalu memaksakan dirimu."
Dibelainya dengan lembut rambut anak laki-lakinya. Belaian yang menenangkan dan meyakinkan. Terasa hangat dan menguatkan, membuat semangat anak laki-lakinya terbakar.
"Aigooo, anak eomma terlihat begitu lelah." tangan lembut wanita itu menyapu wajah berkeringat anaknya dengan saput tangan, kemudian dengan gemas diciumnya pipi sang anak. "Kau sudah berusaha keras hari ini sayang, istirahatlah dengan baik. Eomma dan Appa akan menemanimu sampai kau terlelap nanti."
Perhatian yang menyenangkan dan terasa hangat. Wanita dengan garis-garis lembut di wajahnya itu tersenyum. Senyuman yang menyejukan anak laki-lakinya, senyuman yang seolah berkata 'apapun yang terjadi, kau akan baik-baik saja karena aku akan menjagamu.'
******
"YA! KENAPA KALIAN TIDAK BISA MELAKUKANNYA DENGAN BAIK! APA KALIAN BENAR-BENAR INGIN DEBUT DENGAN SUARA DAN DANCE YANG BERANTAKAN SEPERTI INI! ULANGI LAGI!"
"NAM WOOHYUN KELUARKAN SUARAMU!"
"KIM SUNGGYU KENAPA KAU BISA SALAH NADA! PERBAIKI!"
"KIM MYUNGSOO JIKA KAU TERUS SEPERTI INI AKU AKAN MENAMBAH LATIHANMU!"
"JANG DONGWOO HENTIKAN GERAKAN-GERAKAN ANEH ITU! YAK!"
"LEE HOWON APA YANG KAU LAKUKAN! YAAA JANGAN MENDAHULUI TEMAN-TEMANMU!"
"LEE SUNGYEOL JANGAN BERHENTI! KAU SALAH DIBEBERAPA GERAKAN!"
"LEE SUNGJONG KENAPA GERAKANMU SANGAT LAMBAN!"
******
Hallo^^ terimakasih sudah membaca...
Mohon bantuannya untuk keritik dan saran^^
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Alone
Fanfiction"You don't get what all this is about You're to wrapped up in your self doubt" *** "Diamlah disini, tetaplah hidup dengan dirimu sendiri." "Hanya kaulah yang pantas mengenal dunia, tapi ingat hal ini dalam tempurung kepalamu! Dunia tidak pantas meng...