Datang dan Pergi

33 2 0
                                    

Hari ini benar-benar hari yang melelahkan untuk hari pertama masuk di tahun ajaran baru. Jessy menghela nafas.

"Seharusnya bisa pulang lebih awal untuk hari pertama setelah liburan." Protes Jessy dalam hati sambil menuruni tangga yang letaknya tak jauh dari kelasnya.

Kelas Jessy kali ini berada di lantai dua. Ia amat bersyukur kali ini, karena paling tidak kelasnya tak lagi berada di lantai tiga. Jessy kemudian melanjutkan langkannya ke Gedung C sekolahnya. Gedung C dibangun khusus untuk kelas 12, 9, dan 6. Hal ini memang merupakan kebijakan sekolah agar Kelas 12, 9, dan 6 bisa belajar dengan tenang untuk menghadapi Ujian Nasional.

Langkagnya terhenti di depan kelas 12IPA-3. Dilihatnya dari luar jendela kelas itu, Ketua Kelas sedang mempersiapkan rakyatnya untuk pulang. Akhirnya Jessy memutuskan untuk menunggu sebentar. Sampai akhirnya seorang gadis berambut keriting keluar. Kemudian ia menepuk punggung Jessy dari belakang hingga membuatnya kaget.

"Ehh..Je. Udah keluar lu? Nunggu lama ya? Liburan kemana lu?"

"Aishh... Bikin kaget aja lu. Udah ayo pulang!" Tak satupun pertanyaan Glenda ia hiraukan. Tepat. Gadis keriting yang bersama Jessy itu bernama Glenda Meilin. Glenda adalah kakak kelas Jessy yang sudah sangat akrab dengannya.

Baru saja Jessy hendak melangkahkan kakinya, matanya terbelalak ketika ia mendapati seseorang menyerupai kakak kelasnya yang ia taksir dulu. Namun kini ia sudah lulus dan melanjutkan kuliah di luar negeri. Mustahil rasanya jika melihanya lagi dengan seragam yang sama dengan yang dipakainya.

"Eh ci, liat deh anak itu!" Jessy meminta Glenda untuk melihat anak yang dilihatnya tadi.

"Yang mana sih?" Glenda langsung mengalihkan pandangannya dan mencari-cari seseorang yang Jessy maksud. Tak lama kemudian anak itu melewati mereka berdua. Jessy sontak menarik pergelangan tangan Glenda dan berjalan mengikuti anak itu.

"Lu liat deh ci! Jalannya mirip siapa hayo?"

"Ohh.. Gue tau. Reynard kan?" Tebak Glenda yang kemudian dibalas anggukan oleh Jessy.

Setelah kurang lebih 100 Meter berjalan, mereka pun berpisah dengan anak itu. Jessy dan Glenda menyebrangi jalan dan menuju ke pangkalan angkot yang biasa mereka naiki. Setelah beberapa menit menunggu angkot dan kemudian menaikinya, Glenda angkat bicara.

"Masih aja lu mikirin Reynard. Move on mba!" Ledeknya kepada Jessy didalam angkot yang kini membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian.

"Apaan sih? Orang gue cuma bilang mereka mirip. Hih" Sahut Jessy kesal.

***

"Assalamualaikum. Selamat Pagi Anak-anak. Selamat datang di Kelas XIIPA-5. Harapan ibu untuk kalian adalah kalian bisa menjadi lebih dewasa dan menjadi contoh yang baik bagi adik-adik kelas kalian." Sapa Bu Nia ketika ia baru memasuki ruang kelas Jessy.

"Ibu akan memberikan kalian gambaran mengenai materi yang akan kita pelajari. Pertama saya akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok diskusi. Kemudian buatlah materi yang akan kalian diskusikan dan kemudian kalian presentasikan." Tambahnya bahkan ketika pertemuan pertama di tahun ajaran baru.

Jessy dan teman-temannya memang telah mengetahui betul watak Bu Nia. Beliau merupakan wanita tangguh yang cerdas dan tegas. Bu Nia bisa dibilang salah satu guru paling killer di sekolahnya. Tetapi entah mengapa Jessy justru mengidolakan karakter dan cara berbicara Bu Nia. Jessy menganggap Bu Nia adalah salah satu motivator baginya untuk menjadi wanita yang tangguh.

Tak lama kemudian ponsel Bu Nia berdering. Kemudian Bu Nia keluar kelas untuk menjawab telepon yang entah dari siapa. Bu Nia sebenarnya paling tidak suka jika ada hal yang mengganggunya ketika ia sedang mengajar. Beberapa menit kemudian Bu Nia kembali masuk ke dalam kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Procrastinated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang