CRAZE

1.8K 209 134
                                    

Perihal Chanyeol yang tidak pernah jatuh cinta, ini sungguhan.

Suku Maya boleh mengada-ngada soal kiamat tahun 2012, tapi mereka tidak bisa membual soal Chanyeol yang tidak pernah punya pacar. Dan kenapa dari sekian banyak suku di seluruh dunia, harus Suku Maya? Anggap saja kita semua dendam karena telah dijahili soal kiamat itu.

Meski hal ini tidak ada kaitanya sama sekali – hell yeah!

Kembali pada topik di atas. Tentang Chanyeol yang tidak pernah jatuh cinta sampai saat ini, sampai usianya menginjak delapan belas. Memang mencari pacar bukanlah prioritas tapi ayolah, bung. Ini menentukan masa depan. Chanyeol yakin bahwa ia tidak pernah dikebiri sebelumnya, tapi mengenai dirinya yang tidak pernah tertarik pada wanita masih menjadi misteri.

Contoh kasusnya ketika ia berdekatan dengan teman sekelasnya yang berjenis perempuan dan berdada besar. Meski benda itu menempel di punggungnya dan memantul-mantul, Park Chanyeol tetap tidak merasakan apa-apa. Geli pun tidak. (Mari abaikan fakta bahwa saat itu, teman lelakinya yang melihat adegan tersebut justru berubah seperti serigala kelaparan.)

Lalu ketika suatu hari ia mendapat peran sebagai seorang pangeran, yang juga mendapat jatah ciuman dari permaisurinya. Chanyeol tidak merasakan reaksi yang berlebih dari tubuhnya. Tidak ada perasaan apapun. Tidak dengan detak jantung yang berdegup kencang, tidak dengan perut yang dipenuhi kupu-kupu, sepertihalnya yang diceritakan orang-orang. (Chanyeol mulai berpikir bahwa pujangga cinta diluaran sana tidak lebih daripada pengkhayal yang sering mengada-ngada.)

Bahkan ketika digoda penari striptease di bar pun, ia buang muka.

Sudah jelas pasti ada yang aneh dengan Chanyeol. Bukan berarti wajahnya bengkok atau bagaimana, wajah anak itu justru lumayan. Ya setidaknya tidak buruk. Mungkin cocok untuk mengisi sampul majalah –dewasa. Oke tidak juga. Ya, mungkin setidaknya sedap dipandang. Tapi sekali lagi, ini lain. Ini bukan masalah kontur wajah. Ini masalah hormon.

Kris, teman sebangsa Chanyeol –sebangsa dalam artian tinggi badan- adalah yang pertama kali menyadari bahwa ada yang salah dengan anak itu. Ada yang salah ketika Chanyeol berwajah masam kala didekatkan dengan wanita, dan justru berwajah semangat ketika berdekatan dengan teman sejenisnya.

Jadi, di suatu siang, berkumpullah Chanyeol bersama teman-temannya.

"Kau mungkin ho… uhm…bagaimana aku mengatakannya." Kris menutupi wajah dengan satu tangannya, ia terlihat berpikir keras. Chanyeol bahkan dapat melihat kepulan asap yang keluar dari ubun-ubunnya.

"Homo maksudmu?" Chanyeol menyahut santai.

BURRRRRR

Oke, itu Jongin.

"Hey, kau mengotori mejanya." Chanyeol spontan menyingkir dan satu tangannya yang lain meraih kotak tisu, lalu mencabutinya satu-persatu. Sebagian ia lempar untuk sahabat tercintanya Kim Jongin yang telah menghamburkan minuman sodanya secara cuma-cuma. Bagus. Dan mereka mendapat bonus tatapan menjijikan dari beberapa pengunjung kafe yang mereka datangi sekarang.
Sementara Kris, oh, dia masih sibuk tercengang.

Selepas mengelap meja sembari menggerutu, Chanyeol kembali pada pembicaraan awal. "Ya, aku juga sempat berpikir begitu sih- dan hey! Kenapa kursi kalian tiba-tiba menjauh?"

Ketahuilah Park, mereka hanya melakukan tindakan pencegahan.

Dan Chanyeol tahu tentang ketakutan kedua mahluk tersebut. "Tanpa mengurangi rasa hormat, harus kalian ketahui bahwa aku lebih baik mati daripada jatuh cinta pada mahluk tidak jelas seperti kalian."

C R A Z E [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang