Chapter 7 - swimming, cooking, guitar lessons

347 35 14
                                    

Sekedar saran. Baca dulu deh chapter sebelumnya yang bagian akhir. Takutnya kalian lupa:) So, enjoy...

Author's POV

"Mana? Dimana........."

Seorang gadis sibuk menelusuri lantai yang tengah dipijak olehnya. Mencari sebuah benda kecil yang biasa disebut cincin.

"Tadi masih kupakai," gumamnya.

Wajahnya sungguh khawatir mendapati cincin emerald pemberian Justin hilang. "C'mon Bell, pasti kau hanya lupa menyimpannya. Tapi.... dimana?" erangnya frustasi.

Bella berniat meninggalkan dapur saat itu. Tapi, ia ingin memastikan apa kompornya sudah benar-benar mati?.

Setelah memastikan kompor dan apinya sudah benar-benar mati, Bella segera meninggalkan dapur untuk mencari cincin yang seharusnya menjadi cincin tunangannya bersama Justin. Tapi, si Gerald malah menyuruhnya untuk menikahi lima pria strangers itu.

"Disini tidak ada........."

"Disini juga......"

"Tidak ada juga......"

"Dimana ya?"

Bella mengobrak abrik kotak accessories-nya. Membuat meja riasnya saat ini sungguh berantakan. Dia membuka semua laci di kamarnya untuk mencari cincin emerald itu. Tapi hasilnya nihil.

Bella menggaruk kepalanya gusar. Mengusap keningnya berkali kali berharap ia ingat dimana ia menaruh cincin itu.

Otaknya mulai mencoba mengingat kejadian hari ini mulai dari ia bangun tidur. Pertama, terdengar suara berisik Avan yang membangunkannya. Lalu, kedua... Ia mendapati Harry memeluk pinggangnya.

"Oh, mungkinkah terlepas di kasur?" gumamnya.

Ia langsung membuka bedcover kasurnya yang masih sangat berantakan. Meraba raba setiap inchi dari kasurnya. "Ah...." ia mendesah kecewa. Lagi-lagi tak ada.

Lalu ia mencoba mengingat kejadian selanjutnya. Yaitu, memarahi Avan dan membanting gitar Harry. Mungkinkah? Gitar?

Bella mengambil gitar Harry yang sudah menyender di sofa kamar. Ia mencoba mengintip lubang gitar, dan menggoyang-goyangkan gitarnya berharap itu keluar dari lubangnya.

Tetap saja, Nihil.

Sekuat tenaga Bella mencoba mengingat kejadian apa lagi yang memungkinkan cincinnya jatuh. Ia terus mengingat sambil tangannya sesekali menjambak rambutnya. Setelah beberapa saat ia berkutat dengan ingatannya, ia mulai terkekeh.

"Aku kan melepas cincin itu sebelum mandi, haha tololnya aku..." gumamnya sendiri.

Dan tanpa ragu, ia pun menyeret kakinya ke kamar mandi besar yang ia tadi pakai.

"Pintunya terbuka?" lirihnya.

Sambil sedikit mengendap-endap, Bella pun masuk kedalam kamar mandi berharap tak ada yang sedang memakainya.

Senyuman mulai mengembang di bibirnya saat pertama kali ia melihat cincin indah itu tergeletak di pinggiran bathup. "Ah aman..." desahnya girang.

"Uhm!"

Deheman itu! Ia mengenalnya.

"Uhm!" Dehemnya sekali lagi.

Bella melirik kearah sumber suara dan mendapati seorang pria tengah mandi di shower sana.

"Ya tuhan!" Bella mengumpat pelan.

"Bisa kau ketuk dulu pintunya sebelum masuk? Kau tidak tinggal sendirian disini, nona.." ujarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Miserab?ble!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang