Bloody Camp

151 20 127
                                    


Aku menatap jauh lurus ke depan. Tiba-tiba benakku bertanya, 'Siapa dia?' dia yang memakai hoodie lurus tepat dimana aku duduk sekarang.

"What's wrong, Sab? Serius sekali, ada apa?" Abby berbisik di telingaku. Dekat sekali hingga aku dapat merasakan dinginnya udara yang keluar dari mulutnya.

"Oh-mm tidak Ab, tidak ada apa-apa".

"Dia?" Tanya Abby disertai kepala yang mengarah ke anak yang sedari tadi ku perhatikan.

Abby tahu aku mencoba menyembunyikan sesuatu darinya. "Iya, kau kenal?" Tanyaku penasaran.

"Tidak? Mungkin murid baru disini".

Namaku Sabrina Carmel sedangkan dia Abdillah Putra, panggil saja Abby. Kami teman sejak kecil hingga sekarang. Kami pun satu kelas,yaitu kelas XII IPA1. Wajar jika dia selalu tahu perasaanku karena sejak kecil hingga sekarang kami selalu bersama-sama.

"Maybe" jawabku singkat.

"Sab? Kamu ikut kan acara kemah akhir tahun besok?" Tanya Abby padaku.

"Pasti Ab, kan kemah terakhir kita di SMA" ledekku.

"Oh hampir saja aku melupakannya, andai saja bukan yang terakhir kali pasti aku tidak akan ikut"

Abby menepuk jidatnya menandakan bahwa ia benar-benar lupa.

"Why Ab? Tumben sekali kamu berniat tidak ikut"

Dari raut wajahnya nampak sesuatu yang ingin ia ucapkan.

"Aku hanya lupa Sab. Kukira kita masih lama disini maka dari itu aku ingin bandel dikit lah, bosan jadi anak baik terus."

Ku dengar suara tawa keluar dari mulutnya membuatku juga tak bisa menahan tawa. Ah aku rindu saat-saat seperti ini. Akhir-akhir ini jarang sekali aku bercanda dengannya hanya berdua saja. Rasanya sudah berbeda.

Sesaat aku memikirkan raut wajah Abby yang-menurutku-aneh tadi. Tapi syukurlah nampaknya dia baik-baik saja, "Oh iya Sab, kira-kira besok acara kemah apa saja?" Tanya Abby menghentikan tawa nya.

Baiklah, aku disini memang purna OSIS jadi aku masih terlibat dalam acara tahunan seperti ini. Dan tentunya Abby tak menyia-nyiakan kedudukanku. Dia bertanya tentang rencana kemah akhir tahun yang tentunya para murid belum diberi tahu.

"Sama seperti tahun kemarin Ab, mungkin yang beda kali ini lokasinya di hutan belakang sekolah" jawabku dengan raut agak serius.

"What? Hutan belakang sekolah?" air muka Abby terlihat agak kaget.

sepertinya dia tak menyukainya.

"Kenapa tidak dari tahun-tahun yang lalu saja? Kan lebih seru begini Sab"

Raut muka Abby berubah drastis, kukira dia tidak akan menyukainya, ternyata ah aku salah.

"Sebenernya aku tidak ikut campur urusan seperti itu, yang mengusulkan anak kelas sepuluh, sih" jelasku panjang lebar.

"Tak apa Sab sama saja" singkat. Jawaban Abby singkat.

"Ayo ke masuk kelas Ab, bosan di luar daritadi" ucapku sambil berdiri merapikan baju.

"Yo Sab, me too"

Aku dan juga Abby berdiri lalu membalikkan badan dan melangkah masuk kelas.

Aku menuju bangku ku. Kuihat disana ada tiga sahabatku yang sedang asik rumpi.

"Hai Sab, udah bosan berduaan sama Abby? Tanya teman sebangku ku, Naya.

ah mereka mulai lagi.

Sungguh aku bosan mendengar ledekkan mereka jika aku sedang berbicara berdua dengan Abby sampai tak kenal waktu. Hello he just my friend guys. Entahlah sudah berapa kali kata itu keluar dari mulutku. Tapi mereka tetap saja tak pernah berhenti. Ah mungkin mereka iri posisi mereka digantikan Abby.

Bloody Camp [OS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang