W O R R Y

111 15 1
                                    

"Aku tidak akan memaafkanmu jika kau sampai tumbang."

...

WORRY

Touken Ranbu © DMM and Nitro+

Story By: Aryangevin

Warn: AR (Alternative Reality), Little bit OOC, etc.

...

Don't Like Don't Read

...

Hachisuka Koutetsu berkata dengan begitu tajam saat sosok perwujudan dari sebuah pedang yang masih tergolong baru itu melintas di hadapannya. Nagasone Koutetsu akan melakukan misinya bersama Kashuu Kiyomitsu, Izuminokami Kanesada, Horikawa Kunihiro, Mutsunokami Yoshiyuki dan Yamatonokami Yasusada sebagai kaptennya.

Meskipun Urashima mengatakan bahwa kakaknya itu sudah semakin kuat dari hari ke hari, tetap saja ia tidak ingin Nagasone Koutetsu terluka. Ia memang tidak menyukai mantan pemilik Kondou Isami itu, tapi ia lebih tidak menyukai membuat arujinya khawatir karena salah satu touken danshi miliknya terluka. Aruji begitu menyukai semua touken danshi miliknya tanpa terkecuali.

Hachisuka memperhatikan bagaimana satu tim yang dipimpin oleh Yamatokami Yasusada itu menghilang untuk menjalani misi yang diberikan aruji menuju penginapan Ikedaya. Heshikiri Hasebe membantu mengirimkan mereka sesuai dengan perintah aruji.

Lelaki berambut panjang keunguan itu meninggalkan tempatnya dan melangkah menuju pohon kersen dimana para touken danshi berkumpul menikmati pemandangan kersen yang mulai berbunga meskipun hanya berupa kuncup. Mereka semua begitu bahagia menyaksikan pohon ajaib itu yang tumbuh mekar di musim dingin.

"Oh, Hachisuka. Kemari!" Salah satu ootachi bernama Jiroutachi melambaikan tangannya pada Hachisuka. Hachisuka tersenyum tipis, sementara kakinya melangkah mendekati kerumunan itu.

"Hari ini kita akan mengadakan acara minum-minum!" Jiroutachi merangkul Hachisuka yang membuat pemuda itu tersentak kaget. Ia pasrah saja saat Jiroutachi menyeretnya.

"Lebih tepatnya adalah pesta." Tsurumaru menimpali ucapan Jiroutachi.

"Urashima-niisan juga berada di sini!" Akita memanggilnya dan melambaikan tangannya membuat Hachisuka menoleh pada adiknya itu.

"Ya." Urashima memilih duduk di samping Hachisuka, sementara pemuda itu kerap kali disodor dengan sebotol sake oleh Jiroutachi.

Hachisuka membuang mukanya saat Jiroutachi tetap memaksanya untuk minum. "Sudah kukatakan beberapa kali jika aku tidak minum sake, Jiroutachi."

"Ayolah~" Wajah Jiroutachi memerah karena sudah terlalu banyak minum sake. Meskipun begitu, ia tak tampak mabuk. "Kau harus merasakan sake lezat ini. Ini adalah sake terlezat yang pernah kuminum!"

Hachisuka mengernyit kesal. "Tidak akan."

"Hoo~" Jiroutachi menutup mulutnya dan melirik pemuda itu. "Apa kau takut mabuk? Kau tidak kuat minum?"

"Apa—tentu saja bukan itu!" Hachisuka pun mendesah. Ia merasa Jiroutachi menantangnya. Apapun yang diucapkannya, tidak akan membuat pemuda itu percaya akan ucapannya bahwa ia kuat untuk minum. "Baiklah, berikan aku cawan kalau begitu."

"Yeay! Hachisuka terbujuk rayuanku!" Jiroutachi berteriak senang membuat semua orang yang ada di sana tertawa melihat tingkah Jiroutachi yang cukup kekanakan.

"Seharusnya kau tidak terbujuk oleh rayuan Jiroutachi." Taroutachi berpendapat. Ia meminum sake yang ada di cawannya dan menegaknya habis. Jiroutachi kembali mengisi cawan milik kakaknya itu ketika tahu cawannya telah kosong.

W O R R YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang