Kring.. Kring..
Bel pulang berbunyi. Yerim keluar menjumpai kakaknya, Varel. Panggil saja dengan sebutan 'rim'. Varel menggandeng tangan nya menuju parkir untuk mengambil sepeda motor.
Dalam perjalanan pulang, hujan gerimis menerpa tanah bumi kemudian mengeluarkan bau khas nya. Hal itu membuat Yerim dan kakaknya Varel sedikit terganggu penglihatan karena tidak menggunakan jaket dan pelindung kepala. Karena rintik-rintik berubah menjadi hujan lebat, mereka dengan basah kuyubnya pun berhenti di salah satu halte bis di dekat perempatan jalan. Halte tersebut tidak terlalu jauh dari sekolah.
Disana tak hanya ada Yerim dan Varel. Melainkan sosok laki-laki yang juga menunggu air hujan reda. Seragam sekolahnya sama seperti Yerim dan Varel. Yerim menatap nya dengan tatapan bengong.
"Psst.. Kak." Yerim berbisik, pelan sekali.
"Iya dek, kenapa?"
"Dia siapa? Seragamnya sama kayak lo tuh." Yerim menunjuk laki-laki yang dia maksud.
"Gue kenal dia kok. Buruan kenalan, lumayan kan dapet teman baru." Goda Varel menunjuk laki-laki itu dengan dagu nya.
Yerim menggelengkan kepalanya. "Ngga mau kak, malu."
"Ngapain pake malu-malu segala. Udah, samperin sana." Usir Varel.
Yerim mendegus sebal melihat tingkah Varel yang mengusirnya. Tanpa berfikir panjang,Yerim menghampiri laki-laki yang memakai hodie bewarna abu-abu tersebut. Dia tampak sibuk membaca novel nya lengkap dengan earphone yang terpaut ditelinganya.
"Hai." Ucap Yerim tanpa rasa gugup. Lelaki itu hanya diam. Tak peduli dengan keadaan sekitarnya. Yerim yang merasa diacuhkan mencoba menyapa laki-laki itu lagi. Nihil, laki-laki itu tetap kekeuh terhadap novel yang dibacanya.
ASDFVGGHNHBVDDXXGGBB
"Hm." Laki-laki itu tampak cuek dan tetap fokus ke novel nya.
"Denger gak sih?"
"Iya denger."
"Ada apa?" Tanya laki-laki itu lagi.
"Lo sekolah di AlbaKhayangan?"
"Iya, lo anak baru? Pindahan dari mana?" Laki-laki itu menutup novel nya dan melihat ke arah Yerim.
"Iya."
"Salam kenal, gue Julian. XI-IPS1." Sapa orang yang bernama Julian itu.
"Salam kenal juga. Gue Yerim, XI-IPA2." Kata Yerim sambil tersenyum simpul.
"Gue pindahan dari California."
"Oh."
"..." Hening sejenak.
Tampak nya langit sudah cerah menampakkan sinar nya. Yerim menempatkan tali tas nya yang terjatuh.
"Gue balik duluan ya. Hujan nya uda reda."
"Iya, hati hati aja dijalan. See you again."
Yerim melangkahkan kaki nya ke arah Varel dengan ceria.
'Ganteng gila! Mudah-mudah aja besok jumpa dia di sekolah.' Bathin Yerim.
YOU ARE READING
I Can't Stop To Feeling You
Roman pour AdolescentsI CAN'T STOP TO FEELING YOU "Eim!" Teriak seorang lelaki membuat Yerim menoleh ke belakangnya. "Hm, kenapa?" Kata Yerim dengan raut wajah senang. "Gue sayang sama lo." Ungkap lelaki itu. "Iya, gue tau kok" Ucap Yerim tersenyum. "Trus?" "Ya trus apa...