"Gue ngantuk!" Kata Yerim menghempaskan ponsel nya di tempat tidur. Kemudian memejamkan mata nya. Sesaat kemudian Yerim membuka mata nya lagi.
"Ah gue lupa, PR belum kerjain."
Yerim bukan tidak ingin memperdulikan chat dari teman-teman nya. Hanya saja, dia tidak suka berlama-lama menatap layar ponsel dengan sinar radiasi nya.
~•🌲•~
Pagi hari nya orang sibuk dengan kegiatan mereka masing masing. Khususnya anak sekolahan, pastinya mereka akan mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Begitu juga dengan Lifia yang berangkat dengan senyuman manis nya. Dengan langkah riang dia memasuki gerbang sekolah dan berpas-pas an dengan Chelsea, teman sekelas nya.
'Itu gue lihat, Risyad sama siapa? Waah, cewek yang bad girl itu kan? Risyad hebat! Gak suka sama gue lagi rupa nya.'
"Chelsea, siapa nama dia?" Lifia menunjuk orang yang berjalan di samping Risyad.
"Waah.. Harus di kasih pelajaran, gue gak terima!" Kata Chelsea menggertakkan gigi nya dengan nada penuh dengan emosi.
"Wow, selo dong. Kenapa harus di kasih pelajaran? Gue cuma nanya nama dia, Els." Kata Lifia mengelus-elus bahu Chelsea.
"Ah, gak ada. Lifia, lo udah sekolah berapa tahun sih disini?"
"1 tahun setengah, kenapa?" Jawab Lifia dengan wajah polos nya.
"Masa lo gak kenal anak tenar kayak dia?"
"Gue bukan orang yang peduli dengan sosialita Chelsea, gue cuma kenal yang dekat sama gue aja."
"Yaah, bergaul dong. Ketinggalan zaman banget lo." Kata Chelsea dengan ketus kemudian pergi meninggalkan Lifia sendirian yang menikmati perjalanan nya ke kelas. Risyad masuk ke dalam kelas nya, kemudian dia pergi ke belakang kelas untuk mengambil seragam olah raga nya di dalam loker.
"Wah, wah. Parfum baru ya? Bagi dong." Kata Julian menepuk pundak Risyad dari belakang.
"Lo ngagetin gue aja." Risyad membalikkan badan nya dan menatap pundak Lifia. Dia sedang menenggelamkan wajah nya di antara kedua siku nya.
"Bagi ya?" Kata Julian membuka loker nya.
"Ambil aja." Risyad berjalan menyusuri meja per meja yang dilalui nya.
"Fia, lo kenapa?" Risyad mengguncangkan bahu Lifia dengan lembut. Namun tak ada reaksi dari nya.
"Fia?" Risyad beralih membalikkan kursi yang ada di hadapan nya Lifia.
"Dia tidur ya?" Risyad menyikapkan rambut yang menghalangi mata Lifia.
"Lifia.." Panggil nya lagi.
"Aduh! Perut gue, sakit!" Kata Lifia mengangkat kepala nya. DUKH! Kepala mereka saling beradu.
"Aduduh." Risyad mengelus dahi nya.
"Lo.. Kenapa disini?" Lifia mencengkram tas nya lalu bangkit meninggalkan Risyad yang masih terpaku di tempat duduk nya.
"Lo yang mau kemana? Gue tau, lambung lo kumat kan? Ayo gue antar ke UKS." Risyad mengambil lengan Lifia lalu meletakkan nya diantara lekukan leher nya.
YOU ARE READING
I Can't Stop To Feeling You
Teen FictionI CAN'T STOP TO FEELING YOU "Eim!" Teriak seorang lelaki membuat Yerim menoleh ke belakangnya. "Hm, kenapa?" Kata Yerim dengan raut wajah senang. "Gue sayang sama lo." Ungkap lelaki itu. "Iya, gue tau kok" Ucap Yerim tersenyum. "Trus?" "Ya trus apa...