Tiga

20.7K 1K 0
                                    

Luna pov

Gue membuka mata. Udah pagi aja. Kayaknya tidur cuman bentar. Kalau bukan gara-gara cowok resek mabuk itu masuk kamar gue pasti tidur gue jauh lebih nyenyak.

Ngomong-ngomong ini kayaknya bukan kamar gue deh. Ya elah gue lupa ini kan rumah tante Tania.

Gue berjalan menuju kamar mandi. Huuuaaa.

Gue balik ke ranjang dan menutup muka gue dengan selimut.

Apaan tadi itu ya. Ya Allah. Kenapa dari kemarin liat sesuatu yang mengerikan.

Braak sesuatu terjatuh.

Ampun mbaah jangan ganggu aku mbah.

Lama-lama panas juga di dalam selimut.

Kok gak ada suara lagi ya.

Gue mengintip sedikit dari balik selimut.

Ah aman kayaknya.

Gue buka selimut. Kok krasa dingin ya belakang gue.

Jangan-jangan.

Huaaa gue lari keluar kamar.

Braaak..

Duuk.. aduh sialan nabrak apaan gue.

Gue mengelus bokong malang gue yang memdarat mulus di lantai.
Sakit cuy.

Gue lihat kedepan.

Ada kaki. Eh dia bukan setan.

Kok ada handuk sih di lantai.

Gue lihat ke atas dan ke atas huuaaa.

"Haaaaa." Dia juga berteriak. Reflek gue tutup mata gue.

"Heh cowok mesum tutup mahmoot lo." Dia mengambil handuknya dan melilikan di tubuhnya.

Mimpi apa gue. Udah liat mbah-mbah tua di kamar gue. Sekarang liat barang purba tuh cowok. Apes apes.
Sepertinya gue harus mandi kembang.

"Heh cewek sarap lo yang nabrak gue kenapa lo yang marah-marah?"

Males ngeladeni ni cowok mending makan aja. Laper.

Gue dengan cuek berjalan meninggalkan dia.

"Heh lo budek ya. Gue ngomong sama lo." Teriak dia.

"Na na na na la la la la" gue keras-kerasin dah nyanyi gak tau nyanyi paan.

Duuuk..

Sial apaan nih. Gue ambil sesuatu yang mendarat dikepala gue.

Huuaa sialan celana dalamnya.

Gue langsung membuangnya dan mengusap-usap rambut gue.

Hiiaaa menjijikan.

Gue berbalik menghadap dia.

"Apa lo?" Katanya nantang.

Sialan ngajak ribut nih cowok. Belum tau gue.

Hiiiaaaa. Gue tendang perutnya.

Duuuk dia terjatuh.

"Hahaha rasain lo."

"Aduh perut gue... sakit bego." Dia mengelus perutnya.

"Aduh ada apa sih pagi-pagi sudah berisik." Tante Tania datang dari dapur.

"Itu ma si cewek sarap bin bego itu nendang perut perut Bass."

Sialan tukang ngadu dia.

"Dia ngelempar celana dalamnya ke muka Luna tante. Kan gak sopan." Jelas gue.

"Ya ampun Bass. Kamu ini ada-ada saja. Sudah cepat siap-siap. Kita sarapan." Tante Tania pergi begitu saja.

Loh kenapa Bass gak dimarahin. Huuaa.

"Weeks... ngarep gue dimarahin kan? Gak bakal... ortu gue sayang banget sama gue weeks" dia menjulurkan lidahnya ke arah gue.

Dia lewat ke depan gue.

Tangan gue ke atas. Pengen pakek banget gue jambak tuh rambutnya.

Huuft... sial sial sial. Salah sasaran gue. Lihat aja nanti pembalasan gue.

123 days with BadGirl (Completed 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang