Setelah kemarin aku dan alpha selesai makan kami memilih untuk langsung pulang ke rumah.
Dan pagi ini kembali ke rutinitas pagiku. Menjadi ibu dan menjadi pelajar. Pagi ini aku dan alpha berangkat lebih awal karna aku ada jadwal piket.
"Lo kenapa kemarin cabut?"aku memulai pembicaraan di antara aku dan alpha.
"Lo khawatir kan ke gue." Penyakitnya dia kambuh deh, ge'er banget jadi orang.
"Ge'er lo." Aku mencubit perut alpha.
"Eh lo mau kita mati apa?" Sepeda yang kita tumpangi oleng karna ulahku yang mencubit alpha.
Sesampainya di sekolah.
"Putri..." suara perempuan itu membuat aku dan alpha menoleh ke belakang, dia kak divandra. Aku heran tumben sekali kak divandra memanggilku.
"Iy-" belum selesai aku bicara alpha selalu memotongnya.
"Ngapain lagi lo?" Aku memutar bola mata malas, alpha selalu emosi jika bertemu dengan kak divandra mantannya dulu. Aku tiba tiba terfikir bagaimana jika alpha bertemu dengan daren kalau sama orang yang dia pernah sayang aja semarah itu.
"Alpha gue manggil pacar lo bukan lo, atau jangan jangan lo yang emang pingin gue sapa ya." Kak divandra berhenti di hadapanku sekarang.
"Najis gue di sapa lo, ngapain lo manggil pacar gue?" Alpha selalu tidak pernah membiarkanku berbicara membuatku bosan melihat mereka berdebat.
"Gue cuma mau tanya yang cowok kemarin sama lo di loker itu siapa? Kok kayaknya kalian deket banget." Ucapannya kali ini membuatku tersontak kaget, wajah alpha pun sepertinya sudah berubah dengan wajah bingung.
"Dia anak baru itu? Oh dia temen gue pas di surabaya kak, dia juga pindah ke sini jadi kita kayak deket gitu." Entah kenapa saat aku berbicara itu terdengar sangat lancar.
Membuat kak divandra sepertinya percaya. Sedangkan alpha sepertinya masih tidak tau kemana arah bicaraku dan kak divandra.
"Al gue mau ke kelas dulu, gue mau piket." Aku pergi meninggalkan mereka sebelum kak divandra bicara yang aneh aneh tentang daren di depan alpha. Dan untungnya alpha juga mengikuti langkahku menuju kelas.
"Tunggu, lo utang penjelasan ke gue." Alpha menahan tanganku saat aku akan memasuki kelasku.
"Salah lo sendiri kemarin cabut."
aku masih menyapu kelas dengan beberapa siswa yang juga kebagian piket pagi.
"Put ada yang nyariin lo." Teriak tami yang juga sedang piket.
"Ha?" Aku bingung maksud tami.
"Itu gatau sapa, kayaknya anak baru deh soalnya gue gak pernah liat dia." Tami mendekat ke arahku.
Aku langsung keluar dan mendapati daren berdiri di depanku sekarang.
"Apa?" Bisa di bilang nadaku sedikit kesal.
"Plis kali ini lo pulang gue anter." Mampus aku, gimana aku bilang ke alpha.
"Plis put." Daren memegang tanganku sekarang. Aku langsung menepis tangannya dengan lembut.
"Daren ini lingkungan sekolah, ia gue usaha'in ntar tapi gue gak janji bisa pulang bareng." Aku tersenyum tipis ke arahnya.
Aku menerima tawaran daren karna aku menghargai perasaannya dan juga status yang masih ada di antara kita.
"Kenapa? Kita kan pa-" aku segera memotong pembicaraannya.
"Eh gue mau lanjutin nyapu dulu ren, bye." Aku gak mau dia bilang hal yang aneh aneh karna lingkungan sekolah pun sudah mulai rame.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME AND YOU
Roman pour Adolescents*** Aku putri, sekarang aku kelas XI. Hidupku berjalan dengan baik sebelum adanya kesepakatan di antara orang tuaku dan orang tuanya. Orang tua Alpha, kakak kelas yang most wanted di sekolah baruku. Ya orang tuaku menjodohkanku dengannya, dengan al...