Kakiku melangkah perlahan tanpa suara.
Terjinjit menopang tubuhku yang sengaja membungkuk agar tidak terdeteksi.
Mataku menatap tajam mengikuti sebuah tubuh yang jaraknya hanya beberapa meter dari tempatku.
Sambil mengikuti, kupandangi sekelilingku.
Terlihat ilalang-ilalang tinggi menari dikanan kiri, tanah yang becek dan berbatu, dan suara serangga tak kasat mata melengking memecah gelapnya dini hari.
Angin berhembus kecil kecil namun dinginnya tetap melilit.
Ku dekap tubuhku erat dan berusaha menetralkan degup jantung yang tak mau bersikap tenang.
Berdebum tak menentu dari sejak aku mengikuti orang didepanku.
Hingga kini aku bahkan tak tahu siapa yang sedang kuintai.
Kemana ia akan membawaku.
Dan apa yang akan kuhadapi nanti.
Namun yang pasti, dialah kunci dari kehidupan lama yang belum selesai dan kehidupan baru yang akan kumulai.
