aku terserat dalam lamunan yang kelam, mengarah pada kegelisahan. sebelumnya ku mengenal sosok yang begitu ramah dengan hari-hariku , beraa selalu disampingku. hingga suatu ketika dua lembar kertas yang satu menutup kertas yang lainnya.
Dear : Pelangiku
Aku pergi bukan karna kau tak mencinta. Aku pergi juga bukan akan meninggalkanmu. aku tau kau akan marah dengan diriku, kau akan kesal.
Tapi..... bisakah kau menungguku??
Menunggu dengan hatimu yang kubawa.
Menunggu dengan hatiku yang masih bertahta dihatimu.
aku pergi............
aku tau surat yang kau tulis itu, kau tak memberikan jelas alasan kau pergi, apa kau tau pula dengan alasan apa aku harus menunggu dengan jelas?
aku mempertanykan semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menunggu
Teen FictionSesuatu memang akan sulit untuk kau lalui saat kata menunggu terus saja menghantui.