Mata abu abunya menatapku lekat tersirat kesedihan disana yang membuatku ingin memeluknya menciumnya dan mengatakan aku disini untuknya.
Jari telunjuknya mengait rambutku kebelakang telingaku, sentuhan jarinya turun dari telinga menuju rahangku.
Berlama lama menyentuh hinga ke dagu ku. Jempolnya mengusap pelan bibir bawahku yang terbuka, tangannya yang lain terus mengusap usap punggungku.
Wajahnya mendekati wajahku dan bibirnya menyentuh bibir ku lembut.
"Terima kasih"
***************************
Aku menggigil akibat udara pagi yang begitu dingin masuk melalui celah celah jendela dan ventilasi.
Ku rapatkan tubuhku ke sisi kanan mendekat ke tubuh Kyle mencari kehangatan.
Tanganku mengusap usap tempat tidur yang kosong. Mataku terbuka, Kyle tidak ada di tempat tidur. Aku langsung bangun dan memutar kepala ku mencari sosok Kyle.
"Kyle?" Aku memanggil berharap Kyle keluar dari kamar mandi dan menjawab panggilanku. Tak ada jawaban.
Aku mulai bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi. Kamar mandi kosong bahkan tak ada tanda tanda orang habis mandi.
Aku keluar dari kamar, mendapati Kyle sedang membalikkan meja makan ketempat semula.
Dapur sudah kelihatan lebih baik dari kemarin malam. Pecahan kaca yang berserakan dilantai sudah tidak ada lagi.
Alat alat makan dan masak pun sudah kembali tersusun rapi ditempatnya semula.
"Hai" aku tersenyum menyapanya,
Kyle melihat kearahku yang menyandarkan bahu ke dinding. Kedua tanganku menyilang didepan dada.
"Hai" jawab Kyle.
Dia menatapku lekat . Aku bisa melihat alisnya berkerut.
"Apa aku melukaimu?" Kyle memandang seksama seluruh tubuhku dari atas hingga bawah mencari bekas bekas penyiksaan yang dia sangka telah dia lakukan padaku.
"Bersyukurlah, aku memiliki gerakan refleks yang bagus jadi bisa menghindar semua lemparan mu."
Aku memutar mataku padanya dan tersenyum. Kyle masih diam menatapku. Aku bisa melihat rasa penyesalan dari matanya.
"Kau sudah sarapan?" Tanyaku cepat cepat merubah topik pembicaraan, aku tidak ingin melihat Kyle semakin larut dengan perasaan sedih dan sesal.
Aku tidak ingin Kyle menyesal membiarkan aku berdiri dekat dengannya dimana aku sangat senang bisa menyentuh perasaannya, mencoba menghilangkan sakit hatinya.
"Kau lapar?"
Kyle bergegas mengambil bahan makanan dari kulkas.
"Maaf, aku tahu ini tidak sopan tapi makanan yang kau buat sangat tidak enak."
Aku menampilkan eksperesi jijik. Kyle memutar matanya, senyum tipis tampak diwajahnya membuat lesung dipipi ya terlihat samar.
Membuat ratusan kepakan sayap beterbangan diperutku setiap kali aku menatapnya tersenyum.
"Lanjutkan saja pekerjaan mu, Kyle. Biar aku yang memasak." kataku senang melihat perubahan Kyle. Dia tampak lebih hidup dari sebelumnya.
"Eh Kyle. Maukah kau membuka jendelanya?" tanyaku.
Tangan kyle yang sedang bekerja berhenti dan matanya menyipit menatapku.
"aku tidak akan kabur! aku berjanji"
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT ENOUGH [COMPLETE] [Love-hate Series]
Romantizm"when it hurts to look back and you scared to look ahead you can look beside you and someone who really loves you will be there" Joanna tidak menyangka dirinya yang hanya gadis biasa tanpa ada satu hal apapun yang mencolok darinya dapat menjadi sasa...