Sesampainya Adefa di depan pintu kamarnya satu kebiasaannya yaitu, selalu melihat ruangan dari atas hingga bawah. Di dalam kamar tersebut terdapat 2 tempat tidur yang berukuran medium size, yang bisa dipakai untuk tidur 1/2 orang saja, letak kamar mandi yang lumayan dekat dengan kamarnya yang jaraknya hanya sebelah kamarnya ya letak kamar mandi berada diluar dipisahkan dengan kamar dan dipisah pula dengan kamar khusus pelatih mereka. Gedung yang memiliki 4 tingkat dan berwarna serba hitam membuat suasana dari luar sekolah terlihat sedikit menyeramkan, dan terlihat sedikit agak gelap karena, dilapisi dengan kaca yang berukuran tebal hingga sulit dipecahkan dengan mudah.
"Apa aku bakal betah ditempat ini? Bagaimana jika aku tidak bisa mengontrol emosiku dan membuat orang lain celaka? C'monnnn berpikirrrrlahhh Defa"batin Adefa dan memasang wajah yang terlihat sedang berpikir keras tentangnya, tempat, dan semuanya
"Apa yang kau pikirkan? Seperti setrikaan saja, bulak balik tidak jelas aku pusing melihatmu. Tidak bisakah kau diam dan beristirahat? Karena setelah ini kau akan ku ajarkan tentang mengontrol kekuatanmu itu nanti malam. Jadi pulihkan tenagamu untuk hal ini karena sedikit sulit walau ini dasarnya" ucap Revan panjang lebar menjelaskan soal pelatihan untuk nanti malam
"Apa disini tidak ada makan siang kah? Aku sungguh lapar" ucap Adefa pelan yang duduk ditepi ranjang dan menundukkan kepalanya
"Kau ini? Ahhh kenapa menyusahkanku saja" ucap Revan bangun dari tempat tidurnya yang baru saja dia ingin beranjak kealam bawah sadarnya dengan diributkan Adefa kelaparan arghhh gadis ini benar benar menyebalkan
"Maaf" ucap Adefa pelan, dia sangat takut pada orang yang ada di depannya yang bisa disebut pelatihnya karena sikapnya yang dingin terhadap semua orang kecuali Jovan selaku kepala sekolah Aoura school
🍃🍃🍃🍃🍃
Disebuah meja besar khusus makan pagi, siang dan malam. Dengan lahap Adefa memakan makanannya tanpa memperdulikan Revan yang ada dihadapannya yang sedikit terkejut, dengan cara makan Adefa yang terlihat cuek dan tidak jaim makan dengan caranya yang bisa dibilang 'rakus'. Revan terus memandangi gadis yang ada dihadapannya tapi pikirannya tentu ingat masa lalunya, dan membuat dia tersadar dari lamunannya
"Ada apa?" ucap Reva datar
"Aku sudah selesai, apa kau tidak makan? Tadi aku melihatmu melamun apa yang sedang kau pikirkan?" ucap Adefa seraya membersihkan bibirnya dengan tissue
"Apa perduli kau, ingat kau hanya putriku yang akan ku latih. Jadi tidak perlu menanya yang mengganggu privasiku" ucap Revan dingin
"Iya maaf" ucap Adefa menoleh ke arah samping kanannya, dia merasa diperhatikan oleh orang lain. Dan benar dugaannya seorang pria yang menatapnya dengan tajam dengan mata berwarna coklat, hidungnya yang mancung dan kulitnya putih, tingginya layaknya bak pangeran. Dia sangat tampan untuk para putri kebanyakan, bahkan aku pun akan mengatakan yang sama seperti kebanyakan putri.
"Revan, apa kau tau siapa pria yang ada dipaling ujung kanan itu? Kenapa dia menatapku dan menatapmu seperti tidak suka kalau kita ada disini" ucap Adefa setengah berbisik ke Revan. Revan menoleh ke arah kanan dan menyipitkan matanya untuk mempertajam penglihatannya
"Tidak salah lagi, pasti dia akan mencari tau putriku" batin Revan
"Sudahlah biarkan saja tidak usah perdulikan, aku ingin tidur sebentar agar aku bisa melatihmu nanti malam" ucap Revan seraya bangun dari tempat duduknya dan memegang tangan Adefa dan tiba tiba ada yang memanggilnya
"Tunggu, boleh aku tau siapa gadis yang ada disampingmu Mr.Revan" ucap pria bermata hazel itu
"Oh, ada apa memangnya?" ucap Revan tersenyum miring
"Aku Adefa, Adefa Nila Fark dari kerajaan La Chilles, dan kau?" ucap Adefa yang langsung menjawab dan tersenyum kepada pria itu
"Aku......" ucap pria itu
#segini dulu yaa ceritanyaaaa jangan lupa vote dan sarannya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Cold Vs Princess Fire
Viễn tưởngPertemuan yang tidak sengaja antara putri dari kerajaan La Chilles dengan putra dari kerajaan Adwerath didekat hutan terlarang Hal langka yang membuat menatap aneh untuk memasuki sekolah yang notabenenya aku tidak mengenal salah seorang dari mer...