DANIEL POV
Aku benar-benar dibuat pusing oleh Laura, dia hilang diacara makan malam kami. Sampai jam 3 pagi dia tidak ada kabar.
Sekarang aku mendapat kabar bahwa dia sudah berada di kantor, hebat sekali dia berhasil membuatku khawatir dengan mengitari jakarta mencarinya sampai tidak tidur. Aku harus mandi dan bersiap ke kantor, Laura harus diberi sedikit pelajaran.
Aku sudah berada didepan pintu ruangannya.
Ah aku mengenal siapa pria tua itu, Alm. Om Wijaya yang terlalu baik hati masih menerima Pria Ular itu bekerja disini, meskipun pria itu hampir membuat Laura celaka.
Berani sekali dia mengelabui Calon Istriku.
"Aku tidak setuju" kata ku tegas menghampiri Laura, wajahnya sangat lucu saat kaget melihatku, aku mengecup singkat keningnya.
"Apa yang kamu lakukan?" dia terlihat marah
"Hanya mengusir Lalat" Jawabku melirik Om Yeno
"Berani sekali kamu mencium ku" aku hanya tersenyum
"Tentu saja bukankah kamu calon istriku, bahkan nanti kita kan melakukan hal yang lebih dari ciuman" aku benar-benar ingin menjinakkan mulutnya dengan bibirku
"Keluar, aku sangat sibuk."
"Kamu lupa, kamu bukan pemimpin perusahaan sekarang . Kamu menjadi pemimpin perusahaan jika sudah menikah dengan ku, sayang" senyumku
"Perarturan dari mana itu?"
"Kamu harusnya membaca wasiat Papa sampai selesai, jangan main kabur begitu" aku mencubit hidungnya gemes sekaligus marah
"Aku lapar, mari kita sarapan bareng. Aku kangen makan bubur ayam Kang Udin" aku tiba-tiba terpikir tempat itu.
"Temani aku"aku menariknya keluar, meninggalkan Si Yeno itu.
Dia hanya diam di dalam mobil.
"Kita sudah sampai" aku melihatnya, dia dengan cepat turun ke luar mobil.
Aku hanya geleng-geleng melihatnya, selalu begitu ketika ngambek.
"Waduh den Niel, kemana aja atuh???? Akang ama istri kangen sama Den Niel, wess ada neng Laura. Kemana aja?" Kang Udin senang melihat aku dan Laura datang, dari zaman kami sekolah, kami sudah sering kesini. Sudah ada Setahun lah kami tidak kesinu. Sejak Laura pergi menghilang.
"Sibuk Kang, Laura juga baru pulang dari Luar negeri" Ucap ku.
Aku duduk di kursi sebelah Laura, Laura hanya diam.
Warung Kang Udin memang di pinggir jalan, tapi areanya tidak terlalu bising, soalnya ini jalan kecil dan jarang orang lewat sini.
"Aduuh Neng Laura, pasti ngambek yaaa" Kang Udin datang memberi keras dan pulpen.
"Ya ampun kang, seperti biasa pesananny, gak perlu dicatat gini" Ujar ku memberikan kembali padanya. "Biasa, maklum bentar lagi menjadi istri saya" cetusku
"Wah, selamat ya. Dari awal saya tuh dah kira kalau den Niel, dan neng Laura tuh cocok pisan. Semoga langgeng ya sampai kakek nenek, maut memisahkan"
"Aamiin" Jawabku.
Laura hanya melirikku tajam
"Kang, aku lapar banget, cepatan jangan ngobrol mulu" Laura marah
Kang Udin langsung pergi.
"Kamu tidak perlu marah begitu, tidak sopan"
"Kamu yang tidak sopan, mengaku-ngaku jadi calon suamiku. Lagian siapa yang menikah dengan anda tuan Daniel"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, My BF
LosoweDiantara pria dan wanita tidak ada murni yang namanya persahabatan. Aku laura aku mencintai sahabat ku sendiri Daniel, kami sudah bersahabatan selama 8 tahun. aku tidak tau bagaimana dia tidak menyadari aku mencintainya apakah karena hubungan kami...