"Ya gitu cerita nya. Serius La, gue gak pernah dilabrak kayak gitu."
"Hm. Menurut gue, lo harus jauhin itu dua makhluk deh."
"Deal! Emang gitu rencana gue."
"Bagus. Serius Rim, gue gak nyangka kalau si Nada kayak gitu."
"Maksud lo, bermuka dua?"
"Tau aja lo."
Derap langkah highheels menyadarkan kedua insan itu bahwa pelajaran setelah istirahat akan dimulai kembali. Masing-masing penghuni tempat duduk terisi kembali setelah guru bahasa memasuki daun pintu kelas.
"Maulaja, dimana Yumina?"
"Saya disini bu." Yumina berdiri dari pojokan kelas. Dia baru saja membaca komik kesukaan nya.
"Ngapain kamu dibelakang sana. Cepat duduk." Tetapi Yumina tidak mengindahkan perkataan guru bahasa nya itu. Dia malah duduk kembali dan membuka halaman komik nya yang sempat tertunda dibaca nya tadi.
"Kamu denger gak sih ibu ngomong apa." Guru bahasa mulai menahan emosi nya.
"Denger kok bu."
"Itu buku apa yang kamu baca. Tumben kamu bawa buku bacaan."
Seisi kelas terdiam menatap wajah guru bahasa nya dan wajah Yumina secara bergantian. Yumina memilih untuk mengangkat komik doraemon nya tinggi-tinggi.
"Kamu ke sekolah cuma untuk baca komik ya? Anak TK juga bisa! Sekalian aja sana kamu pulang kerumah."
"Oke." Kata nya dengan acuh tak acuh membereskan tas nya lalu bangkit menuju pintu keluar.
"Hm, masalah selesai. Buka halaman 37. Semoga anak itu cepat berubah."
~•🌲•~
"Dhila. Lo sekretaris kelas kan?"
"Kenapa emang?"
"Lo ada catet nomer nya Yumina gak? Gue minta dong."
"Ada di hp gue nih. Gue gak pernah hubungin dia. Ambil aja."
"Oke oke sip. Makasih."
"Sama-sama. Eh, gue boleh tau gak kenapa lo tiba-tiba minta nomer nya si Yumina?"
"Oh, gue cuma minta doang. Pasti suatu hari nanti akan berguna juga."
"Yalah, Yerim yang bijak." Dhila tersenyum hingga menyipitkan mata nya.
~•🌲•~
"Kamal dimana ya? Dia duluan ke lapangan untuk latihan basket kali ya?" Bathin Dhila.
Dhila membawa handuk putih yang ada diloker dan tak lupa dengan sebotol air mineral dari tas nya. Kemudian berlari menyusul Yerim yang berjalan beberapa langkah didepan nya.
"Rim, lo gak ke kantin? Kantin ke arah sana loh." Dhila menunjuk arah yang berlawanan.
"Gak. Gue mau ke perpus. Lo tau kan misi gue untuk hindarin dua makhluk itu."
YOU ARE READING
I Can't Stop To Feeling You
Подростковая литератураI CAN'T STOP TO FEELING YOU "Eim!" Teriak seorang lelaki membuat Yerim menoleh ke belakangnya. "Hm, kenapa?" Kata Yerim dengan raut wajah senang. "Gue sayang sama lo." Ungkap lelaki itu. "Iya, gue tau kok" Ucap Yerim tersenyum. "Trus?" "Ya trus apa...