"Lo berani sakitin dia? Lo berurusan sama gue divandra." Ucapan seseorang yang sampai sekarang aku belum berani melihatnya. Perlahan aku mendongak melihat wajah yang bisa dibilang super heroku adalah Vino.
Semua murid yang mengerumuniku dan divandra bertanya - tanya dengan keberadaan vino yang barusan menyelamatiku.
"Lo siapa hah? Atau jangan jangan lo juga pacar dia atau selingkuhan dia?"
'Vino lo dateng tambah mempengeruh suasana.' Gumamku mengumpat kesal.
"Jaga omongan lo! Gue sama dia cuma-" Vino terlihat emosi kelada divandra.
"Bubar semua." 2 kalimat yang bernada dingin mampu membuyarkan kerumunan para murid tadi. Dia alpha, arghhh aku semakin pusing dengan masalah yang sedang kuhadapi.
"Makasih lo udah nyelamatin cewek gue dari si nenek lampir ini." Alpha menoleh ke arah vino dan kemudian ke arah divandra. Terlihat wajah vino tersenyum terpaksa. Aku tidak tau kenapa ia tidak bilang saja kalau dia hanya temanku.
"Dan lo divandra, sekali lagi gue tegesin dia bukan PHO. Kita udah lama putus sebelum gue sama putri jadian." Alpha melontarkan kata kata itu dengan penuh amarah.
"Alpha gue sayang sama lo." Ia tiba tiba mencium bibir alpha. Aku pun kaget, dia mencium suamiku dengan penuh kebencian aku mendorong tubuh divandra agar dia menjauh dari alpha.
"Lo gila! Lo murahan! Dasar lo jalang gak tau diri!" Ucapku keras hingga membuat semua orang kembali mengerumuni kami. Alpha langsung menarik tanganku keluar dari kerumunan siswa dan kita berjalan ke arah taman belakang sekolah mungkin niatnya agar aku tidak bertingkah aneh aneh lagi di depan divandra.
"Sorry gue gak tau kalau divandra akan bertingkah segila itu." Alpha menunduk lemas dan aku hanya mengangguk.
"Dan jangan menghindar lagi pas di sekolah put, lo pingin numbuhin rasa kan? Plis bersifat biasa aja kayak pacaran biasanya." Alpha menggenggam kedua tanganku erat.
'Aku pingin kayak gitu al, tapi untuk sekarang aku juga harus jaga perasaan daren. Dia juga pacarku al.' Batinku.
"Untuk sekarang gue gak bisa al." Aku menunduk menahan perih di dalam tubuhku.
"Kenapa? Lo masih takut sama divandra?" alpha memegang daguku agar aku menatap wajahnya, aku menggeleng.
"Terus?" Wajah kecewa terlukis di wajah alpha sekarang.
"Gak papa, gue belum siap aja." Ucapku berusaha menahan air mata agar tidak terjatuh. Entah kenapa akhir akhir ini aku menjadi lebih cengeng.
"Al..." alpha menatapku pekat.
"Gue minta izin ya, kali ini aja." Ucapku ragu.
"Apa?" Alpha tampak bingung.
"Gue mau pulang bareng dinda, hari ini aja." Aku memasang mata puppyku. Dan akhirnya alpha pun mengangguk."Yey...makasih suamiku." Aku memeluk alpha dengan gembira untung taman belakang sekolah sedang sepi.
"Tapi inget langsung pulang gak boleh kemana mana." Senyumanku luntur seketika.
"Nanti aku masih mau jalan jalan sama dinda. Paling malem sampai jam 7 deh." Aku kembali bernegosiasi dengan alpha dan alpha pun mengangguk. Aku beralasan keluar dengan dinda agar alpha tidak curiga dan tentunya agar aku mendapakan izin darinya.
Hari ini sedang full tidak ada pelajaran karna guru - guru sedang rapat. Pulang sekolah aku langsung line daren agar langsung menugguku di parkiran saja dan aku baru ke parkiran saat sekolah sudah agak sepi agar tidak ada yang melihat aku pergi dengan daren.
Aku berjalan santai melewati koridor koridor kelas yang sudah sepi. Saat sampai di parkiran aku melihat daren yang sudah menunggu di sepeda ninja miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME AND YOU
Teen Fiction*** Aku putri, sekarang aku kelas XI. Hidupku berjalan dengan baik sebelum adanya kesepakatan di antara orang tuaku dan orang tuanya. Orang tua Alpha, kakak kelas yang most wanted di sekolah baruku. Ya orang tuaku menjodohkanku dengannya, dengan al...