04

5.8K 737 80
                                    

Sejujurnya hangover masih terasa bagi Taeyong tapi penerbangan ke Jepang tidak bisa ia tunda. Kepalanya masih berdenyut, tempatnya berpijak seolah bergerak membuatnya jadi tidak seimbang namun tepat sebelum pria itu terjatuh di depan boarding lounge bandara Incheon, seseorang menahannya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya suara wanita dengan khawatir.

Taeyong menoleh, meski penglihatannya kabur, aroma corporel yang menguar dalam tubuh yang begitu jelas mengingatkannya pada seseorang yang amat ia kenal. "Jennie?" gumam Taeyong.

Jennie mengangguk mengiyakan. Dengan gesit ia membantu Taeyong untuk duduk di bangku terdekat.

"Jika kau tidak sanggup, aku bisa sendiri ke Jepang," ucap Jennie.

Penerbangan ke Jepang kali ini adalah dalam rangka merayakan ulang tahun pemilik Hana Finance, yaitu Kim Jongwoon, kakek dari Jennie. Pria tua itu selalu merayakan ulang tahunnya di negeri sakura tersebut dan meminta setiap anggota keluarganya termasuk menantu untuk hadir dalam makan malam besar keluarga Kim.

"Dan membiarkan Kakekmu menilai buruk diriku? Tidak terimakasih," jawab Taeyong sambil memijat pelipisnya. Di dalam lingkaran keluarga Kim, Taeyong berperan sebagai menantu yang baik. Meski nyatanya Kim Jongwoon antipati terhadap dirinya.

"Terserah kau saja." Jennie pun meninggalkan Taeyong menuju gerai starbucks untuk membeli sesuatu di sana.

Selang 15 menit, Taeyong dihadapkan oleh gelas karton yang tampak ditunjukkan untuk dirinya. Ia mengangkat kepalanya, melihat Jennie tengah menyesap minumannya. "Hot chocolate untuk menghilangkan hangover-mu itu," ujarnya dan dengan berat hati Taeyong menerimanya.

Jennie pun mengambil spasi kosong di samping Taeyong, entah bagaimana cara mereka menyesap minuman begitu serupa--kaki kiri disilangkan, dan menatap kosong ke depan-- membuat mereka tampak seperti pasangan yang serasi di depan mata penumpang yang berada di boarding lounge tersebut.

-0-

Yang menjadi kebiasaan Jennie saat di dalam pesawat adalah ia tidak pernah lupa membawa buku bacaan untuk menemaninya beserta kudapan yang di berikan oleh pramugari. Berbeda dengan Taeyong yang justru memilih untuk memejamkan matanya sampai ia tiba di daerah tujuan. Namun hal itu justru memberikan keuntungan bagi Jennie. Ia bisa memandang Taeyong yang mendengkur halus di depannya dengan bebas.

"Kau selalu membuatku terpesona untuk kesejuta kalinya, Lee,"

2 hours later

Taeyong membuka kedua matanya, dan hal yang ia lihat pertama kali adalah Jennie yang tertidur pulas dengan buku yang menutupi wajahnya. Dengan berhati-hati ia mengambil buku setebal 300 halaman dari wanita itu dan membenarkan selimut yang nyaris jatuh ke lantai.

"Kau selalu membuatku bersalah untuk kesejuta kalinya, Kim," gumamnya pelan.

-0-

Kyoto, Japan

Jennie segera membanting tubuhnya ke kasur tepat setelah ia sampai di penginapan keluarga Kim. Ia tidak asing dengan tempat ini, justru tempat ini adalah tempat favoritnya sejak kecil. Ia merasa seperti pulang ke rumah ke-dua karena tempat ini banyak memberikan kenangannya bersama kedua orangtuanya yang telah lama tiada.

Sedangkan Taeyong membuka jendela yang memperlihatkan langsung panorama gunung fuji yang tertutup kabut. Harus diakui, Taeyong juga terhipnotis dengan tempat ini. Sungguh tenang dan membuatnya nyaman.

"Aku ingin ke pemandian air panas, kau mungkin ingin ikut?" tawar Jennie yang mulai menguncir asal rambutnya, lalu membuka satu persatu kancing kemejanya mencoba menggoda Taeyong namun belum selesai ia melakukannya, pria itu justru mengambil seribu langkah meninggalkan Jennie. "Aku akan mencari udara segar saja kalau begitu,"

"Tck, Selalu saja tidak berhasil," gumam Jennie sambil menghembus napas kesal.

-0-

Pesta ulang tahun sekaligus makan malam keluarga Kim akhirnya terselenggara secara tertutup. Lokasinya tepat di tengah penginapan milik Hana Finance yang seluas 10 hektar. Dan kini keluarga inti berkumpul pada satu meja makan yang sama.

"Bukankah pernikahan kalian sudah berjalan dua tahun, mengapa belum juga menghadirkan malaikat kecil?" Pertanyaan yang terlontar dari Kim Jongwoon sukses membuat Jennie dan Taeyong tersedak.

"Kami rasa kami belum siap," Jennie menjawabnya seringan mungkin.

"Kau sudah mengatakannya tahun lalu, keponakanku," ucap Kim Janghyuk selaku paman dari Jennie. Entah mengapa, sejak sepeninggal orangtuanya, pamannya dangan jelas mengincar apa yang dimiliki Jennie.

"Maaf semuanya, aku datang terlambat. Penerbanganku sempat delay beberapa jam," suara gadis itu mengintrupsi makan malam mereka. Pengisi meja inti pun menoleh kepada gadis yang mengenakan gaun merah selutut.

"Oh, Jisoo, akhirnya kau sampai juga. Kemarilah," ujar Kim Jongwoon.

"Selamat ulang tahun, Harabeoji," ucap Jisoo sambil memberikan sebungkus kado berpita biru.

"Kau baru saja melewatkan appetizer, putriku," sahut Kim Janghyuk dengan senyum timpang kepada puteri angkatnya. Kepada Kim Jisoo.

-0-

Whut???

Introducing support cast:

Kim Jongwoon
(The owner of Hana Finance)

Kim Janghyuk(The 2nd son of Kim Jongwoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Janghyuk
(The 2nd son of Kim Jongwoon. He adopted Kim Jisoo as his child)

 He adopted Kim Jisoo as his child)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Whutt? Asdfhkl

See ya

And

Keep bust a move

Ps. Buat Jenyong shipper yg mau gabung di grup chat line, yuk mari merapat dan tulis id line kalian ^^

[Private] Pacify Her ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang