Update cepat, maaf pendek. Vomment ya.
Gessa keluar dari ruang perpustakaan saat tugasnya membantu Bu Anya sudah selesai. Ia kembali melirik jam arloji pemberian ayahnya. Ia mengukir senyumnya mengetahui waktu pertandingan belum dimulai.
Dari dekat ruang UKS, ia dapat melihat gedung voli sudah ramai oleh penonton. Beberapa stan bazar kembali dibuka di sekitar gedung. Dengan semangat ia melangkah menuju gedung tersebut setelah membeli beberapa potong bitterballen kesukaannya.
Pintu gedung pertadingan sangat padat dan riuh. Beberapa cowok masuk dengan tidak santai dan menyela antrian Gessa. Ia hanya bisa mengalah saat dirasakannya tubuhnya terlalu kecil untuk melawan cowok-cowok itu.
"Minggir, minggir!" cewek bepakaian modis menyenggol bahu Gessa. Ia menatap Gessa tajam saat dirasa Gessa tidak mau minggir. "Gue bilang minggir, gue mau masuk."
"Lo nggak bisa baca, ya?" serobot seseorang dari arah depan, tepatnya di belakang Gessa yang sedang menghadap ke cewek tadi. "Harap antri," ucapnya sambil menatap papan di sebelah pintu.
Cewek tadi hanya diam sambil memuji ketampanan Adit. Baru kali ini dia bertemu langsung dengan most wanted sekolah ini, atau bahkan most wanted di sekolah-sekolah lain. Namanya saja sudah menjadi obrolan hangat di beberapa sekolah.
Adit segera menyeret tangan Gessa saat antrian di depannya sudah habis.
"Eh, eh!" pekik Gessa terkejut. Ia sempat menarik tangannya dari cengkraman Adit namun gagal. "Kenapa.."
"Berisik, nggak usah banyak ngomong. Duduk dan diam di samping gue."
Gessa memandang Adit malas. Banyak mengatur, pikirnya.
Dari sudut lapangan, sepasang mata mengawasinya dengan raut kesal dan marah. Seharusnya yang duduk di samping Gessa adalah dirinya, bukan si Adit. Ia menggeram sambil meremas botol plastik yang ada di genggamannya.
Ia sangat tidak rela kalau Gessa akan duduk di sebelah cowok itu selama kurang lebih dua jam.
"Sial," umpatnya.
Kevin masih menatap kedua sejoli itu. Sejak setengah jam yang lalu ia menanti-nanti kedatangan Gessa. Ia semakin panik saat kursi di tribun penonton mulai berkurang. Namun senyumnya mengembang saat melihat Gessa masuk area gedung.
Tidak terlalu lama.
Tidak lebih dari 5 detik,
Kevin dapat melihat Gessa yang didorong oleh Adit dari arah belakang. Dan senyumnya kembali pudar.
"Vin, lo kenapa? Pertandingan udah mau dimulai beberapa menit lagi," kata Vito sambil mengambil pemanasan dengan gerakan meloncat.
"Gue pengen mundur buat pertandingan kali ini," sahut Kevin tenang.
Vito terkejut. "Kenapa? Lo sakit?" tanyanya panik. Kevin menggeleng.
Vito segera mengalihkan pandanganya pada arah tatapan Kevin yang meredup. Ya, di barisan penonton sebelah kanan ia dapat melihat cewek yang disukai Kevin sedang bersama Adit, temannya.
Hanya Vito yang tahu tentang perasaan Kevin. Ketua tim voli ini memanag cukup dekat dengan Kevin. Terlebih mereka adalah saudara jauh.
"Lo sendiri yang kemarin ngotot mau ikut. Gue udah kasih kesempatan buat lo bebas pertandingan. Dan sekarang lo mau mundur? Lo kira itu hal yang mudah? Gue relain posisi Redo buat lo, Vin."
Vito mengusap mukanya kasar. Ini yang ia takuti tentang cewek sampai menjauhi hal yang berbau pacaran. Segalanya dapat membutakan dan menyakitinya tanpa memberi kenangan manis, itu pikirnya.
"Gue kira dia bakal datang sendiri dan ngasih support buat gue. Ternyata cowok itu juga ikut. Bikin gue malas aja."
"Adit temen gue, Vin. Inget itu." Vito segera meninggalkan Kevin yang masih berdiri dengan angkuh. Ia tersenyum sengit saat mengetahui banyak sekali orang yang menyukai Adit.
"Lo hebat banget narik perhatian orang," ucap Kevin sinis.
Ia kembali memandang Gessa dan Adit yang sedang saling berebut makanan. Kevin menghela nafas kesal. Cowok itu segera menghampiri tim volinya dan melakukan pemanasan sebentar.
Gessa dan Adit masih saja berebut potongan bitterballen terakhir. Mereka bahkan menjadi pusat perhatian penonton yang duduk di dekat mereka. Hal itu tak luput dari Aura dan Redo yang masih mengantri untuk masuk.
"Lewat sana aja, Do."
"Mereka udah baikan?" tanya Redo sambil memasukkan tiketnya ke dalam tas ransel hitamnya.
Aura menggeleng. "Yang begituan udah baikan?" tanya Aura balik.
Redo melirik Gessa dan Adit setelah mendapat suruhan dari pacarnya. Ia terkejut bukan main dengan keadaan mereka berdua.
Adit yang cuek dan Gessa yang judes bisa seperti itu?
"Ayo masuk. Keburu perang dingin ke 2 terjadi, lagian Gilang nggak ada. Cowok itu yang biasanya menengahi."
Aura menurut pada Redo. Ia mengikuti langkah Redo yang lebar bahkan berlari kecil untuk memperkecil jaraknya dengan Adit dan Gessa.
Beralih pada keadaan Gessa dan Adit..
Wajah Adit sebagian sudah tertutup mayonais dan rambutnya berantakan karena jambakan dari Gessa. Sedangkan mulut Gessa belepotan saus tomat yang didapat dari bitterbalen nya. Potongan terakhir yang mereka rebutkan akhirnya masuk ke dalam mulut Adit. Sedangkan Gessa hanya mendapatkan sisa saus tomat. Rambut Gessa yang awalnya terikat satu di belakang menjadi tergerai dan acak-acakan.
"Dit, Ges!" pekik Aura terkejut.
"Eh, kalian?" sahut Gessa sambil mengusap wajahnya dengan tisu yang ada pada tas selempangnya.
Sedangkan Adit masih membiarkan wajahnya penuh dengan mayonais tanpa memperdulikan bisikan-bisikan penonton lainnya. Mereka bukannya jijik pada Adit malah semakin memuja cowok itu.
"Kalian ngapain sih bertengkar? Sehari aja nggak usah cari masalah," ucap Aura sambil mengusap peluhnya.
Redo menimpalinya dengan mengangguk. "Lo juga, Dit, cari masalah terus sama Gessa. Lihat lo kaya gini, gue merasa nggak kenal sama sikap lo."
Adit memutar bola matanya malas. "Gue terus yang disalahin. Dia yang salah, siapa suruh pelit," jawab Adit membela diri.
"Kok aku sih? Kalau mau ya beli sendiri."
"Udah-udah. Berantem lagi-berantem lagi. Gara-gara kalian berdua bertengkat terus, Gilang samapi sakit tiga hari," timpal Redo.
"Memang udah takdirnya sakit kali." Adit masih saja membela diri.
Akhirnya Redo dan Aura menyuruh mereka ke toilet. "Mending kalian cuci muka. Kaya anak kecil aja."
Adit meraih lengan jaket Gessa dan mengusap ke wajahnya.
"ADIT!!!"
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Jones Has Taken || #wattys2018
Novela JuvenilHighest Rank #158 "Dasar Jones." "Kamu juga belum pacaran." "Kalau gue emang dasarnya pengen single. Single itu prinsip kalau jomblo itu nasib, sama kaya lo." Gessa Askara, siswi yang paling anti buku terpaksa masuk ekskul Perpuswork karena menghind...