Papan Iklan

979 108 40
                                    

Panas.

Bau.

Polusi.

Macet.

Apa lagi coba yang kurang?

"Aduh, Mione. Sumpahan gila panas banget parah."

Di tengah mecetnya jalan, Ginny mengibas-ngibaskan tangannya guna mengusir panas meskipun sedikit. Di belakang Hermione, Ginerva Weasly duduk sambil mengeluh tentang panas dan macet. Sedari tadi Ginny mengoceh tentang make upnya yang akan luntur jika mereka- Hermione dan Ginny- tidak segera bergerak dari tempat itu.

Apalah daya, mereka terjebak macet dan motor Scoopy yang dikendarai Hermione tidak dapat bergerak sedikitpun. Hermione berharap Ginny yang duduk di belakangnya bisa berhenti mengoceh karna itu membuatnya semakin pusing.

Dia tau apa yang Ginny rasakan, karna ia juga merasakannya. Tapi mengoceh terus-menerus juga tidak akan membuat suhu panas langsung turus secara drastis.

Jadi, apa yang membuat Giverva Weasley yang notabenenya seorang model selalu membawa Honda Jazz-nya ke kampus sekarang menumpang pada motor Scoopy pink milik Hermione?

Ditahan polisi.

Mobil Ginny ditahan polisi, karena dengan bodohnya Ginny tidak membawa STNK dan SIM saat razia sempat marak terjadi beberapa hari lalu. Dan sekarang Ginny harus membayar kecerobohannya itu dengan berpanas-panas ria bersama Hermione ditengah macet.

"Serius, Gin. Gua juga tau panas. Mau di gimanain lagi coba? Udah si lu terima aja," Hermione menggerutu kesal, "Makanya sekarang lu harus biasain temenan sama panas kalo mau berangkat bareng gua."

"Lu sih enak udah biasa panas-panasan. Ih awas lu, ntar kulit lu item keserigan dijemur kaya gini," Ginny menunjuk Hermione dengan pandangan horror. Hermione adalah seorang gadis, seharusnya ia memperhatikan kesehatan kulitnya, pikir Ginny.

"Udah deh, Gin. Gua juga ogah panas-panasan kalo bokap gua bisa nganter."

"Ooh," sahut Ginny enteng.

...

"Eh, lu liat deh, itu Ginny. Anjir! Tumben barengan sama Hermione."

Tak jauh dari posisi Hermione dan Ginny, dibelakangnya, tepatnya didalam mobil hitam metalik milik Draco Malfoy, Harry berseru kencang saat ia melihat doi ada di depan mata. Draco mengernyitkan alisnya, lalu pandangannya menuju objek yang dilihat Harry. Oh, si Weasley model itu, ujar Draco dalam hati. Dan kenapa dia berpanas-panasan dengan-

-Hermione Granger?

Yang Draco tahu Ginny selalu membawa mobil Jazz-nya kemana-mana. Mana mau cewe macam Ginerva itu berpanas-panasan. Dan sepertinya mereka juga sedang mengeluhkan hal yang sama dengan apa yang dipikirkan Draco.

"Lah, ngapain doi numpang sama Granger. Tumbenan," tambah Harry lalu membenarkan letak kacamatanya.

Draco memilih untuk diam, si Harry udah kaya cewe najis kicau mulu, dalam hati Draco gedek setengah mati. Ia melempar tatapan menghina pada Harry yang masih setia menatap Ginny dengan mupeng.

Serius, sebenarnya, dari pada memperhatikan Weasley itu, dia lebih tertarik pada gadis berambut coklat yang helaiannya mencuat kemana-mana dibagian yang tidak tertutupi helm Spongebob kuning. Kenapa warnanya kuning mencrang? Bikin sakit mata, tambah Draco dalam hati.

"Lu kok diem aja si. Liat tuh Ginny gua lagi sama rival lu waktu SMA ada di depan, taukan lu, si mantannya Ron?"

Draco menatap Harry sebentar lalu memalingkan pandangannya. Si Nona-yang-tahu-segalanya itu mau berkencan dengan si tukang makan yang terkenal se-SMA-nya dulu, Ronald Weasley? Gimana kalo sama gua yang tamvan dermawan, penyakit narsis Draco kumat. Dan ngomong-ngomong, mantan? Pantas saja si Granger itu putus dengan Ron, mungkin Ron lebih mencintai makanannya ketimbang Hermione saat mereka pergi berkencan.

Papan IklanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang