Seorang pemuda yang berusia tujuh tahun tengah duduk termenung sedih di sebuah ayunan taman depan rumahnya. Ia menggoyangkan pelan ayunan kayu itu. Wajahnya sedari tadi terus merengut. Sesekali mendengus sebal ketika mengingat apa yang menyebabkannya menjadi kesal seperti ini. Dan akan terus begitu hingga beberapa menit kemudian. Sampai atensinya teralihkan saat ia mendengar seruan yang memanggilnya dengan suara yang imut.
"BANG YOOOOO."
Pemuda tadi menoleh ke sisi kanannya. Dan di sana ia mendapati seorang perempuan kecil yang kira-kira berusia lima tahunan sedang berlari-lari ke arahnya. Lagi-lagi ia mendapati tetangga kecilnya itu memakai baju peri, memakai sayap putih transparan, mahkota kecil dan membawa tongkat ajaibnya.
Sesampainya ia di depan pemuda itu, si gadis kecil mengayun-ayunkan tongkatnya dengan gerakan memutar. Kemudian ia arahkan tongkat bermanikkan bintang di ujungnya itu tepat di atas kepala sang pemuda.
"Ify udah kasih Bang Yo mantera sihir ajaib biar Bang Yo nggak sedih lagi," ujarnya sambil bergerak-gerak kecil.
Pemuda yang memiliki nama lengkap Mario Andrana Putra itu akhirnya terkikik geli, terhibur akan tingkah lucu gadis kecil di hadapannya.
"Bang Yo udah nggak sedih lagi 'kan?"
"Iya. Mantera Ify hebat."
Gadis yang bernama Alifya Pratiwi atau kerap dipanggil Ify tersebut hanya tersenyum lebar. Setelah itu ia kembali melompat-lompat kecil, berputar-putar, seakan ia tidak pernah lelah. Rio tersenyum geli melihatnya.
"Ify kenapa suka banget sih jadi peri?" tanya Rio penasaran.
Ify yang sedang berputar-putar berhenti dan menghampiri Rio kembali.
"Soalnya peri itu cantik dan baik," jawabnya dengan polos dan khas anak lima tahun.
"Tapi biasanya peri itu kecil. Kenapa nggak jadi bidadari?"
"Karena Ify masih kecil, Ify suka jadi peri. Kalo bidadari untuk orang dewasa."
"Oh, jadi kalo Ify nanti udah besar, Ify berubah jadi bidadari?"
"Iyaaa. Nanti kalo udah besar, Ify bakal beli sayap yang lebih besar dan tongkat yang lebih panjang."
Rio terkekeh pelan mendengar semua jawaban Ify. Rio yang sudah tujuh tahun telah mengerti dan sudah dapat membedakan yang mana kenyataan, yang mana hanya khayalan. Hanya saja ia tidak ingin menghancurkan mimpi gadis itu dan berakhir mengecewakannya. Rio tidak sanggup melihat Ify yang belum mengerti apa-apa harus sedih karena semua yang menjadi mimpinya itu hanya akan jadi khayalan belaka.
"IFYYYYY," teriakan seorang pemuda yang sebaya dengan Rio tiba-tiba terdengar.
Mereka serentak menoleh. Pemuda tadi menghela napas lega saat ia telah sampai di hadapan dua insan tersebut.
"Abang kira kamu kemana, dicariin daritadi. Abang cemas tau," cerocosnya.
"Hihi Ify nggak kemana-mana kok, Bang. Ify lagi main sama Bang Yo."
Pemuda itu lagi-lagi menghela napasnya. Namun setelah itu ia tersenyum dan mengusap pelan puncak kepala sang adik.
"Iya, Yel, tenang aja, dia aman sama aku kok," tambah Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL MY FAIRY
Short StorySewaktu kecil bermimpi ingin menjadi peri yang bisa membuat orang-orang terdekat dan tersayang bisa terus bahagia. Namun kenyataannya yang ia terima dunia bukanlah seperti cerita dongeng. Walaupun begitu, ia masih terus menyukai peri. Mimpinya yang...