Waktuku nyaris berlalu
Aku merasakannya dalam nadiku, manakala meriam-meriam menabuh kelu pada jantungkuWaktuku tidak banyak
Seiring serdadu-serdadu menggempur otakku, melemparkan granat-granat kesumat laknatWaktuku amat bengis
Membiarkan kelenjar lakrimalis meringis, atas nama perangai praktis dan didaktisWaktuku sudah menyempit
Detik-detik mulai menghimpit!Waktuku sebentar lagi dan, tatkala tangan-tangan itu menjeratku,
maukah kamu menuliskan surat terakhirku?Pintaku satu
Sampaikan pada mereka
Sampaikan pada seluruh dunia
Bahwa yang senantiasa berdahaga
Ialah Waktu, sang pembunuhku
KAMU SEDANG MEMBACA
Lutalica (Cerpen+Puisi)
ContoEnthralling cover by: @kiranada Antologi puisi kedua. Lutalica: rambler . rover . straggler . stray . wanderer. The part of identity that doesn't fit into categories. Seperti Klexos, hanya arsip cerpen dan puisi; lama maupun baru. Masih seputar hika...