Puisi - Waktu

645 44 0
                                    

Waktuku nyaris berlalu
Aku merasakannya dalam nadiku, manakala meriam-meriam menabuh kelu pada jantungku

Waktuku tidak banyak
Seiring serdadu-serdadu menggempur otakku, melemparkan granat-granat kesumat laknat

Waktuku amat bengis
Membiarkan kelenjar lakrimalis meringis, atas nama perangai praktis dan didaktis

Waktuku sudah menyempit
Detik-detik mulai menghimpit!

Waktuku sebentar lagi dan, tatkala tangan-tangan itu menjeratku,
maukah kamu menuliskan surat terakhirku?

Pintaku satu
Sampaikan pada mereka
Sampaikan pada seluruh dunia
Bahwa yang senantiasa berdahaga
Ialah Waktu, sang pembunuhku

Lutalica (Cerpen+Puisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang