Halo, para pembaca wattpad yang budiman.
Pada kesempatan kali ini, betapa bahagianya saya mampu merilis cerita ini ke dunia oranye. Tak pernah terpikir sebelumnya untuk membuat oneshot bagi tokoh Shafa dalam Kisah Cinta Diam-Diam.
((paansi bahasanya baku amat))
Halo ghais. Jadi, ceritanya, karena tuntunan dari Fathiyaoktav untuk membuat sebuah cerita, dia maksa aku bikin serta ngasih sebuah outline. Padahal, aku lagi sibuk sama teenfict-nya Untuk Angga (cek works), tapi si Fathiya ini kayaknya semangat banget buat ngebikinin cerita lagi dari tokoh Shafa yang terinspirasi dari makhluk ini : Dhianitas. Katanya mau balas dendam, tapi gatau deh, coba aja dipm anaknya.
Aku juga enggak ngerti, tapi begitu nemu ide, kayaknya langsung BOOM! pengen buat dan akhirnya ngebet ngerjain dari jam enam sampe jam sepuluh. Yaaa jahra emang lebih suka diem manteng depan laptop, jangan ditiru ya kawans, gabaik nanti matanya minus kayak jahra ((jahra anak baik dan pintar)).
Oh, ya,
Buat kalian yang nemu cerita ini dari bagian antah berantahnya wattpad, sangat disarankan, ya, untuk ngecek worksku yang Kisah Cinta Diam-Diam. Karena cerita ini memang seolah-olah menjadi sequel--jie bahasanya keren amat--dari ceritaku yang itu. Tiap part-nya aku buat pendek-pendek, jadi gak berat bacanya. Bisa sambil gabut kalo lagi di halte nungguin angkot apa bus, atau di stasiun nungguin kereta, atau bahkan pas mau bobo. Intinya : kamu baca Kisah Cinta Diam-Diam, ya.
tapi, itu sih terserah. Baca aja dulu ini. Siapa tau penasaran, eh malah jadi nge-stalk worksku? Yooootttt~ gak papa, selama nge-stalk gratis, itu gak haram.
Jadi, terima kasih sudah mau baca. Kalo betah, alhamdulillah. Kalo enggak, sini dipeluk biar betah, kan nyaman. HEHEHE. Jahra emang gaje, maafkan ya, kawans.
Lots of love,
zahrashaffa
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love Story | ✓
Короткий рассказCinta pertama memang tak pernah mampu kita lupakan, aku tak menyangkalnya. Bahkan, kurasa, aku tak pernah ingin melupakannya. Orang akan datang, sebagian memilih tinggal, atau pergi. Aku memahami konsep pemikiran itu, karena hanya satu yang memilih...