"Rin?" Len menyusuri setiap inci rumahnya, mencoba mencari keberadaan sodaranya yang satu itu.
Perlahan dia ketuk pintu kamar adiknya tapi tidak ada jawaban sedikitpun dari dalam
"Kubuka ya Rin" Len perlahan membuka pintu kamar adiknya itu,
"R-in?"
Pintu yang Len buka tidak menandakan adanya kehidupan satupun di dalam kamar itu.
"Adik yang satu ini..." tangan Len menahan kesal ketika dia menyadari Rin sudah pergi ke sekolah terlebih dahulu.
"Awas saja nanti di sekolah..."
•••••
"Akhhh!!! Akhirnya aku bebas juga..." Rin meregangkan ototnya yang kaku sehabis liburan sekolah kemarin.
"Hmmm, apa gak apa-apa ya kalo aku tinggalin Len di rumah?" Rin menatap bosan kearah jendela kelasnya.
"Akhh! Tapi itu kan salah dia juga kenapa gak bangun pagi kayak biasanya?" Rin mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Ohayou Rin..." perempuan berambut keputihan itu menyapanya ramah dan duduk di sebelah Rin.
"Ahh! IA, selamat pagiii~" Rin tersenyum girang kearah sahabatnya itu, sudah lama sekali rasanya dia libur sekolah.
"Mmm, Len dimana?" IA memainkan telunjuk tangannya gugup.
"Hm? Dia masih di rumah" Rin menguap malas sambil menyeka air matanya saking lebarnya dia menguap.
"O-oh...begitu ya..." Muka IA perlahan mulai memanas.
IA, teman sekelas Rin dan Len yang sekaligus menyukai saudara Rin, Len. Mereka sudah bersama sejak mereka kelas 6 SD, jadi yah...tidak aneh bila mereka selalu bersama.
"Di rumah? Kenapa dia masih di rumah?! Bel kan sebentar la-"
KRING...
"A-akh..." IA menatap Rin tidak percaya.
"Tehehe~biar sekalian dia merasakan bagaimana rasanya aku di hukum di luar kelas" Rin tertawa puas ketika rencananya sukses terlaksanakan.
"Haah...Rin, sepertinya kamu harus memikirkan apa yang baru saja kau perbuat" IA menatap Rin sebal, bagaimana tidak jika orang yang dia kagumi dibuat telat dengan sahabatnya sendiri.
"Hah? Apa maksudmu?"
"Yahh...siap-siap saja kamu menerima omelan dari Len, bukannya setiap hari kau selalu di bangunkan oleh Len?" Sambil menceramahi Rin, IA menyiapkan buku paket IPA. Sungguh sial nasib Len, guru IPA sekolah mereka dikenal sangat disiplin soal waktu.
"Hmmm, iya juga sih..."
"Siap-siap, Lily-Sensei sudah di depan koridor!" Ketua kelas mereka, Gumiya memberikan aba-aba kepada seluruh teman sekelasnya.
"Selamat pagi murid-murid" Lily-Sensei masuk ke kelas dengan pakaian yang sangat rapih.
"Pagi, Lily-Sensei" Murid-murid duduk dengan rapih di bangku mereka.
"Hmm, hari ini siapa yang tidak masuk?" Lily-Sensei mulai mengabsen muridnya satu persatu.
"Lily-Sensei, Len masih dalam perjalanan sekolah" Rin berbicara dengan santainya.
"Maksudmu Len-kun? Tidak biasanya dia telat, di catatan saya dia tidak pernah telat sekalipun" Lily-Sensei menghembuskan napasnya pelan.
"Baiklah kalo begi-"
Brak!
"lily-Sensei! Maafkan aku telat!" Len tampak terengah-engah sambil memegang gagang pintu kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dont Leave Me Alone [ Len and Rin fanfiction ]
Hayran Kurgu[Update] Berawal dari seorang wanita yang tidak di anugrahi anak satu pun. Akhirnya ia meminta kepada seorang penyihir agar ia bisa memiliki keturunan, sang penyihir pun mengabulkan permohonanya. Tak lama kemudian wanita itu memiliki dua anak kembar...