"Yerim! Itu temen kamu datang. Buruan turun."
"Bentar mah, ini drakor nya nanggung udah episode akhir." Sahut Yerim setengah berteriak. Setelah beberapa menit, Yerim mematikan laptop nya. Kemudian turun dengan kaos pink dengan celana putih, penampilan andalannya.
"Siapa yang da..." Ucapan nya terhenti. "Tang." Yerim terdiam mengucapkan kalimat terakhirnya.
"Ada apa lo ke rumah gue, Julian?"
"Itu Julian mau ngajak kamu jalan-jalan keliling kota. Pergi aja, mama udah izinin kok." Sahut mama Yerim dari arah dapur lengkap dengan nampan berisi beberapa air dan beberapa makanan ringan.
"But mom, Yerim bisa sendiri."
"Apa salah nya? Memang nya kamu sudah hafal rute jalan kota ini?"
"Belum sih dan juga gak salah sih. Tapi.."
"Kamu kan pernah hampir tersesat waktu keliling kota." Omel mama. Mendengar hal itu Julian tertawa dengan menutup mulut nya. Yerim yang melihat itu merasa malu karena merasa sok -sok an tau semua rute perjalanan kota.
"Ih ma! Ngapain buka kartu sih. Oke-oke bentar, Yerim bersiap-siap." Yerim beranjak ke kamar nya yang berada di lantai atas.
"Ayo nak, duduk dulu."
"Iya bu, terima kasih." Ujar Julian dengan sopan.
~•🌲•~
Jalanan ramai dipadati penduduk kota. Lampu jalanan menerangi tengah jalan kota.
"Kita mulai darimana?"
"Terserah." Jawab Yerim acuh tak acuh sambil memperhatikan jalanan lewat kaca mobil.
"Oh ayolah. Semangat untuk mengenal kota ini."
"Oke." Jawab Yerim tegas sambil menegakkan punggung nya di sandaran kursi.
"Yerim."
"Hn?"
"Kita ke Taman Kota dulu. Boleh gak?"
"Ngapain pake nanya sih. Ya boleh lah." Ucap Yerim yang tak memperdulikan Julian.
Jutek banget sih. Batin Julian.
"Kenapa lo liat gue kayak gitu? Ntar naksir mati lo." Yerim mendelik ke arah Julian karena merasa diperhatikan daritadi.
"Yaelah. Pede-an banget sih lo. Mendingan nih ya, gue naksirin nenek lampir daripada lo." Ujar Julian membela diri sambil memegang telinga sebelah kanannya. Tingkah Julian ketika ia merasa adanya momen awkward.
"Ketahuan bohongnya hayoo." Tunjuk Yerim.
"Gak!" Elak Julian.
"Dasar pembohong!"
"Gue gak bohong Yerim!"
"Gak mau tau. Pokoknya lo bohong sama gue."
"Ya Tuhan. Harus gimana saya jelasinnya ini!" Ujar Julian sambil mengetuk pegangan setir mobilnya berkali-kali. Yerim hanya tertawa mendengar hal itu.
YOU ARE READING
I Can't Stop To Feeling You
Teen FictionI CAN'T STOP TO FEELING YOU "Eim!" Teriak seorang lelaki membuat Yerim menoleh ke belakangnya. "Hm, kenapa?" Kata Yerim dengan raut wajah senang. "Gue sayang sama lo." Ungkap lelaki itu. "Iya, gue tau kok" Ucap Yerim tersenyum. "Trus?" "Ya trus apa...