Aku ... hanya menginginkan waktu. Waktu yang banyak.
+++
Berlari berdesakan seraya menenteng kamera, kakiku terseok-seok ketika seseorang tanpa sengaja mendorongku dan membuatku terhimpit di antara dua gadis lainnya. Tak kusia-siakan kesempatanku, dengan celah yang lumayan aku memposisikan kameraku tepat di hadapan.
Suara khas kamera ketika mengambil gambar saling bersahutan dan perang blitz di mana-mana ketika mereka berjalan melewati kami, memberi seulas senyum dan lambaian tangan. Tetapi fokusku hanya pada satu orang—malaikatku.===
"Oppa, apa kau tahu nama fansite milikku?" tanyaku dengan penuh harap, sebenarnya tidak karena fansiteku belum begitu besar dan terkenal. Setidaknya jika dia tak tahu aku bisa memberitahunya dan membuatnya mengingatku. Tetapi jawaban yang keluar dari mulutnya benar-benar membuat jantungku jatuh ke perut.
"TheHo218." Astaga ... dia tahu!
Senyumnya mengembang begitu melihatku dengan ekspresi terkejut dan wajah memerah. Jujur aku ingin menangis saat ini, tetapi melihat senyumnya benar-benar menenangkan jiwaku. Seumur hidup aku tak akan pernah melupakan senyum itu—harapanku.
+++
'Selamat ulang tahun' menjadi sapaan khususku hari ini. Tentu, ini adalah hari spesialku, hari di mana aku menyapa dunia. Hari di mana hidupku dimulai dan takdirku pun tertulis. Tertulis untuk menjadi pengagumnya—pujaan hatiku.
Kutenteng kamera kesayanganku, tak peduli betapa merepotkannya. Memesan sebuah cake untuk merayakan hariku bersama beberapa temanku seraya membahas beberapa project. Project pertamaku.
===
"Fany ... Fany apa kau mendengarku?"
Aku tersigap, "Ah ... ya?" teman-temanku melihatku dengan tatapan khawatir. "Kau tak apa-apa?"
"Kau tampak ling-lung akhir-akhir ini. Kau yakin kau baik-baik saja?"
Aku berfikir, aku baik-baik saja—tapi tidak juga. Beberapa waktu lalu aku mendapat sebuah mimpi, sangat aneh dan membuatku takut sebenarnya.
"Hei apa salah satu dari kalian ada yang tahu cara mendaftar sebagai pendonor organ? Tiba-tiba saja aku ingin melakukannya. Aku sangat sehat dan aku ingin membantu orang yang membutuhkan sekalipun aku telah tiada."
"Bicaramu aneh. Kau tidak mabuk kan?"
"Sudahlah, lupakan saja. Bagaimana project #forreal milikmu?"
+++
Aku melirik jam tanganku. Pukul lima lebih dua puluh menit petang. Seharusnya aku sudah berada di fansign hari ini, tapi kurasa harus kubatalkan.
Aku tidak bercanda soal mendaftarkan diri sebagai pendonor organ, dan ternyata prosedurnya benar-benar memakan waktu lumayan lama.
Sebelumnya aku sudah meminta teman sesama fansite untuk menyampaikan sticky noteku untuk Hoseok Oppa. Sebenarnya aku pesimis dia akan mengingat namaku, tetapi masih ada secuil harapan di hatiku entah mengapa.
Sebuah notifikasi pesan masuk mengagetkanku ketika aku masih bergulat dengan pikiranku sendiri.
'Fany kau di mana? ㅠ_ㅠ'
Astaga bukankah sudah kubilang aku ke rumah sakit untuk mendaftar sebagai pendonor organ? Anak ini benar-benar.
'Rumah sakit. Mendaftarkan diri sebagai pendonor organ. Maaf aku tidak bisa datang ㅠ_ㅠ. Sampaikan salamku untuk Hoseok Oppa.'
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have an Angel, And Its You [BTS FANFIC]
FanfictionSebuah kisah yang menceritakan sekilas kehidupan dari TheHo masternim-fansite Jhope- yang dikabarkan meninggal beberapa waktu yang lalu setelah mengalami Brain Death, serta mendonorkan organ tubuhnya yang telah menyelamatkan dua orang. Sebuah cerita...