Fourteen : When The Going Gets Tough

378 59 74
                                    

Author POV

"Tiffany...?" Kata Nichkhun lirih.

Wanita yang dipanggil Tiffany oleh Nichkhun itu pun langsung menoleh ke arah Nichkhun. Wajahnya berubah ceria saat melihat pria yang memakai kaus lengan panjang berwarna cokelat muda itu. Tiffany langsung mengambil gelas di depannya dan meneguk air di dalamnya cepat. Ia segera berdiri untuk menghampiri Nichkhun dan memeluknya erat.

"Khuuunnn...! Kapan kau sampai? Aku sangat merindukanmu!" Kata Tiffany sambil memeluk Nichkhun.

Nichkhun terhenyak saat wanita itu memeluknya. Ia tak bisa melakukan apa-apa selain berdiri mematung. Tak jauh berbeda dengannya, seorang wanita yang berdiri di sebelahnya, yang awalnya melingkarkan tangannya di lengan Nichkhun, hanya bisa tertegun sambil melepaskan tangannya perlahan dari lengan suaminya.

"Aa.. Aku sampai tadi siang. Kau.. Kenapa bisa ada disini?" Tanya Nichkhun sambil melepaskan pelukan Tiffany.

"Aku sudah seminggu disini. Aku kan sponsor adikmu. Apa dia tidak cerita?" Tanya Tiffany sambil menoleh pada Cherreen.

"Ups. Sorry, Eonni. Sejak Phi Khun menikah, aku jarang menghubunginya karena dia pasti sibuk. Sibuk mencintai istrinya yang cantik" kata Cherreen sambil mengunyah makanannya.

Semua anggota keluarga Nichkhun tertawa mendengar selorohan Cherreen. Kecuali Lilian, yang masih berdiri mematung dengan perasaan tak karuan.

"Oh, ya. Kau pasti istrinya Nichkhun, kan? Kita pernah bertemu sebelumnya di Jakarta. Kau masih mengingatku? Apa kabar? Maaf aku tak datang ke pesta pernikahan kalian" kata Tiffany sambil mengulurkan tangannya pada Lilian sambil memasang wajah manis.

"Ya. Aku ingat. Aku baik. Tidak apa-apa" jawab Lilian menjawab semua pertanyaan Tiffany dengan singkat dan canggung.

"Kalian apa hanya akan berdiri disana?" Tanya Teeragiat Horawetchakun, ayah Nichkhun. "Lilian, kemarilah. Mommy mu belum mau makan sebelum kau duduk untuk makan" lanjut ayah Nichkhun.

Lilian menoleh ke ayah mertuanya sambil mengangguk dan tersenyum. Ia lalu menoleh singkat ke arah Nichkhun dan mengajaknya duduk. Hanya tersisa 2 kursi kosong lagi di meja makan keluarga Horawetchakun. Satu di antara Nyonya Yenjit dan Yanin, serta satu lagi terletak di seberangnya, tepatnya di antara Nichan dan Tiffany.

"Khun, duduklah disebelahku" ajak Tiffany sambil menarik tangan Nichkhun ke kursi kosong di sebelahnya.

"Aaah.. Tiffany, tapi aku..." Nichkhun berusaha melepaskan tangannya dari Tiffany.

"Lilian, kau bisa duduk di tempatku jika kau mau" kata Nichan tiba-tiba.

"Ah. Tidak usah Phi. Aku.. Aku duduk di samping Mommy saja" kata Lilian sambil berjalan ke arah mertuanya.

Nichkhun tertegun mendengar perkataan istrinya. Ia terus menatap Lilian lekat sampai istrinya duduk di samping ibunya. Akhirnya, Nichkhun duduk di kursi kosong sebelah Tiffany.

"Aku ambilkan, ya.." Kata Tiffany sambil menyendokkan nasi ke atas sebuah piring. "Kau tahu? Masakan mommy tak pernah berubah rasanya. Enak sekali. Aku selalu merindukan masakan mommy mu tiap aku kembali ke Korea. Aku rasa aku harus menetap disini agar aku bisa menikmati masakannya kapanpun aku mau" lanjut wanita yang kini telah selesai menyendokkan nasi serta lauk pauk untuk Nichkhun.

"Thank you" jawab Nichkhun singkat saat Tiffany menyerahkan sepiring nasi padanya.

Namun, tatapan Nichkhun justru tak lepas dari wanita yang duduk di samping ibunya. Wanita yang sepertinya menghindari tatapannya dan makan tanpa suara. Ia hanya sesekali tersenyum saat ibunya berbicara atau mengambilkan lauk untuknya.

Sunset in DallasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang