Multimedia: Jashon Adbeth. Maaf fotonya rada-rada aneh dan hitam-putih, I didn't find the better one ._. Dia lebih sering diam, agak jarang senyum tapi... Begitulah. Rambutnya warna cokelat gelap dan matanya warna abu-abu. Kulitnya warna kuning langsat. Secara penampilan dia nggak misterius tapi sikap dan sifatnya misterius.
***
"House of Mystery"
Part 2
Drey merasakan kesadarannya perlahan-lahan pulih kembali. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya, lalu mulai melihat ke arah langit-langit. Langit-langitnya dari kayu. Di mana ini? Yang Drey tahu, itu bukan di rumahnya. Ia mencoba mengingat-ingat kejadian sebelum ia pingsan. Ah, ya! Ia pergi ke rumah itu, dan saat Jonathan membuka pintu, ia pingsan. Apakah ia sekarang berada di dalam rumah itu?
Drey pun mencoba bangkit. Tapi, tunggu, ada yang aneh. Tangannya tidak bisa digerakkan. Mati rasa, mungkin? Tapi saat ia melihat ke arah tangannya, ternyata kedua tangannya terikat! Lalu, ia melihat ke sekeliling. Ia melihat Jashon, Hans, Joseph, Rein, dan Elizabeth sedang tertidur pulas. Ketika ia melihat-lihat ruangan itu lagi, ternyata ruangan itu hanyalah sebuah ruangan tua dari kayu yang jelek. Ini tidak mungkin di dalam rumah itu. Drey melihat ke arah jendela―atau apa pun itu yang berada di samping pintu. Ada seseorang yang sepertinya menjaga mereka, tapi ia tidak bekerja dengan baik―ia terus-menerus menguap seolah mengantuk dan bosan. Dia juga tidak pernah melihat ke dalam ruangan.
Baiklah, ini kesempatan yang bagus. Drey harus membangunkan teman-temannya. Ia segera membangunkan Jashon yang tertidur tepat di sebelah kanannya. Tapi sepertinya, Jashon sulit sekali bangun.
"Jashon! Jashon, cepat bangun!" bisik Drey.
Jashon masih tertidur.
"Jashon, kumohon bangunlah!"
Tapi Jashon masih saja tertidur.
"Jashon!" bisik Drey, mulai geram.
Tetap tidak ada jawaban.
Drey menarik napas, lalu menghembuskannya perlahan, mencoba bersabar. Lalu, dengan kedua tangan masih terikat, ia bersiap memukul titik lemah Jashon. Tapi sebelum kedua tangan Drey sempat mendarat di sana, Jashon tiba-tiba sudah terbangun lebih dulu dan langsung memohon ampun pada Drey.
"Wuah! Drey! Jangan, jangan! Ampun, kakak!" jerit Jashon.
"Diam, bodoh! Ada penjaga di luar! Dasar kakek!" bisik Drey seraya menjitak Jashon. Jashon hendak menyahut dan membalas, tapi setelah mengolah ulang kata-kata Drey di otaknya, dia terdiam dan menutup mulutnya. Dia terlihat kesal.
Tapi untunglah, berkat jeritan Jashon tadi, mereka berdua tidak perlu repot-repot membangunkan semuanya satu-persatu, karena semuanya sudah langsung terbangun. Drey dan Jashon langsung memberi isyarat untuk mereka semua supaya tidak berbicara. Untunglah (lagi), walaupun mereka masih terkantuk-kantuk dan setengah sadar, mereka menangkap isyarat itu dan tidak berbicara. Setelah mereka semua sepenuhnya sadar, mereka barulah mulai berdiskusi.
"Sebenarnya kita dimana?" tanya Hans setengah berbisik.
"Entahlah, yang jelas kurasa bukan di rumah di mimpi kita." sahut Drey, berbisik.
"Kenapa kau beranggapan begitu?" tanya Hans lagi.
"Hans, perhatikan saja. Rumah di mimpi kita itu besar dan mewah. Aku tidak yakin ada ruangan seburuk ini di rumah itu." ucap Joseph.
Hans hanya menyahutnya dengan sebuah anggukan. Rupanya Joseph teliti juga―dan ia terlihat serius.
"Eh, ngomong-ngomong, kenapa kita hanya berenam? Bukannya kita bertujuh?" tanya Rein tiba-tiba. Semuanya langsung menghitung jumlah orang yang ada, dan sadar bahwa satu orang hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
House of Mystery
Детектив / ТриллерDrey Carfsen harus menerima kenyataan bahwa mimpi anehnya telah membawanya pada sebuah rumah misterius dan mendatangkan kematian empat dari enam temannya yang ikut bersamanya ke rumah itu. Ia harus memecahkan misteri-misteri dari banyak hal di rumah...