Sequel "Antara Indonesia dan Korea"

1.8K 74 8
                                    

Author POV

Terlihat seorang namja dengan wajah datar dan dinginnya sedang memandangi ke arah luar jendela. Namja ini sedang menikmati kesenderiannya. Memandangi langit yang mulai berubah warna menjadi orange karena matahari sudah mulai terbenam.

Namja itu mengalihkan perhatiannya dari memandang keluar jendela melihat ke arah meja kecil yang berada disamping tempat tidur dengan seprei dan perlengkapan tidur lainnya yang serba putih. Namja itu berjalan ke arah meja kecil itu dan mengambil bingkai kecil yang terletak disana. Dia memposisikan dirinya untuk duduk diatas kasur.

Namja itu memandang foto itu lalu mengelusnya dengan sangat hati-hati. Sebuah senyuman menghiasi wajah dingin itu tapi sedetik kemudian berubah menjadi wajah yang penuh dengan kesedihan.

"Aku merindukanmu", lirihnya dan kemudian turunlah air yang tidak seharusnya keluar dari matanya.

Yaa namja itu menangis. Entah menangis untuk yang keberapa kalinya. Itu sudah tidak terhitung lagi. Seberapa banyak air mata yang keluarpun sudah tidak bisa ditanyakan lagi. Namja itu sangat terpuruk. Sangat sangat terpuruk.

TOK! TOK! TOK!

Suara ketukan pintu. Tapi itu tidak dihiraukan. Namja itu masih asyik menangis sambil memandang foto yang dia pegang.

"Kris", panggil seseorang yang mengetok pintu tadi.

Yaa, namja yang sedang menangis itu adalah Kris. Kris tetap diam dan tidak menghiraukan suara yang memanggilnya itu. Dia hanya terus menangis dalam diamnya tanpa mengeluarkan suara.

Luhan POV

Tidak ada suara yang terdengar dari dalam. Aku memijit keningku karena sedikit pening. Sudah seminggu semenjak kepergian Andien, Kris seperti mayat hidup. Dia mengurung diri didalam kamar Andien. Yaa kami – member EXO – masih berada di Indonesia setelah hari pernikahan Kris dan Andien, dan setelah acara pemakaman Andien empat hari yang lalu.

Kami masih ditampung di rumah Andien dan berhenti dari semua aktifitas kami sebagai idola Kpop dan menemani Kris disini. Aku tahu Kris sangat terpukul karena disaat hari bahagianya, dia juga harus merasakan kesedihan yang sangat mendalam. Dihari yang sama, pernikahannya dan juga meninggalnya Andien terjadi.

Aku memutuskan kembali ke ruang tengah. Disana ada para member dan juga keluarga Andien. Keluarga besar Andien sedang berkumpul tapi tidak terlalu ramai saat acara pernikahan dan juga acara pemakaman, yang lainnya sudah pulang ke tempat asal mereka dan melanjutkan kegiatannya.

Aku menjatuhkan diriku disamping Suho dan menyandarkan badanku disandaran sofa sambil memijit keningku.

"Bagaimana?", tanya Suho.

"Tidak ada respon", ucapku sambil menggelengkan kepala.

Semua yang mendengar itu hanya menghembuskan nafas berat. Termasuk kedua orang tua Andien. Walaupun mereka tidak mengerti dengan perkataanku, tapi mereka mengerti dengan gelengan kepalaku.

Kris POV

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali. Gelap. Itulah yang pertama kali kulihat saat membuka mata. Aku berjalan mencari saklar untuk menyalakan lampu kamar Andien. Setelah menyala, aku berjalan ke arah kasur dan mengambil bingkai foto yang tadi sempat ku bawa dalam dekapanku dan meletakkan kembali ke tempat semula.

Ternyata aku tertidur sambil menggenggam fotoku dan juga Andien saat kita sedang bermain di dufan waktu itu. Terjadi lagi. Aku tersenyum miris dan berjalan menuju kamar mandi yang berada di kamar ini. Setelah selesai mandi dan ganti baju untuk tidur, aku memilih untuk menidurkan badanku kembali ke tempat tidur.

Sequel Antara Indonesia dan KoreaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang