Part 3

11 4 2
                                    

Pagi ini seperti nya hari cukup cerah. Terbukti sinar matahari terasa garang.

membawa cemilan di dalam tas nya, dinda turun tangga. Hari ini adalah hari libur, tidak ada kegiatan nya.

tampak anak-anak berlari lari, ada yang main kelereng, petak umpet, lompat tali, congak, dan lain nya.
lingkungan tempat dinda tinggal rata rata orang tidak mampu. tidak ada anak yang main gadget, melainkan bermain alakadarnya. Permainan Tradisional.

"Adik, adik.. kemari, kakak ada makanan nih." dinda berjongkok dan membuka tas nya. Kemarin dinda sempat berbelanja makanan ringan di minimarketnya bekerja.

anak anak itu menoleh dan berlari menuju dinda yang menunggu

"horee... ye ye ye..., makasih ya kakak,"
tampak anak anak dengan girang menerima makana dari dinda.

dinda membagi kan makanan ringan yang di beli nya.
dia suka berbagi, bagi nya sedekah itu tidak harus uang, banyak hal yang bisa termasuk sedekah,-berbagi.

bahagia rasa nya bila kita berbagi. Almarhum ayah nya dulu menanamkan sifat sedekah sejak dinda kecil. Dinda bersyukur atas itu semua. di pandangi nya anak anak yang senang dengan rona yang bahagia.

Tersenyumlah agar bisa selalu berfikir positif,dan apapun akan menjadi mungkin jika kita selalu berfikir positif※

********

Davian menghembuskan nafas nya dengan kesal. Dia benci saat seperti ini, tetapi tidak juga bisa membantah keinginan sang papa.

Davian anak tunggal, semua warisan pasti akan jatuh kepadanya. Walau anak Kolongmerat, tetapi Davian perkerja keras. Beban yang ia tanggung juga berat. Beberapa perusahan juga dia yang menghandle nya.

" Sudah la, Dav.. barangkali papa mu ada rencana lain. kita kan ngga tau " kata Yoga, sahabat dekat Davian.

mereka bersahabat sejak SMA, orang tua mereka juga bersahabat. bahkan kuliah juga sama di Luar negeri. Dengan jurusan yang sama.mereka sangat kompak, bahkan tidak ada rahasia di antara mereka.

Davian hanya mendengus kesal, "bagaimana menurutmu, aku ini sudah mapan, sudah wajib menikah. kenapa papa melarang ku menikah. Usia ku sudah 28, Demi Tuhan. kalo aku menikah aku di ancam di coret menyandang nama keluarga Rakasiwi.
Aku ngga ngerti jalan fikiran papa." kata Davian sambil menyedot jus Alpukat nya.

saat ini mereka berada di Starfruits. Tempat ini menjadi faforit orang-orang terutama anak muda. Menyediakan aneka jus dan es krim yang lezat. Bangunan nya bergaya klasik. Cemilan nya juga menggugah selera. Sesuai dengan harga nya. Ada harga, ada Rasa.

Yoga hanya terkekeh melihat sahabat nya kesal. "Barangkali papa mu ada calon kriteria khusus untuk mu. Positif thingking saja,broo..".

Davian hanya memandang gelas jus nya yang sudah tandas. Memainkan sedotan.

Hp nya berdering, dengan malas di lihat nya layar Smartphone nya :

kanaya
memanggil...

sontak Davian menon-aktifkan ponsel nya.

Yoga hanya terkikik,
"pasti kanaya, ya ?"

karena yoga hafal betul reaksi Davian terhadap kanaya.

Davian hanya memutar mata nya, malas menanggapi.

Kanaya
kanaya
kanaya

lagi lagi kanaya
saat ini Davian cukup kesal, di tambah lagi ada masalah di perkerjaan. Belakangan kanaya mengganggu hidup nya. Sifat manja dan suka mengatur membuat Davian merasa ilfeel

Papa-nya kanaya adalah sahabat dari kecil papanya Davian. Papa nya kanaya selalu membahas perjodohan antara mereka. namun di tolak halus oleh Davian. Kanaya tidak masuk dalam Kriteria calon istri nya.

Davian Lesmana Rakasiwi, adalah orang yang tampan, tegas, dan cool. Banyak wanita yang memuja nya. Lelaki tampan + kaya, dan sempurna. Bibir sensual, ber-alis tebal, rahang yang kokoh, ber mata satu.. eh, mata nya dua.. tinggi tegap dan sixpack, woww....

#Lap ences dan iler

Berasal dari keluarga terdidik. Namun terkadang pemarah dan Arogant. Di kantor dia di puja puja kaum hawa, apa lagi masih single. Senyum nya membuat meleleh. seolah olah davian tercipta dengan paket lengkap.

Pagi ini Davian buru-buru ke ruang kerja nya. Dia harus menghadiri rapat, Masalah saham di cabang modowari.

- Pagi pak, Davian..
sapa nina, cleaning servis yang mendamba Davian. sambil memeluk gagang sapu nya menyapa Davian-

- Pagi, pak..

banyak karyawan yang menyapa nya, Davian hanya tersenyum sekilas, bahkan Erna yang terpesona ngga sadar menabrak tembok di depan nya.

" somplak ini tembok, benjol pala gue" erna mendumel mencaci maki sambil mukulin tembok.

Davian menatap cuek, tidak ingin berbasa-basi. Bicara hanya seperlu nya saja. itu membuat kaum hawa penasaran. Berlomba lomba mendapatkan perhatian Davian.

*boleh minta 10 vote??
xixixi, penulis mulai maksa

R

__Cinta Yang Menyatukan Kita_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang