L for L.O.V.E (L.O.V.E SERIES)

Rock - Diamond (End)

Aku berjalan semi berlari menyusuri trotoar ditepi jalan ini. Sakit, rasanya sakit sekali. Hatiku bergetar, sakit, seolah itu tertusuk jarum yang amat tajam.

Mendadak aku berhenti ketika melewati suatu gang kecil. Aku mundur beberapa langkah untuk memastikan apa itu.

Ternyata pandangan sekilasku benar.

Itu Jinki,

Dan Tiffany,

Mereka sedang berciuman dengan mesranya.

Oke, kali ini aku benar-benar marah. Kau bodoh!! Teramat bodoh!! Kali ini aku tak sanggup lagi menahannya. Aku menangis dengat teramat kencang. Mengabaikan tatapan aneh dari pejalan kaki yang lewat. Aku berlari dengan gesit melewati gang gelap saksi bisu 'kemesraan' sepasang kekasih itu.

Sebuah persimpangan tercipta dimataku. Aku memperlambat gerakan lariku, dan terjatuh ditengah persimpangan itu. Aku menangis sejadinya, tak menghiraukan kendaraan yang siap melindas tubuh rapuhku ini. Aku siap mati jika Kau berkehendak mengambilku sekarang, Tuhan. Aku memejamkan mataku kuat, berusaha membendung, menahan agar air mataku tak lagi keluar.

'Grep..'

Sontak kurasakan tangan kekar hangat melingkari tubuhku. Aroma itu.. Mendadak aku candu akan aromanya. Oh, tidak. Perutku seolah-olah disusupi oleh sejuta kupu-kupu indah dan menggelitik.

"K-Kibum.. Itukah kau??" Tanyaku dengan suara parau. "Ne, ini aku, Kibum. Anggaplah yang tadi kau lihat itu tidak ada. Berhentilah mengharapkan berlian yang tampaknya indah, tetapi nyatanya lebih buruk dari kerikil buangan dijalanan. Kumohon, tataplah aku Jinhyun-ah, meski hanya sekali saja. Aku bersedia merangkai kembali hatimu yang telah rapuh. Aku bersedia menjadi tempatmu beristirahat, berkeluh-kesah, menangis. Aku bersedia, menemanimu hingga kau menjadi tua kelak. Aku bersedia, Jihyun-ah. Kumohon, sekali saja. Tataplah aku. Batu kerikil yang terbuang ini. Dapatkah? Karena.. Kita itu sama Jihyun-ah, sama-sama batu kerikil yang terbuang. Tapi kau dimataku, tetaplah berlian terindah."