t h i r d
🔥
---
Karena nyatanya, kekacauan yang ada di sekitar itu berawal dari sebuah kata berupa 'ego'.
---
BRAK!!!
"POKOKNYA DEMI APAPUN! TOLONG MINTA RUDAL BUATAN TERBAIK SAMA KORUT! MAU GUE KIRIM KE COWOK SONGONG ITU! JURIIIIIG!"
Ladeva sibuk menggigiti sedotan bekas minumannya sambil menopang dagu karena bosan. Berbeda dengan Alda yang duduk di sebelahnya yang langsung menelungkupkan wajahnya malas saat suara penuh amarah menggelegar di sampingnya. Juga satu-satunya sahabat cowok yang dimiliki Ladeva, Erlangga, yang kini berusaha menenangkan si pemilik suara yang sibuk menggebrak meja sedari tadi.
Kasha, dengan suara toa penuh dendam sibuk marah-marah. Jangan lupakan sumpah serapah yang sedari tadi keluar dengan wajah yang memerah berusaha menahan emosi yang bisa saja meledak sewaktu-waktu seperti bom.
"GARA-GARA DIA! GUE DISURUH HAPALIN MUFRODAT YANG BANYAK BANGET! GUE BENCI SEBENCI-BENCINYA! POKOKNYA TITIK PAKE K!"
"Kas, udah jangan teriak-teriak. Oke?" Erlangga meringis. Cowok yang termasuk jenius itu mengusap pelan lengan Kasha agar kembali tenang.
Sudah sedari tadi sepert itu, Ladeva serta Alda hanya diam saja sembari menatap bosan. Bukan apa-apa. Yang paling cepat mengendalikan emosi Kasha di antara mereka bertiga adalah Erlangga, biasanya hanya membutuhkan waktu maksimal lima menit. Tapi baru kali ini semenjak sepuluh menit yang lalu, Kasha masih belum tenang.
Ada yang mengusir Erlangga dari zona "gue bisa dengan mudah naklukin amarah Kasha" secara cepat tanpa masalah. Buktinya, saat Erlangga berusaha menenangkan Kasha maka beberapa detik—kurang dari sepuluh—kemudian Kasha akan kembali mengamuk.
Beda sekali dengan yang biasanya.
Sasarannya meja kantin. Tak ada yang berani menegur, bahkan si pemilik meja. Mereka jarang mendapati Kasha sedang kesal maksimal seperti ini. namun sekali lihat, mereka malah berdoa agar tidak melihat puncak kekesalan Kasha lagi.
Ngeri. Takut dilempar meja. Atau minimal, dilempar bon cabe level 15 yang sedari tadi menjadi snacknya.
"Padahal ya, Lang, Lad, Al," ucapnya sembari menatap sahabatnya satu per satu dengan takzim.
Erlangga memiringkan kepalanya dengan mata yang memancarkan sorot penasaran pada Kasha saat cewek itu menyebut namanya. Ladeva langsung melepas sedotannya, sedangkan Alda langsung duduk tegak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush [On Going]
Fiksi RemajaKatanya, jodoh itu di tangan Tuhan. Tidak ada yang tahu apapun tentang jodoh kita. Mau seberapa keras kau mencoba mencari tahu, kau takkan pernah mengetahuinya. Mau seberapa yakin kalau pacarmu adalah jodohmu, itu belum tentu. Ingat, yang lama ber...