Bab 1 - Siapa Kamu?

32 8 8
                                    

Tadaaaa!! Selamat datang di cerita baruku 😊😊
Sebenernya cerita ini aku bikin pas lagi iseng-iseng di tengah liburan akhir tahun, tiba-tiba aja kepikiran buat "bikin lagi" suatu karangan baru di Ms. Word wkwk :p. So,  aku pasti lanjutin yang 'Love Conflict' kok dan bagaimana dengan 'Retrouvailles'??
Cerita baruku ini nuansanya akan beda ya kawan, jadi stay tune terus aja. Xoxo 😘😘😘

*****

Delta Amigos Mediatama Televisindo

Undangan pengisi acara di sebuah acara talkshow yang sampai di tangannya sebulan lalu sedang berada dalam genggamanya sekarang. Sambil berjalan, kertas itu tidak pernah jauh dari tangannya, bahkan untuk menaruhnya di tas sekalipun dirinya enggan. Sebenarnya, secarik kertas dengan amplop berwarna merah muda itu pernah ia tolak mentah-mentah waktu itu, ia membuangnya hingga tempat sampah dan sialnya kertas tersebut ditemukan oleh neneknya.

Ia tidak pernah menyukai segala hal tentang media, bisa dibilang hal terakhir yang ia ingin lakukan di dunia adalah berhubungan-dengan-media. Namun, di hari ini, ia harus rela membuang prinsipnya jauh-jauh. Gadis berumur dua puluh delapan tahun itu kini sedang melangkah melintasi kerumunan orang yang sedari tadi tidak lepas memandanginya. Resah, hanya itu yang berada di otaknya. Ia pun tidak mengerti mengapa orang-orang melihatnya dengan tatapan memuja, bukannya terlalu percaya diri, tapi ia sadar dari arti tatapan itu.

Lift yang membawanya hingga lantai dua puluh enam itu telah sampai pada tujuannya. Tempat dimana ia akan menjalani sebuah casting di Studio 10.

Tepat di lobby lantai dua puluh enam, ia menemukan jajaran sofa yang tersusun rapi. Hanya ada satu orang yang duduk di sofa itu dan ia memutuskan untuk duduk di sebelah orang tersebut. Hal pertama yang ia sadari ketika menghempaskan bokongnya di atas sofa adalah, wanita di sebelahnya sangat amat cantik dan elegan. Lalu hal kedua adalah, bentuk tubuhnya bak gitar Spanyol. Dan yang ketiga, wanita itu adalah Jennifer Amarilys Hartmann, model kelas Internasional yang kariernya sudah mendunia.

Karena penasaran, akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya. "Sorry, you are Jennifer Hartmann, right?"

Wanita yang sedari tadi sedang memainkan iPad-nya itu menoleh kemudian tersenyum manis sekali. "Iya benar, " dan wanita itupun terkekeh.

Sumpah! Ni cewek bener-bener nggak ada cacatnya sama sekali! Bahkan, di London Fashion Week tiga tahun lalu, she really look so gorgeous and stunning at the same time, batinnya dalam hati.

"Waah, suatu kehormatan sekali bisa bertemu anda Jennifer!" katanya antusias.

"Ah tidak usah begitu. Aku kan jadi tersanjung."

"Sedang ada pemotretan?" tanyanya lagi.

Jennifer terlihat berpikir sebentar, kemudian menjawab, "Bukan, aku mau GR untuk shooting iklan di Paris besok. Jadi, for make it sure aja kalo semuanya sudah rapi."

"Oh begitu."

Jas putih yang tak lepas dari genggamannya itu menarik perhatian Jennifer. Sedari tadi, gadis yang mengajak Jennifer berbincang tidak sama sekali memperkenalkan dirinya, dan ketika Jennifer melihat sebuah logo dan nametag yang terpasang di jas putih itu, Jennifer terkejut.

"Are you a doctor? Seriously?" Ya, itu satu-satunya pertanyaan yang ada di otak Jennifer.

"Yes, of course. I'm a pediatric ,exactly," dan gadis itu hanya tertawa sembari merapikan jas putihnya.

RetrouvaillesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang