PROLOG

122 46 29
                                    

"Alasan lo gak logis. Dan gue nggak terima alasan dan permintaan maaf lo itu."

Mulai terdengar nada tinggi dari seorang perempuan yang sedari tadi menahan air mata. Sedangkan, yang diajak bicara hanya menunduk pasrah.

"Lo boleh benci gue. Karena gue emang pantas dibenci. Lo boleh angep gue brengsek. Karena gue emang berengsek. Lo juga boleh...."

"Aku harus anggep kamu apa lagi? Bodoh, cupu, atau gila? Aku salah pernah berpikir bahwa kamu seorang imam idaman. Tapi nyatanya tidak."

Keheningan menyelimuti mereka hingga sang perempuan bangkit dan meninggalkan laki-laki itu dengan wajah sarat akan luka.

SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang