Han tersenyum. "Baiklah. Akan kuberi kamu waktu. Oh ya, sampaikan pesanku pada Yi Ling. Berikan jimat putih padaku jika kamu ingin menyelesaikan pertarungan ini."
"Aku percaya padamu. Jangan kecewakan aku!"
Setelah mengucapkan kata itu, asap tebal kembali menyelimuti Guan. Mengantarkannya pada sebuah gua di dekat air terjun. Baru saja akan memutar tubuhnya sebuah benda tajam yang berkilat telah berada di dekat lehernya.
Yi Ling mengacungkan pedangnya pada Guan. Wajahnya terlihat marah dan kecewa. "Tak kusangka!" ucapnya masih terus mengarahkan pedang.
"Dengar dahulu penjelasanku!" bujuk Guan.
"Aku tak percaya!" ucap Yi Ling bersikeras.
"Mereka, mereka memang saudaraku. Teman seperjuanganku dahulu di desa. Namun setelah desa hancur diserang makhluk hitam, aku tak pernah bertemu dengan mereka lagi. Mereka menghilang saat penyerangan." Jelas Guan.
"Tidakkah kamu tahu? Mereka adalah dalang di balik semua peperangan keji ini. Bagaimana mungkin kamu, yang merupakan saudara mereka tak sekelompok dengan mereka?" Yi Ling masih belum bisa menerima penjelasan itu. Ia masih mencurigai Guan adalah salah satu kawanan monster itu.
"Percayalah padaku!" Guan masih mencoba.
"Huh! Karena itukah kau menyelamatkanku? Karena itukah?" tanya Yi Ling.
"Aku bukan musuhmu!"
"Jangan berbohong padaku! Kau menghianatiku." Teriak Yi Ling. Yi Ling melayangkan pedangnya pada Guan. Namun dengan tangkas, Guan dapat menangkis dan memegang pergelangan tangan Yi Ling. Tak mau kalah, Yi Ling menggunakan tangannya yang lain untuk menyerang. Gagal. Kedua tangannya dapat ditangkap dengan mudah oleh Guan.
Guan memegangi kedua tangan Yi Ling. Mendekatkan Yi Ling pada dirinya. Ia ingin meyakinkan gadis itu. "Kamu utusan dewa bukan? Berarti kamu pasti bisa tahu aku berbohong atau tidak. Kalau begitu tatap aku. Lihat mataku. Buktikan bahwa kau tak pernah berbohong padamu."
Yi Ling mau tak mau menatap tepat di manik mata Guan. Ia begitu tercengang dengan Guan yang begitu kuat menahan kedua tangannya. Yi Ling menyadari satu hal. Setelah cukup lama menatap Guan, ia membuang muka. Menolak untuk melihat Guan lebih dalam lagi. "Lepaskan aku!" ucapnya.
Polos , Guan melepaskan genggamannya.
Yi Ling berjalan ke dekat gua dan duduk disana. Ia merenung memikirkan semuanya.
***
Di istana kegelapan. Liao berdiri sambil menunggu rekannya. Dari arah gerbang, dua bersaudara berjalan menuju Liao. Liao menancapkan salah satu pedangnya berucap "Ini perintah tuan Han. Kalian berdua tangkap Yi Ling."
Sang kakak menunduk. Sedangkan sang adik menatap kakaknya ragu. Berat bagi mereka untuk menangkap Yi Ling karena Guan bersama gadis itu. Guan bukanlah sekedar teman bagi mereka. Namun juga sebagai saudara tertua yang sangat mereka hormati.
"Kita harus cepat sebelum purnama." Lanjut Liao.
"Tapi, Guan menghalangi kita." sang kakak akhirnya bersuara.
Liao menatap tajam. "Bunuh saja dia."
***
Yi Ling membuka mata. Ternyata ia tertidur semalam. Ia memperhatikan sekelilig. Dan akhirnya menyadari bahwa Guan tidak ada di dekatnya. Namun jubah yang selalu Guan gunakan menjadi selimutnya sekarang.
Ia berlari keluar dan mendapati Guan tengah memandang gunung di ujung sana. Yi Ling perlahan mendekati sambil memeluk jubah Guan. Ia berdiri sejajar dengan Guan dan ikut memandang ke arah gunung.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD OATH (END)
Fantasy[Romance - Fantasy] Apa yang akan kamu lakukan jika orang yang kamu cintai meninggal di hadapanmu? Bagaimana perasaanmu jika orang yang kamu cintai sudah tidak bernyawa di depanmu? Lalu... Apa yang akan kamu lakukan jika ia kembali hidup? Bukan seba...