Pulang

2.9K 84 0
                                    

Karena kepulanganmu adalah berita yang aku tunggu
*

**

Hari demi hari Halimah lewati di rumah sakit menerima dengan lapang dada, dijalaninya dengan ikhlas, meminum obat yang begitu pahit dan shalat di tempat tidur serta segala kesusahan lainnya dijalaninya dengan ikhlas, sudah satu bulan Halimah dirawat di Rumah Sakit, guru dan teman-teman sekolahnya saling bergantian menjenguknya. Dan kasus tabrak lari yang dialami Halimah masih menjadi misteri. Sampai saat ini kasusnya belum terungkap juga, rasanya begitu
ganjil.

Tapi apa mau dikata mungkin ini rahasia Allah, hanya Allah yang tahu apa yang akan terjadi diesok hari. Segala sesuatu yang terjadi adalah atas kuasa-Nya, Dialah Tuhan semesta alam tak ada yang mampu menandingi-Nya, segala sesuatu yang terjadi atas kuasa-Nya.

“Bi, Barangnya udah diberesin semua?” tanya Arif pada bi Ida

“Udah Den”

“Uuuhhh makasih Bi Ida ku sayang, pasti capek beresin semuanya. Maaf Arif nggak ikut bantuin sini Bi Ida Arif peluk” ucapnya manja

“Ada apa Den, tumben minta peluk-peluk?”

“Pengen aja meluk Bi Ida” sahut Arif asal
Halimah yang menyaksikan kedua orang tersayangnya berpelukan terkekeh pelan. Bahagia rasanya memiliki mereka, Arif yang hadir kembali dihidupnya mewarnai setiap harinya dengan canda tawa dan tingkah konyolnya, menghibur serta selalu membuatnya tertawa. Dan Bi
Ida pembantu di rumah Halimah yang sejak dia kecil sampai sekarang selalu menemaninya, orang yang mengetahui segala sesuatu tentang hidupnya, kebahagiaannya dan semua kisah pilu
tentang keluarganya.

“Teh ayo Arif dorong, barang-barangnya udah dikemas semua sama Bi Ida. Kita Pulang” ucap Arif senang

Arif mendorong kursi roda Halimahdan membawanya keluar dari kamar inapnya yang sudah ditempati satu bulan lebih. Sementara Bi Ida mengekor di belakang mereka, Halimah masih harus menggunakan kursi roda walau pun sudah diperbolehkan pulang karena pergelangan kaki Halimah belum sembuh total.

“Mang Ujang udah nunggu kita di lobi” ucap Arif pada Halimah dan Bi Ida, sedang Halimah dan Bi Ida hanya mengangguk mengerti.

Mang Ujang itu supir keluarga Halimah dan termasuk orang kepercayaan Almarhum Ayahnya Halimah. Mang Ujang itu kurus dan tinggi, usianya sekitar 42 tahun, asli orang Bandung jadi kalau berbicara dengan Mang Ujang logat sundanya kental sekali. Berbeda dengan
Bi Ida yang tubuhnya sedikit gemuk dengan pipi yang seperti bakpau dan Bi Ida orang Semarang usianya sekitar 45 tahun.

***

“Bro ke Kantin yuk!” Ajak Edi pada Furqon dan hanya dibalas anggukan oleh Furqon

“Si Akbar udah di kantin katanya, perutnya udah keroncongan jadi dia duluan, ini dia WhatsAap gua” ucap Adi pada Furqon dan Edi sambil menyodorkan ponsel miliknya memperlihatkan percakapan WhatsAapnya dengan Akbar. Edi hanya meliriknya sekilas, sementara Furqon cuek bebek. Adi dan Edi melangkahkan kakinya keluar kelas dengan antusias, berbeda dengan Furqon yang tak bersemangat dan lesu.

“Udahlah Bro, jangan murung terus ini bukan salah lu. Semua udah diatur sama Allah, ini sekenario yang Allah buat dikehidupan lu. Ini rencana-Nya disetiap kejadian pasti ada hikmahnya, jangan menyalahkan diri sendiri serahkan semuanya kepada Allah” ucap Edi sok
bijak dengan menirukan gaya bicara Mario Teguh.

Salahkah Aku Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang