LAURA POV
Sebenarnya ada sedikit rasa senang didalam hati ku saat Daniel ikut sarapan bersama keluarga ku, hal it mengingatkan ku saat-saat kami bersama dulu.
Jujur aku sedikit heran kenapa Daniel menerima tawaran ini. Pernikahan ini. Bukan kah ini akan menyakiti julie. Wanita yang dicintainya itu.
Entahlah aku pikir rasa itu sudah tidak ada, berpikir Dan sangat mencintai Julie, jantungku terasa nyeri.
Daniel mungkin saja melakukanny karena rasa hormatnya kepada Papa, yang sudah dianggapnya sepert ayah kandungnya sendiri. Atau rasa kasihanny dengan kondisi keluara ku saat ini.
Tapi aku tidak suka, aku tidak suka dikasihni. Ini memang impian ku menikah dengan Daniel, tpi ridk seperti ini. Dia bilang ku hrus merencanalan pernikahan ini seperti impian ku, bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi, dlam impian ku, aku tidak menikh dengan suami orang lain.
Christ!! Aku hampir melupakannya, bagaiamana jika di tahu aku akan segera menikah, sedangkan kemarin malam. Saat aku mengabari bahwa papa meninggal dia berjanji jika akan segera keindonesia selesai pulang dari Jepang.
Perasaanku kepada Christ juga belum tahu.
Dia hanya cara agar aku melupakan Daniel.
Aku sengaja memberi syarat itu kepada Daniel, agar dia lebih mudah menjalani pernikahan ini. Dan aku sendiri tidk sudi harus serumah dengan Julie. Wanita yang selalu ku anggap menyebalkan.
Aku ingin menikah dengan Daniel tapi tidak seperti ini.
Hari ini aku akan dijemput Daniel, dan kami akan melakukan feeting baju, baju pernikahan kami. Daniel mengatakan kami harus segera menyiapkan semuanya karena dia akam sangat sibuk dengan pekerjaan beberapa hari sebelum pernikahan.
Aku rasa itu hanya alasan, yang jelas pasti hari itu digunakan olehnya menjelaskan pernikahan kami kepada Julie. Aku penasaran apakah Julie akan datang? Atau apakah pernikahan ini batal karena Julie?
Entahlah, ada rasa senang dan sedih jika pernikahan ini batal.
Aku terlalu sibuk dengan pikiran ku, sampai aku tidak menyadari Daniel sudah duduk di depan ku sambil tersenyum tidak jelas.
"Kamu sedang melamunkan ku sayang" dia mendekatiku.
Selalu seperti ini tingkahnya menyebalkan
Aku hanya diam membisu. Aku lebih baik melihat kertas-kertas yang ada di mejaku.
Dia hanya tertawa, "sudah saatnya kita pergi."
Aku tahu maksudnya tapi aku pura-pura tidak tahu
"Laura, apakah kamu ingin aku gendong sampai keparkiran?" tanyanya.
Aku langsung melihatnya, aku berdiri sambil menghentakkan kaki dan keluar dari ruang kerjaku. Menyebalkan selalu beraninya mengancam.
Kami sudah sampai di butik, jujur aku bingung.
Semua terlihat indah dan cantik.
"Aku tidak suka kamu memakainya" Ketus Daniel saat aku mencoba salah satu gaun.
Aku menaikkan alisku
"Kamu terlihat jelek, dan gendut" cetusnya
Brengsek! Dia mengejekku.
Aku langsung masuk, dan melihat diriku kecermin, aku sangat cantik bahkan sangat sexy, bagian punggungnya sangat terbuka, dan untuk dadanya juga sangat rendah. Ini bagus karena payudara ku sangat pas di sini, bahkan terlihat sedikit menggoda.
Dan sialnya dia bilang aku jelek.
Aku menyukainya, gaun ini.
Akhirnya Daniel, memilih Gaun yang dia suka, sebenarnya yang mau mengenakan gaun itu, aku atau Daniel. Kenapa harus yang dia sukai.
Aku jd memiliki ide jahil, aku juga memesan gaun pertama yang aku kenakan. Aku akan mengenakannya kelak di acara resepsi kami.
Enggak peduli Daniel marah atau tidak.
Yang penting aku menyukainya.
Setelah gaun, kita memilih kartu undangan.
Daniel terlihat bersemangat memilih, bahkan dia tidak memperdulikan pilihan ku. Dia seakan tidak pernah menikah, begitu semangat sekali menyiapkan semuanya.
"Kamu ini, kemarin katanya aku harus membuat pernikahan ini sesuai dengan yang aku inginkan, tapi sekarang kamu semuai menentukan. Bukankah kamu sudah pernah melakukan hal ini" Kesel ku sambil mengomel sendiri.
Dia hanya diam, aku tahu dia tidak akan mendengar omelan ku.
Sepanjang perjalanan aku hanya diam, aku kesal. Ya sangat kesal. Semua dia yang menentukan. Apaan ini. Benar2 menyebalkan.
"Sampai kapan kamu akan diam seperti ini?" dia bertanya
Aku masih diam
"Berhenti ke kanak-kanakan" cetusnya
"Kekanakan kamu bilang, iya ini memang kekanakan. Ini pernikahan pertamaku dan terjadi tidak seperti yang ku harapkan. Mungkin buat kamu ini tidak penting karena ini bukan pernikahan pertamamu. Dan mungkin kamu kurang tertarik dengan hal ini. Tapi tidak dengan aku, setidaknya jika ini terjadi tidak seperti yang aku impikan, aku ingin persiapan seperti yang aku inginkan"Aku marah sangat marah.
Aku melihat ekspresi terkejut dari wajahnya, tapi memang dia pria menyebalkan dia langsung bersikap tidak terjadi apa-apa. Sesampai di rumahku. Aku keluar dengan menutup keras pintu mobilnya. Mulai besok aku tidak akan ikut dengan persiapan pernikahan, biar dia yang menentukan semuanya.
Aku masuk kerumah dan melihat mama dan adik ku menonton televisi.
Mama melihat ku, dan ingin bertanya.
Tapi aku langsung berkata "Tanya apa yang terjadi pada calon menantu kesayangan mama. Aku sangat lelah hari ini" aku berjalan cepat menuju kamarku.
Lelah dan Kesal untuk hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, My BF
DiversosDiantara pria dan wanita tidak ada murni yang namanya persahabatan. Aku laura aku mencintai sahabat ku sendiri Daniel, kami sudah bersahabatan selama 8 tahun. aku tidak tau bagaimana dia tidak menyadari aku mencintainya apakah karena hubungan kami...