SEMBILAN BELAS

65 4 0
                                    

Sementara itu, Angga sedang memainkan ponselnya sembari duduk di kursi tunggu salon nampak heran.

Kenapa Anggi tidak mengangkat teleponnya?

"Kamu kenapa sih Ga? Mama liat, kamu kaya orang putus cinta" kekeh Rahma melihat tingkah konyol anaknya sedari tadi, hanya membolak balikkan ponsel ditangannya keatas meja, persis Abege labil.

"Anggi Ma. Di Telfonin bukannya angkat, padahal di sekolah lagi gak ada pelajaran" ujar Angga

Rahma mengerutkan keningnya. "Gak ada pelajaran?" Tanyanya. Angga mengangguk semangat, "Kan pengarahan acara camping buat lusa, makanya gak ada pelajaran. Dipulangin deh kayanya" ujar Angga

Cowo itu nampak menatap ponselnya kembali. Tidak ada panggilan apapun atau pesan balasan dari Anggi

Rahma berdecak pelan "Kamu lupa ya Ga. Jelas jelas ada pelajaran hari ini. Kan campingnya masih lusa, mau juga besok liburnya" ujarnya dengan jengah. Anaknya kenapa berubah jadi bodoh gini?

Angga terdiam beberapa saat sampai sampai dia terlonjak tiba tiba, " Ma, berarti Anggi lagi belajar dong?" Ujarnya heboh sendiri

Rahma mengangguk setuju sembari membolak balikkan majalah ditangannya

"Terus tadi aku telepon dia"

Rahma mengganti majalah yang ia baca, "Gak diangkat?" Tanyanya

"Iya ma" ujar Angga semakin panik

"Paling ketauan sama Gurunya" ujar Rahma

Angga menepuk dahinya, "Iya, Pasti.. Astagah ma!!" Angga sontak bangkit dari duduknya dan menyambar kunci mobil di saku jaketnya

"Ma, aku kesekolah dulu ya.. kasian nanti Anggi di marahin Bu Irma, guru Ipaku galak banget soalnya" ujar Angga mencari ponsel dan dompetnya yang berada di tas mamanya

"Yaudah. Mama juga dijemput Papa kok"

Angga menghentikan langkahnya saat mendekati pintu keluar, ia menatap Mamanya yang terkikik geli

"Kenapa gak bilang dari tadi sih?!!" pekik Angga kesal. Kemudian cowo itu langsung menghilang dalam sejenak

***

Ada dua hal yang harus Angga takuti di dunia ini.

Pertama adalah Anggi dengan kondisi kesehatannya

Kedua adalah hal hal yang bisa mengganggu kesehatan gadis itu.

Itu akan jadi hal yang menakutkan bagi Angga melebihi apapun. Ia juga tau bahwa Ibu Irma yang terkenal paling menyeramkan sepanjang sejarah takkan memberikan kompensasi apapun untuk Anggi

Sudah pasti. Apalagi dengan ponsel yang berbunyi tiba tiba

Disekolah saja sudah ada peraturan agar selalu menitipkan ponsel di ruang guru. Namun apapun penyebabnya, ia yakin Anggi tidak mungkin menitipkan ponselnya pada guru. Karena gadis itu membaca pesannya

"Shit! Minggir kek!!"

Angga tak henti hentinya memarahi beberapa angkutan dan Bus yang berusaha menyalip mobilnya. Kalau dulu ia selalu ingin mobil besar seperti Pajero atau fortuner. Kini ia lebih memilih honda Brio atau mini scoppy

Ia melihat jam di tangannya. Sudah menunjukkan pukul setengah sembilan lewat sepuluh, istirahat jam sembilan. Total waktu yang ia miliki hanya dua puluh menit sebelum istirahat

Itupun kalau Bu Irma berbaik hati menunggu sampai jam Istirahat. Kalau tidak?

Sialan. Harusnya dia bisa lebih bersabar tadi..

Angga semakin meringis kala melihat kereta yang perlahan berhenti. Benar benar memperlambat lajunya, bahkan sudah lewat lima menit. Kereta itu tak kunjung jalan

Tak lama Kereta itu kembali berjalan. Lagi lagi Angga benar benar kehilangan kesabaran kala melihat lampu merah yang tadinya hijau, mengarah ke Kuning dan kemudian merah

"Pleastt kek.. itu dikit lagi nyampe sekolah gue Bro!!" Dengus Angga kesal

Tetapi kemudian ia tersenyum senang karena tidak ada polisi yang berjaga di pos Polisi. Hingga akhirnya ide nekat pun datang

Dengan cepat,ia melajukan mobilnya, bahkan tidak peduli dengan beberapa pengguna jalan yang akhirnya menirukan Aksi buruknya ini

"Maaf Tuhan.. Angga minta maaf ya, Soalnya ini buru buru" ujar Angga memanjatkan puji syukur kala mobilnya sudah memasuki pelataran sekolahnya. Dan tepat saat ia keluar dari mobilnya, Bel Istirahat terdengar nyaring

Angga segera berjalan masuk kedalam sekolahnya. Ia harus naik kelantai dua untuk kekelasnya, sialnya lagi karena ia pakai baju bebas. Banyak murid yang memperhatikannya dengan heran, dan lebih banyak yang menatapnya kagum

Angga memakai kacamata hitamnya, membuat kadar ketampanannya meningkat

"Kak Angga kok gak pake seragam?"

Angga menatap Inge yang menahan lanhkahnya, Ia benar benar panik saat ini "Iya, buru buru. Liat Kak Anggi gak?" Tanya Angga

Inge menatapnya heran, tapi kemudian ia mengingat sesuatu "Tadi bareng Bu Irma, kayanya keruangannya deh" ujar Inge

Lagi lagi Angga menatapnya terkejut. Nampak panik, "Oke makasih Nge" ujarnya kemudian kembali turun kebawah. Ia berlari kearah ruangan Bu Irma, guru Ipa sekaligus guru BK.









Tbc

Friendship Or Relationship (FOR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang