Birth

1.2K 67 2
                                    

Angin berhembus dengan garang di malam itu. Ombak berderu menghantam karang dan dinding tebing. Suasana yang kelam di ujung tubir, dihiasi kegelapan dan pendar bulan yang dikelilingi gumpalan awan yang hendak menghujani bumi dengan air bah, tampak suram dan angker kala itu.

Sesosok laki-laki jangkung berdiri diujung tebing. Jubahnya berkibar dihembus angin, pakaian hitamnya serasi dengan langit malam dan keangkuhannya. Sesosok figur yang seolah menguasai malam.

Angin bertiup lebih besar dalam sekejap, laki-laki itu menghilang bersama hembusan angin.

***

Apa yang bisa disimpulkan dari kedua bayi ini, wajah lucu dan imut yang mirip, mata abu-abu yang sama, warna rambutnya yang sama hitam kecoklatan, bentuk hidung dan bibir yang cantik yang tidak berbeda. Kembar identik.

Kekehan tawa yang lemah dan seoalah menggelitik telinga berhambur diantara partikel udara melalui mulut mereka. Ini baru 48 jam sejak mereka merasakan dunia untuk yang pertama kali.

Keduanya tampak tertidur pulas di sangkarnya yang nyaman. Siapa yang menduga laki-laki berpakaian serba hitam itu menghilang dan sekarang ia berdiri di sini.

Wajahnya diterpa cahaya kobaran api. Hingga terlihat jelas matanya yang merah darah, kulitnya yang pucat hingga tumbul warna pembuluh darahnya, dan hidungnya yang bengkok. Ia menatap si kembar yang paling kanan. Ia menatapnya dengan lembut, "oh penyihir..."

Jari-jari tangannya yang panjang dan ramping seperti ranting pohon mulai membelai wajah bayi itu. Tak sengaja kukunya yang tajam melukai kulit pipi bayi yang tipis dan rapuh itu. Seketika bayi itu menangis dengan keras, ia tebangun dari mimpinya yang indah. Sungguh jahat laki-laki itu.

Ia menggendong bayi itu dan....
Ia menghilang.

Seseorang berlari dan mendobrak pintu kamar anaknya setelah mendengar tangisan. Wajahnya tampak gusar dan tegang. Ia kehilangan salah satu anaknya.

"Eleanor!!!" Laki-laki besar dan perkasa itu memanggil istrinya.

Segera Eleanor datang dengan panik, "ada apa, sayang?!" Ia menelan ludah setelah terengah-engah berlari.

"Dimana Randall?!" Ucapan suaminya membuatnya melompat kaget.

"Apa maksudmu?" Ia melangkah cepat ke ranjang anak-anaknya, "tentu saja mereka di...." ia terdiam setelah melihat hanya satu bayinya yang tengah tertidur di sana. Ia menutup wajahnya, ia jatuh berlutut dan menangis.

"Berdirilah, Eleanor! Kau pemburu yang hebat dan kuat. Aku tidak suka melihatmu bersedih. Kita akan dapatkan Randall kembali dari makhluk terkutuk itu!" Ia mengangkat istrinya dengan penuh kasih untuk kembali berdiri dengan tegar. "Suruh pelayan-pelayan itu memperketat penjagaan. Aku akan pergi dengan pasukanku untuk mencari Randall."

Eleanor mengusap wajah suaminya dengan lembut sebelum ia pergi, "Jaga dirimu, Redmond."

Redmond tersenyum dan melangkah meninggalkan mereka.

***

Matahari naik dari timur menuju barat menghalau duka di malam itu. Namun tidak mengikis sedikitpun kesedihan dihati Eleanor. Ia berlari mencari pelayannya, mencari tahu berharap mendengar kabar baik.

"Apa Redmond sudah kembali?"
"Belum, Lady."

Eleanor melenggang dengan cemas, ia melangkah cepat keluar mansion tuanya, berdiri di pekarangan yang luluh lantak diterjang badai malam tadi. Namun ia tidak menghiraukannya, yang ia harapkan adalah Randall kecilnya dan suaminya kembali dengan selamat.

Ta lama kemudian, suara langkah serdadu berkuda terdengar. Eleanor terkesiap.

Mereka tampak lesu dan murung. Redmond kembali dengan wajahnya yang kemerah-merahan, dahinya berkerut, matanya tampak sayu dan lelah.

Eleanor berlari tak sabar. Redmond turun dari kudanya dan mendekap Eleanor kuat-kuat dengan sesal yang seolah menyayat hatinya, "Maafkan aku, Eleanor. Aku benar-benar minta maaf..." ia jatuh berlutut.

Salah satu pengawal melangkah sembari menggendong sesuatu yang dibalut kain. Ia menyerahkannya pada Eleanor dengan canggung dan segan, "aku turut berduka, Lady."

Eleanor terbelalak, ia segera membuka balutan kain itu. Seketika hatinya hancur, nampak seperti pekarangannya sekarang ini, ia terisak dan menangis sejadi-jadinya.

Randall telah tiada.

The Cursed Half-bloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang