Meet You 2

207 12 0
                                    

Tepat di depan rumah gue Agan ngeberentiin motornya.

"Makasih Agan..." kata gue ngelambaiin tangan ke Agan.

"Apa-apaan, saya belum ingin pulang, aku mau say hello ke mama kamu..." kata Agan turun dari motor dan ngebuka helmnya.

Ternyata nyokap udah ngeliatin di depan pintu, ngga cuma nyokap, disitu juga ada Ratu.

"Yaudah Agan, ayuk kenalan sama mama aku." Kata gue sambil gandeng tangan Agan.

Gue pun terus ngegandeng tangan Agan.

"Kamu, seenaknya pegang tangan saya." Kata Agan ke gue.

"Agan, tolong diam..." kata gue sambil narik tangan Agan.

"Hai ma, kenalin ini Afgan, dia calon suami aku, dia dari syiria." Kata gue ke nyokap sambil nyodorin Agan.

Nyokap cuma ketawa nyengir ngeliat gua sama Agan.

"Ayok nak, masuk dulu."

Agan pun masuk, dan gue terus ngegandeng tangan Agan.

"Gan, kamu harus pura-pura jadi pacar aku..." kata gue ke Agan.

Tiba-tiba Natcha keluar dari kamar, dan langsung menatap sinis Agan.

"Hai Natch, mau kemana?" Kata gue ke Natcha.

"Ratu dimana?" Tanya Natcha ke gue.

"Gatau, gue lagi sibuk, cari sendiri aja."

Jawab gue ketus, rasanya sakit, pada saat Natcha nyari Ratu. Kenapa meski kayak gini....

"Lepas!" Kata Agan langsung narik tangannya dia.

"Iya, bakalan aku lepas, sabar dong." Kata gue ke Agan.

"Kamu kenapa? Matanya berkaca-kaca gitu?"

"Gapapa." Jawab gue, sambil ngumpetin wajah gue dari Agan.

Tiba-tiba aja Ratu dan Natcha masuk kedalam secara bersamaan, mereka bergandengan tangan, entah kenapa gue benci ngeliat mereka seperti itu.
Gue ngerasa berhak buat marah, gue ngerasa gue harus nuntut kebahagiaan gue yang seharusnya udah terjalin...

Tapi...
Kenyataannya gue cuma bisa diam.

"Kenapa aku kayak gini Gan, aku sedih, aku makin gak habis fikir sama diri aku sendiri..." kata gue ke Agan sambil netesin air mata.

Disitu Natcha sama Ratu langsung nengok ke arah gue, disitu Natcha langsung nyamperin gue..

"Kamu kenapa nangis?" Tanya Natcha kegue.
Tiba-tiba Natcha keliatan panik banget, dan langsung megang tangan gue.

"Lepasin Natch, kamu harus hargain Ratu, dia istri kamu." Kata gue ke Natcha.

"Aku cuma nanya, kamu kenapa nangis?" Kata Natcha langsung ngelepas tangan gue.

"Mau tau kenapa? Karna gue gabisa ngeliat lo berdua sama-sama kayak gitu, lo harusnya ngerti dong Natch, gue... masih punya perasaan buat lo sampai detik ini, gatau kenapa gue begitu bego, gue masih bisa cinta sama orang yang gapernah cinta sama gue." Kata gue ke Natcha.

"Jangan pernah egois, lo harus hargain orang lain, jangan anggap bahwa lo itu yang paling menderita, lo fikir Ratu ngga menderita? Dia lebih menderita dibandingkan lo. Asal lo tau ya, gue masih cinta sama lo, Ratu tau itu semua, tapi dia gapernah ngeluh. Dia jalanin sebisanya." Kata Natcha sambil nunjuk gue.

Baru kali ini Natcha ngga belain gue, baru kali ini juga Natcha ngebentak gue, rasanya sakit...
Gue, cuma bisa diem dan nangis...

"Cukup, jangan buat dia menangis, setidaknya jika emang kalian saling cinta, kenapa harus berpisah?" Kata Agan menyambung pembicaraan.

"Lo gausah banyak omong!" Kata Natcha sambil jalan ke kamarnya.

Agan langsung meluk gue erat, dan ngapus air mata gue.

"Makasih Gan..." kata gue ke Agan.

"Jangan nangis, udah, kalau gitu saya sebaiknya permisi." Kata Agan ke gue sambil jalan keluar.

"Ibu, saya permisi pulang..." kata Agan sambil pamit ke nyokap gue yang duduk di bangku teras.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang