Aldrich berjalan mendahului Aquinsha, sedangkah Aquinsha mengikut langkah Aldrich dari belakang.
Sudah beberapa menit berlalu semenjak Flo menjemput Nathan untuk membawa bocah itu pulang ke rumah. Tiba-tiba saja Flo mengangkat Nathan yang tengah tertidur di pangkuan Aldrich, tanpa membangunkan anaknya itu.
"Kak Flo mau pergi makan sama temannya Dave abis itu pulang. Kalian di sini aja dulu kalau mau main. Sayang kan kalau kalian pulang juga." Flo mengeluarkan beberapa lembar ratusan ribu rupiah lalu diberikan kepada Aldrich. "Ini uang makan siang sama ongkos taksi karena kami yang akan membawa mobil."
Aldrich langsung memberi kunci mobil pada Flo. Dan dengan langkah cepat Flo meninggalkan Aldrich dan Aquinsha. Berdua.
Aldrich menghentikan langkahnya tiba-tiba, membuat Aquinsha tidak sengaja menabrak punggungnya.
Aquinsha mengaduh merasakan kepalanya sedikit nyeri akibat menabrak punggung Aldrich.
"Ngomong dong kalo mau berhenti."
Aldrich memutar tubuh dan menemukan Aquinsha tengah mengusap kepalanya.
"Sori. Tadi gue berhenti karena hampir nabrak bocah. Siapa yang suruh lo jalan di belakang gue, sih."
Aquinsha tidak menghiraukan Aldrich. Tetapi, ketika lelaki itu kembali berjalan, Aquinsha berjalan di sampingnya.
Ada rasa canggung di antara mereka berdua. Baik Aldrich dan Aquinsha ingin berbicara dengan nyaman. Menikmati waktu mereka selama berada di Dufan, namun tidak satupun dari mereka yang ingin mengeluarkan suara.
Bukannya tidak ingin, lebih tepatnya mereka saling tidak tahu bagaimana mengawali obrolan mereka.
Aquinsha merasakan ponselnya bergetar dan menemukan panggilan video dari Regina yang langsung ia angkat.
Mereka saling bertukar sapa, menanyakan kabar,dan hal semacamnya.
Di samping, Aldrich menyamakan langkahnya dengan Aquinsha. Tiba-tiba saja Aquinsha mendekatinya dan mengaitkan lengannya pada Aldrich.
Awalnya Aldrich terkejut, namun saat melihat layar ponsel Aquinsha dan menemukan wajah ibunya, Aldrich jadi mengerti tujuan Aquinsha. "Iya, tante. Kami lagi di Dufan."
Aquinsha memberikan ponselnya pada Aldrich, membiarkan lelaki itu berbicara dengan ibunya.
Yang Aldrich lakukan adalah menyapa dan saling menanyakan kabar. Sesekali ia memperlihatkan keakrabannya dengan Aquinsha, agar membuat perasaan ibunya senang.
"Iya, ma. We are gonna have fun here. See you." Aldrich mengakhiri panggilan video itu.
Aquinsha menerima ponselnya kembali. Namun, tangannya masih mengait lengan Aldrich.
Baru saja Aldrich akan memperingatinya, tiba-tiba saja Aquinsha menariknya ke suatu arena.
Aldrich menemukan halilintar, seluncuran dengan loop 360 °dan juga lintasan turunan dan tanjakan yang tinggi dan cukup menikung. Sebenarnya ia benci hal-hal seperti itu. Ia ingin menolak, tetapi...
"Temenin gue ya, Al." Aquinsha berkata demikian, dengan mata yang berbinar. Membuat Aldrich tidak ingin melawan.
"Hm," balasnya singkat masih dingin.
Aquinsha sendiri tidak memerdulikan sikap Aldrich yang panas dingin tidak berketentuan. Ia mengenyampingkan semuanya agar bisa menikmati waktunya selama di Dufan.
***
Langkah Aquinsha stabil bahkan setelah menaiki halilintar.
"Udah lama banget gue gak main..." Aquinsha bersuara tanpa ia sadari lawan bicaranya tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You
Fiksi RemajaKembalinya Aldrich dari masa lalu Aquinsha tidak pernah ia bayangkan, bahkan ia impikan. Aquinsha tidak menyukai Aldrich. Alasannya? Jangan ditanya. Hanya saja, Aquinsha benci Aldrich. Di saat Aquinsha memiliki beribu alasan untuk menjaga jarak dari...