Bagian 14

27.9K 2.6K 179
                                    

Bagian 14

Aku masih bergeming di tempatku saat Ali naik ke atas stage. Dia benar-benar tidak mempunyai hati. Picik.

"Prill?"

"Ya?"

"Lo dipanggil Ali tuh."

Aku mengikuti pandangan Vita. Ali menatapku tajam dan aku balas menatapnya tak kalah tajam. Dia pikir hanya dia yang bisa mengintimidasi orang melalui tatapannya itu.

Aku berbalik pergi meninggalkan tempat ini. Yang terpenting Dhera sudah selamat. Jika Ali bisa sepicik itu, aku juga bisa. Meskipun aku ini gadis yang manja. Tapi kalau urusan hati berbeda lagi ceritanya. Aku tidak ingin berurusan dengan Ali lagi.

Cukup.

Aku berjalan tak tentu arah. Memikirkan bagaimana aku selanjutnya. Bagaimana pun caranya, aku harus pergi dari Ali. Menjauh dari lelaki itu supaya hidupku tenang. Kebohongan Ali, menutup segala rasa cintaku untuknya. Apa pun alasannya aku bahkan tidak ingin tahu.

Biar lah aku tersiksa karena rasa cintaku untuknya. Aku tidak ingin orang-orang di sekitarku celaka. Aku ingin terlepas dari bayang-bayang Ali, dan aku benar-benar ingin hidup tenang.

Kenapa semuanya terungkap saat aku sudah jatuh cinta pada Ali? Kenapa tidak dari dulu sewaktu aku masih sangat membenci dia? Ini semakin membuatku sulit. Antara cinta dan benci yang menjadi satu.

Jika kalian menjadi diriku, apa yang akan kalian lakukan? Meninggalkan Ali? Lari dari kenyataan dengan mengasingkan diri ke tempat lain? Ini tidak semudah itu. Masalah hati bukanlah hal yang mudah. Aku mencintainya. Satu fakta yang membuatku sulit untuk benar-benar pergi darinya. Aku bisa saja melakukan hal itu, pergi ke kota orang atau bahkan ke negeri orang untuk menjauh dari Ali. Namun, kenyataannya tidak semudah yang terlihat.
Selain masalah hatiku. Ada hal yang benar-benar harus ku pikirkan matang-matang jika ingin menjauh dari hidup Ali. Keluargaku, sahabatku, dan diri Ali sendiri. Aku harap, kalian tidak lupa kalau dia seorang psikopat. Kehilangan Kinan saja, Ali bahkan hampir membunuh orang tua Kinan, orang tuanya sendiri, dan semua orang terdekat Kinan yang ada pada saat itu, juga keluargaku. Apa yang akan dia lakukan jika aku pergi darinya dengan membawa hati Kinan? Dia mungkin bisa saja membunuh seluruh anggota keluargaku, serta sahabatku.

Aku tidak mungkin datang ke rumah sakit dan meminta Dokter untuk mengambil hati Kinan lalu diserahkan pada Ali kan? Itu konyol. Aku masih punya pikiran yang waras untuk tidak mengakhiri hidupku dengan cara konyol seperti itu. Ali, kenapa kamu selalu membuat semuanya menjadi sulit?

•••

Keesokan harinya, sekolah ramai membicarakan perihal Olimpiade kemarin. Katanya, sekolah kami berhasil menjadi juara pertama.

"Ah, coba lo ada di sana kemarin. Pasti ikut dag dig dug ser..."

"Lo pikir itu acara dangdut?"

"Ye! Serius tahu! Makin bangga sama Ali," gue juga. "Sudah ganteng, tajir, baik, pintar pula. Ya ampun! Kok, lo bisa sih putus sama cowok se-perfect Ali?"

"Itu artinya, dia nggak se-perfect itu!" Aku melenggang pergi menuju kantin.

Tak ku duga aku akan melewati Ali dan teman-temannya yang sedang tertawa. Bahkan getaran ini masih ada saat melihatnya. Jantung ini masih berdetak cepat untuknya.

Psychopath Boyfriend [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang