Hai! Baca boleh, tapi ngga ada salahnya ninggalin jejak sedikit kan? Vote sedikit bolehlaaa wkwk. btw ini rekor paling cepet aku update ya?! OMG! Subhan'Allah! Dan ini masih part manis manis ala mas Resa ! Part selanjutnya ada kejutan sedikit untuk kalian! Thankyou guys!
Jangan lupa mampir ke Marry me, teman hidupku? ya, genrenya sama kok sama cerita ini!
" Cinta itu bukan tentang siapa tapi tentang bagaimana akan mencintai" – Galang
" Jadi kapan tanggal pasti hari bahagia nya?"
Aku hanya menatap Resangga mendengar pertanyaan dari ayahku karena memang tidak tahu tanggal pasti dari pernikahan kami yang aku tahu hanya Resangga ingin di percepat segalanya. Resangga yang nampak gelisah di depanku dan ayahku sejak tadi akhirnya menatap ayahku.
" Sebelum membicarakan tanggal, saya ingin meminang secara resmi Abela, putri bapak. Mengingat Abela anak bungsu dan mungkin memang agak berat bagi bapak melepaskan Abela untuk hidup bersama saya kelak. Dengan sepenuh hati saya sampaikan bahwa saya ingin menjadikan Abela sebagai istri dan teman hidup untuk nanti dihari pernikahan kami dan sampai akhir hayat saya. Saya berjanji akan membahagiakan dan mencintainya sepenuh hati, dan menjaganya seperti bapak menjaga nya selama ini. Dan untuk hal lainnya saya tidak bisa menjanjikan dengan ucapan namun mungkin bisa dilihat nanti kedepannya dan sebisa mungkin saya akan memenuhi segala halnya. Alhamdulillah untuk segi financial mungkin saya sudah mampu dan sebab itu saya berani meminang putrid bungsu bapak. Jika ada beberapa syarat yang perlu saya penuhi saya akan memenuhi semampu saya" ucap Resangga dengan lancar walaupun wajahnya sangat tegang.
Dadaku menghangat mendengar kalimat demi kalimat yang dia ucapkan pada ayahku. Bukan rahasia jika Resangga adalah pria yang manis dan pandai merangkai kata, namun perkataannya pada Ayahku benar – benar membuatku tersentuh. Seakan – akan dia akan bertanggung jawab penuh atas diriku nanti dan kesungguhan cinta yang selalu dia ucapkan padaku juga diucapkan pada Ayahku.
" Resa, kamu tahu kalau saya sayang sekali dengan putri bungsu saya ini kan? Sekalipun memang banyak konflik yang memisahkan kami, tapi selama jantung saya masih berdetak saya mencintai putri saya ini. Ini bukan soal janji, ini bukan soal membahagiakan dan menjaga, tapi apakah kamu mampu mencintai putri saya lebih besar dari saya mencintai nya? Jika bisa saya akan dengan senang hati mengizinkanmu membawanya. Satu permintaan saya, jadikan dia yang pertama dan satu – satunya, kalau di masa yang akan datang saya mengetahui bahwa anak saya bukan satu – satunya saya sendiri yang akan menjemputnya darimu" kata Ayahku dengan tegas namun dari raut wajahnya dapat kulihat sendunya dia yang akan melepaskanku yang baru saja kembali kepelukannya. Rasa haru benar – benar menyelimutiku saat ini.
Resangga yang tadinya tegang kini sudah sedikit rileks dan mulai menatapku sebentar dan memberi senyum menenangkanku karena mungkin saat ini ekspresi sudah ekspresi akan siap menangis.
" Kalau soal cinta, cinta saya sangat besar pada Abela. Namun mungkin sama seperti bapak tapi mana mungkin saya bisa menandingi cinta ayah pada anaknya. Bila dizinkan saya akan membahagiakan dan mencintai putri bapak sepenuh hati dan sampai nanti entah kapan Tuhan akan memanggil saya. Hanya itu yang bisa saya janjikan, saya mohon sekali bapak mengizinkan saya meminang Abela..." lirih Resangga.
Aku yang sedang memeluk lengan ayahku pun mengelus pelan lengan pria nomor satu dalam hidupku seakan memberikan sebuah isyarat meminta agar diizinkan menjadi pedamping pria yang ada di depan kami ini. Ayahku menoleh padaku dan seolah meneliti raut wajahku dan menatap ke dasar mataku kemudian ayahku tersenyum dan menepuk pelan tanganku yang memeluk lengannya.
" Baiklah, berhubung sepertinya putri saya ini ingin menikah denganmu maka saya hanya akan menyetujuinya saja asal ingat permintaan saya, jadikan dia satu – satunya" ucap Ayahku tegas lalu tersenyum padaku dan membuatku membalas senyum beliau dengan haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah, Pernikahan dan Sebuah Kepulangan
Ficción GeneralAbela maryam, seorang wanita muda yang menjadi muallaf. Keputusannya menjadi muallaf membuatnya di buang dari keluarganya dan harus mencoba hidup baru di Jakarta. Dia menjadi muallaf awalnya untuk seorang pria yang pergi jauh untuk menempuh pendidik...