Part 8 ~ Cemburu

136 18 6
                                    

Karena penyesalan tidak pernah datang diawal

***

Reno membawa Valerie ke Rumah Sakit terdekat. Dengan cepat salah satu suster disana membersihkan luka-luka Valerie. Memberikan Alkohol dan menutupi luka tersebut dengan perban. Biasanya seseorang akan mengernyit sakit tapi Valerie hanya menampakkan muka datar seakan tak ada luka ditangannya. Hal itu membuat Reno lagi-lagi berfikir keras tentang gadis itu.

Setelah semua pengobatan terhadap luka Valerie selesai, kini dua remaja itu berjalan beriringan menuju parkiran. Tiba-tiba Reno mendorong Valerie ke dinding dan mengurungnya dengan satu tangannya di samping kepala Valerie. Valerie yang terkejut hanya melebarkan mata. Untung saja koridor tersebut sedang sepi hanya mereka berdua yang terlihat dikoridor tersebut.

"Lo-lo ngapain?" Tanya Valerie terbata-bata. Bagaimana tidak? Kini Valerie sedang dilanda rasa canggung sekaligus sedikit takut dengan tatapan Reno. Seakan-akan mata itu dapat menguak semua rahasianya.

"Lo siapa sebenarnya?" tanya Reno semakin mendekatkan wajahnya pada Valerie. Valerie yang merasa semakin terintimidasi berusaha mempertahankan wajah datarnya. Dia tentu saja terkejut mendengar pertanyaan Reno yang terlalu tiba-tiba. 

"Gue Valerie. Murid baru dikelas lo." ucap Valerie dengan nada tenang yang berbanding terbalik dengan jantungnya yang kini berpacu dengan cepat. Valerie bisa saja mendorong Reno saat ini, namun entah kenapa logika dan hatinya tidak searah. Reno yang mendengar jawaban Valerie menghembuskan nafas kasar tepat didepan wajah Valerie membuat Valerie bergidik merasakan hembusan nafas Reno di wajahnya. 

"Gue emang nggak tau lo siapa sekarang dan gue tau lo bohong. Gue bakal ngungkapin siapa lo suatu saat nanti. Dan disaat itu terjadi lo bakal nyesel pernah berurusan sama gue!" ucap Reno dengan amarah menggebu-gebu. Reno benar-benar ingin menguliti gadis dihadapannya ini. Semua tindakan gadis itu sangat misterius membuat Reno benar-benar penasaran sekaligus geram dengan gadis itu. Dengan cepat Reno berbalik meninggalkan Valerie yang hanya dapat menatap punggung Reno dengan pandangan sedih.

'Maafin gue. Tapi suatu saat nanti mungkin lo yang akan nyesel karena mencari tahu tentang gue.'

***

Setelah mengunjungi rumahnya yang telah lama tak dikunjunginya, Valerie bergegas menuju markasnya. Saat dirumah tadi, dia mendapatkan pesan dari Cita bahwa ada beberapa hal yang perlu dibicarakan. Dengan langkah cepat, gadis itu berjalan keruangan Frederic bahkan dia tidak menanggapi panggilan dari beberapa agent lain.

Saat sampai di depan pintu tersebut Valerie langsung masuk dan melihat Frederic yang duduk di kursi kebesarannya sementara Cita memeriksa berkas-berkas di sofa. Frederic yang pertama kali menyadari kedatangan Valerie langsung bangkit.

"Akhirnya kau datang Valerie."

"Tak usah basa-basi! Langsung ke intinya saja!" Valerie menghempaskan badannya disamping Cita yang membuat gadis itu mendelikkan matanya ganas.

Frederic terkekeh "Kau masih belum berubah. Baiklah.. kita mulai saja!"

"Seperti yang kau tahu, kita mengakses semua media sosial milik Reno mengantisipasi jika ada ancaman yang datang dan Wallaaa.. yang kita takutkan.." Cita menggantung kalimatnya. Tapi Valerie tentu mengerti maksud dari ucapannya. Peneror itu mulai bertindak.

"Peneror itu mengirimkan email berupa ancaman." Ucap Frederic melanjutkan.

"Sebelumnya.. aku ingin bertanya. Kenapa orang ini sangat ingin membunuh Reno? Apa yang telah dilakukannya?" Ucap Valerie.

Für SieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang