TEUKHAE

5.6K 206 13
                                    

"Hyung akan mengantarmu ke sekolah, hae, cepat habiskan sarapanmu," titah Leeteuk pagi ini.

Setelah selesai dengan berbagai ritualnya untuk sang adik dan dirinya sendiri, ia segera merapikan seragam kantornya untuk segera berangkat ke sebuah perusahaan Public Relation, sebagai seorang General Manager.

"Ne, hyung," balas Donghae seketika, ia segera mempercepat ajang makannya, lalu meneguk habis susunya.

"Ayo hyung kita berangkat," tukasnya kemudian sembari menggandeng jemari sang hyung.

Leeteuk yang tengah merapikan dasi yang melingkar dilehernya, tersenyum kecil melihat keceriaan sang adik.

Donghae, namja berusia 8 tahun yang saat ini sudah duduk di bangku sekolah dasar memang selalu menuruti semua perkataan hyungnya. Semenjak kedua orang tua mereka meninggal dunia karna mengalami kecelakaan pesawat, sang hyung-lah satu-satunya anggota keluarga yang ia miliki. Maka dari itu, Donghae begitu menyayangi Leeteuk yang 12 tahun lebih tua darinya.

"Baiklah-baiklah, tunggu sebentar, hae, hyung masih merapikan dasi," pinta Leeteuk sambil menghentikan langkahnya dan diikuti Donghae yang spontan menatapnya intens.

"Ayo hyung, aku tidak ingin kalah dari Eunhyuk, dia berjanji akan memberiku es krim yang sangat banyak jika aku berangkat lebih pagi darinya," rengek Donghae sambil menarik-narik ujung jas Leeteuk, sedangkan namja tinggi itu terdiam sejenak, mencerna perkataan sang adik kecilnya. Ia lantas sedikit berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan sang adik, sebelum mengambil nafas dalam-dalam dan memegang kedua bahu Donghae.

"Donghae-ya, bukankah hyung sudah mengatakan padamu, jika kau jangan lagi memakan es krim? Apa kau lupa? Apa kau sengaja melanggar janjimu sendiri, eoh?" Gertak Leeteuk sedikit marah diakhir kalimatnya.

Donghae menunduk, terdiam menatap lantai yang seakan mengejeknya karena pasti sebentar lagi Leeteuk hyungnya pasti memarahinya habis-habisan.

"Mianhae, hyung," lirihnya kemudian, selama beberapa lama ia hanya diam, mengumpulkan keberanian untuk menjawab pertanyaan Leeteuk.

"Aku ingin makan es krim, hyung, rasanya sudah sangat lama sekali aku tak pernah merasakan es krim rasa coklat kesukaanku," tukasnya masih dengan nada sangat lirih. Ia memang sengaja mengubah nada suaranya sesedih mungkin agar sang hyung mengizinkannya memakan es krim barang sekali saja.

"Tapi kau tak boleh memakan es krim, hae, kau tak ingat, saat Sungjin ahjusshi memberimu es krim hanya sebesar kepalan tanganmu saja, lalu kau sakit keesokan harinya? Apa kau tak mengingatnya?" Balas Leeteuk masih dengan nada lembut, ia harus memberi pengertian sebaik mungkin agar sang adik mau menuruti perkataannya.

Dan seperti biasa, Donghae mengangguk, menuruti perkataan Leeteuk meski harus berdiam selama 5 menit untuk menimbang.

"Good boy, kalau begitu, jja ... kita berangkat," titah Leeteuk kemudian. Ia menggendong Donghae, dan menciumi pipi gembul sang adik. Donghae hanya terkikik geli merasakan pipi kirinya kini menjadi korban keganasan ciuman sang hyung.

"Auh, hyuung, hentikan!" Seru Donghae sambil mencoba menjauhkan wajah sang hyung dari wajahnya. Namun Leeteuk tak menyerah, ia terus menciumi pipi sang adik hingga membuatnya berubah semerah tomat.

"Wae? beri aku poppo juga hae, disini," goda Leeteuk masih mencoba menghibur Donghae agar tak merasa bersedih karena permintaannya tak dikabulkan.

"Shirreo!" Tolak Donghae semakin histeris, lalu berontak untuk turun dan segera berlari kearah mobil sedan berwarna putih itu.

Leeteuk mengulum senyuman leganya. Sepertinya Donghae tak akan marah karena masalah ini.

Leeteuk segera mengunci pintu rumah dan menuju mobilnya. Ia juga harus berangkat ke kantor pagi-pagi sekali karena akan ada meeting pukul 08.00 nanti.

STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang