Without You

215 9 0
                                    

Gue gapernah nyangka, kalau Agan bakalan pergi ninggalin gue gimana caranya gue ngehubungin dia, sementara handphonenya aja ada di gue.
Gue makin ngga ngerti, kenapa Agan bisa semarah ini ke gue.

Perlahan....

Gue semakin ngerti, tentang satu hal...
Bahwa, gue emang gaakan pernah bisa bertemu seseorang yang bisa mencintai gue.
Gue fikir, setelah kehilangan Natcha, gue bisa mulai hubungan sama Agan.
Ternyata gue salah.

Gue pun pergi ke kamar dan meriksa ponselnya Agan, gue ngga nemuin apapun, di ponsel Agan cuman ada nomor gue, kontak gue.
Bahkan di dalam galerinya ada foto gue, apa arti dari semua ini.
Gimana caranya gue mau ketemu lagi sama Agan, gue mau ketemu Agan.

"Mika, ini aku Natcha." Kata Natcha tiba-tiba bikin gue kaget.

Gue buka pintu kamar karna TERPAKSA

"aku mau pergi, aku gajadi kepadang, orang tua Ratu udah mesenin tiket pesawat buat aku sama Ratu, aku sama Ratu akan stay di Bali. Nanti malam aku pergi, aku cuma mau bilang itu ke kamu." Kata Natcha sambil natap mata gue.

Gue berusaha ngga natap mata Natcha, tapi.. sekuat apa pun gue berusaha, tetap ngga akan pernah bisa ngediemin Natcha.

"Ada yang mau kamu sampein ngga ke aku? Sebelum aku pergi." Kata Natcha sambil megang tangan gue.

Gue cuman diem, dan ngga ngomong apa-apa.

"Aku harap kamu bisa bahagia sama pacar baru kamu." Kata Natcha sambil ngusap pipi gue.

Tiba-tiba aja air mata gue jatuh dengan sendirinya, padahal gue udah berusaha supaya ngga nangis, dasar cengeng!
Gue sebel banget, harus nangis di depan Natcha, seolah gue minta belas kasihan.

Natcha meluk gue, dan nyoba nenangin gue.
Usaha gue nahan diri akhirnya GAGAL, gue membalas pelukan Natcha, dan kemudian gue ngelepasin tangisan gue ke Natcha.

Bodoh..

Lagi-lagi gue terkena jebakan dari perasaan gue sendiri, haruskah gue ngedorong Natcha lalu ngelepas pelukannya atau...
Harus gue nikmatin, gue gatau harus apa, disisi lain gue masih nyimpen perasaan ini, Natcha juga ngasih angin kegue.
Apasalah jika gue nikmatin aja dalam keadaan seperti ini, TAPI gue gaboleh kayak gini, Natcha bukan punya gue lagi, kita udah punya kehidupan masing-masing.
Sadar. .

Gue sadar!

Dan ngelepas pelukannya Natcha, tiba-tiba aja, Natcha mendekatkan wajahnya, dan melumat bibir gue dengan paksaan, dan akhirnya gue luluh...

Gue terbawa oleh suasana, hening sepi, dan hanya ada kita, gua dan Natcha.

Gue membalas ciumannya, mungkin ini yang pertama dan yang terakhir kali, gue nikmatin dengan desahan...
Begitu juga dengan Natcha, Natcha terus menggerakan kedua tangannya keseluruh tubuh gue, dan pada Akhirnya...

Gue terus menikmati, menikmati... dan semakin menikmatinya, Rasanya sangat nikmat dan gue gamau ini berakhir.

Dan akhirnya, Ratu pun tiba-tiba terlihat berdiri dibelakang Natcha dan dia terlihat jelas di depan gue.

Gue berusaha buat ngelepasin Natcha, tanpa sadar Natcha menarik gue untuk kedua kalinya, dan meminta untuk melanjutkannya.

"Ratu..." kata gue spontan bikin Natcha terbelalak, dan berhenti bicara, Natcha langsung ngelepas gue dan menoleh ke arah Ratu.

"Maaf..." kata itu diucapin oleh Natcha ke Ratu.

Ratu langsung nampar gue dan ngedorong gue.

"Inget, gue gaakan pernah berhenti buat ambil apa yang harusnya jadi milik gue!!" Kata gue ke Ratu.

Ratu semakin emosi, dan nampar gue untuk kedua kalinya.

"Lo, gaperlu repot buat nampar gue, mukul gue, karna sebesar apapun usaha lo buat nyakitin gue, tetep gue gaakan pernah nyerah buat dapetin Natcha!" Kata gue bikin Ratu semakin marah.

Tiba-tiba Natcha langsung bertindak, Natcha malah membela Ratu dan meminta gue pergi dari hadapan mereka.

"Kamu... kamu jahat!!!" Kata gue ke Natcha.

"Aku mohon, tolong pergi, aku gak tega ngeliat kamu sakit." Kata Natcha ke gue.

Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang