Andre (not) my papa

5.3K 267 16
                                    

Adhel Pov.

Aku berjalan menuju sebuah bangunan tua yang sudah lama kosong.

Usang. Tanpa jendela. Sinar terik menyeruak masuk dari celah-celah terbuka.

Aku mulai menaiki sebuah tangga dan tiba di rooftops. Dan melihat Andre berada.

"Kenapa kau bersikap seperti ini? apa aku mempunyai salah padamu? Sehingga untuk mengakui anakmu saja kau tak sudi" Dia menoleh kearah samping lalu terkekeh.

Disitulah tempat favoritnya. "Hey, bagaimana bisa kau mengetahui keberadaan ku anak sialan?" Jawabnya lalu berbalik kearah ku.

"Bahkan kau tidak sadarkan? Bahwa aku sering menguntitmu?" Benar, dia tidak sadar dan tidak akan. Bahkan kehadirankupun tidak pernah dianggap olehnya.

Aku selalu bertanya pada ibu. Kenapa dia jahat padaku? Kenapa dia tidak pernah mengganggap ku selayaknya anak? Tapi ibu tidak pernah menjawabnya, ia hanya tersenyum seraya mengelus rambut ku. Selalu mengelak.

"Hah.. dasar tukang pengaku" katanya sambil membuang puntung rokok lalu menginjaknya.

"Kau tau? Saat aku berumur enam tahun aku iri dengan semua teman ku. Dimanja, disayang, dipanggil sweety atau honey oleh ayahnya. Sedangkan aku? Aku bingung. Kenapa ayah membuang muka saat melihat wajahku, dan kapan ayah memegang sebelah tanganku sambil berjalan dan tertawa riang?" Dia diam. Aku diam.

"Apa yang kau bicarak-"

"Makanan favoritmu? Daging asap kan? Tempat yang membuatmu tenang setelah bertengkar dengan ibu, disini kan?" Potong ku.

"Jika ditanya sebesar apa benciku pada mu, sangat besar! Tapi rasa penasarankulah yang membuat itu semua hilang begitu saja. Hilang terbawa halusinasi ku saat aku membayangkan di manja oleh mu, disayang, dan diajak keliling taman saat sore. Aku ingin berbincang banyak pada mu, mengetahui sesuatu yang sangat kau suka sampai hal yang paling kau benci, layaknya anak bertanya pada ayahnya"

Tak sadar air mataku jatuh. Kepalaku tertunduk, rasa sesak mulai menyeruak kedalam paru-paru ku.

"Aku selalu menguntitmu saat kecil. Dengan seragam sekolah yang masih melekat ditubuh, berjalan mengendap-endap dibelakangmu. Menguping pembicaraan ringan mu bersama ibu, dan dengan begitu aku jadi lebih tau banyak tentang dirimu" dia diam. Membisu.

"Memangnya apa salah yang pernah kuperbuat?! Sehingga kau begitu membenciku? Kenapa! Katakanlah! Jangan membuat ku bingung!"

"Mau tau? Karna kau hadir dalam kehidupan ku! Itulah masalahnya!"

"Maksud mu apa?! Aku ini anak mu! Apa aku anak pungut hah?!"

"Memang iya! Kau itu anak pungut! Aku selalu ingin memberitahu mu tapi si jane bodoh itulah yang menahan-nahanku!" apa maksudnya?

"Maksudmu apaa hah?!" aku butuh penjelasan, supaya bisa mengakhiri permusuhan dengannya.

"Dulu jane tidak bisa memberi ku anak! Tapi dengan bodohnya dia mengadopsimu dan menjadikan mu anaknya! Aku ingin anak yang lahir dari rahimnya, bukan anak pungut sepertimu!" bohong.

"Bohong! Kau bohong!! Kau penipu!!" teriak ku sambil menangis. Belum cukupkah rasa sakitku tuhan? Setelah tidak diperlakukan layaknya anak dia bilang bahwa aku bukan anaknya?

"Hey! Sekarang kan kau sudah tau, jadi terimalah kenyataannya bahwa kau adalah seorang anak pungut!"

Aku menggeleng lalu berjalan mundur perlahan. Ini tidak benar kan? Mana mungkin!!

"Tanyalah pada si jane itu! Sudah tau kan kenapa alasannya dia selalu mengelak saat ditanya oleh mu?" dia menyeringai mempermalukanku.

Jantungku berdetak lebih cepat, air mata ku berjatuhan dengan deras. Aku menggeleng lalu berlari meninggalkannya yang terus berteriak "pergi kau anak sialan!! Anak pungut!"

"Hiks... Bohonggg!!!!" saat aku berlari menuruni tangga kaki ku terselengkat dengan kaki sebelah ku. Sial!

Aku berguling kebawah. Menahan sakit dihatiku dan sekarang ditambah di tubuhku.  Hikss Aku ingin mati saja!

Sebelum kegelapan menyelimutiku masih bisa kudengar teriakan Andrew walaupun kurang jelas.

"Adhellll!! Grr.." lalu ada tangan yang merengkuhku nyaman. Andrew... Semoga kau benar-benar tulus mencintai ku ya? Karna hanya kau yang bisa memberi kebahagiaan murni untuk ku.

Dan setelahnya kegelapan benar-benar menghampiriku.

Gimana? Gimana? Gimana? Sebelumnya aku mau terimakasih buat kalian yang mau baca, vote dan komentar cerita ini:-)  tanpa kalian cerita ini ngak bakal aku lanjut kalo ngak ada kalian yang mau nyemangatin aku:'(

Dan tanpa kalian ngak bakal ada yang mau follow aku dengan cuma-cumaa:'(

Aku cinta kalian dan terimakasih atas komennya yang bikin aku senyum senyum sendiri atau jejingkrakkan dikasur karna ada yang mau nunggu kelanjutan cerita ini:-* 

Cium sini satu-satu muahhh! Jadi, gimana sama chapt yang ini? Adhel strongg dongg hwaa hehhe, oke sekian terimakasih.

Babayyyy

My Protective AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang